2012 dan Teologi Kiamat
Oleh Luthfi Assyaukanie
Siapa saja yang pernah belajar sedikit biologi, sedikit fisika, dan sedikit astronomi, pasti tidak susah memahami kalau 2012 adalah film tentang bencana alam, dan bukan tentang eskatologi. Cuma orang kurang wawasan yang menganggap itu film agama. Seluruh adegan bencana dalam film itu bisa dijelaskan secara ilmiah, setidaknya fiksi-ilmiah. Emmerich tidak pernah berpretensi memasukkan Tuhan di dalamnya, karena sains sudah lebih dari cukup menjelaskan semua peristiwa alam.
Komentar
emang bener....cuma agama dan negara qita aja yang heboh ma film 2012..terlalu bodoh untuk diikuti mengenai larangan untuk nontn 2012…
sungguh aneh, dulu saat film berseri ‘kiamat sudah dekat’ cukup jadi idola, tiada yang memprotes...sekarang digambarkan 2 atau 3 tahun lagi akan kiamat, malahan pada protes…
lagian kalo emang pintar, pasti harusnya tahu sendiri lah mana yang sekedar film, mana yang fakta, mana pendapat yang beneran, mana yang sekedar mencari uang demi mengarungi ganasnya hidup.........
agaknya satu hal yang perlu di ingat bahwa innahum yaraunahuu ba’iidan wa naraahu qoriiban....tak perlu banyak protes, ini masalah hati. biarkanlah orang mencari rezeki dengan cara yang mereka anggap benar karna harta itu suci.
Anda menyikapi hal-hal yang terjadi sekarang dengan bijaksana sekali… tidak dengan hati panas dan kepala panas… semoga artikel ini bisa membuka wawasan saudara-saudara kita yang di MUI maupun di FPI…
Betul...betul...betulll…
hanya orang yang pemahamannya dangkal dan mengaku-aku pandai saja yang menganggap 2012 adalah film agama
Terima kasih bung Luthfi untuk ulasannya yang lugas. Siapapun yang menonton film ini dengan pikiran jernih dengan jelas, akan menemukan bagaimana film ini menggambarkan suatu bencana besar yang bisa terjadi, bila manusia mengembangkan kekeliruannya dalam pengelolaan dan penataan bumi. Film ini tak memiliki keterkaitan apapun dengan metafora2 dan mitos2 apokaliptis yang berkembang dalam agama-agama. Kalaupun mau disejajarkan, barangkali dapat dikatakan bahwa film ini hanya memindahkan konsep metafora apokaliptis dari agama-agama kedalam suatu ruang modern, sekaligus memperhadapkannya dengan berbagai metofora dan mitos kesuksesan masyarakat kontemporer. Karenanya betapa terasa miris dan menggelikan membaca ketakutan dan kemarahan2 yang naif terhadap peredaran film ini di Indonesia. Sama menggelikannya menyaksikan teman saya, yang segera mengambil dan mengacak angka 2012 untuk kupon lotto yang dibelinya dekat rumah kami disini, hehehe.
Walah wong cuma pelem aja bikin marah, wong belum tentu betul begitu. Kalo katanya bikin syirik kok ya gampang banget jadi syirik. yang mendewakan uang, harta, pangkat dll itu bisa lebih syirik dari pada nnton pelem ini.
Bung Luthfi,
terimakasih atas komentar Anda mengenai film 2012. Saya yakin silent majority berpikir seperti Anda, maju dan tidak mudah goyah imannya hanya karena sebuah film fiksi.
Fiksi Ilmiah, dua kata fiksi dan ilmiah dalam sistem manusia fiksi itu diluar jangkauan sedang ilmiah dalam jangkauan nalar.
Dalam sistem Tuhan, semuanya dalam satu kesatuan artinya ketika tuhan mencipta manusia ya sekaligus ilmiahnya, khayalannya, mimpinya dan fiksinya jadi kalo kata Gusdur begitu kok repot, wong segala yang dianggap khayalan, fiksi, mimpi dsb dsb itu juga ciptaan Than dan musti adanya jika memakai sistem Tuhan
cerdas bung. walaupun islam kayak gitu tapi ada yang masih berfikiran logis spt bung salut! Imajinasi manusia udah sangat tinggi tapi mui dan fpi masih aja beskvat tentang haram/ musrik dan sebagainya.
2012 memang film yang fenomenal saat ini,,
bahkan teman sekelasku pun banyak yang berencana nonton film tersebut mumpung belum dicekal(?),,
Thanks atas informasinya yang berharga, keep your faith!!
sejak fatwa haram tentang Rokok, Yoga, dan kedatangan Miyabi, umat semakin tidak respek pada MUI. lembaga yang hanya bisa bikin label Halal dan Haram dengan cara berpikir yang dangkal.
2012, sesungguhnya bisa dijadikan sarana dakwan untuk mengingatkan kita lebih mendekatkan diri pada Tuhan walaupun sifatnya hanya fiksi. kalau kita perbandingkan dengan film-film yang lain yang juga sama dijadikan ajang dakwah di dunia hiburan sekedar memberi contoh ayat-ayat cinta. kewajiban intelektual muslim lah untuk mentranformasi pemahaman bahwa subtansi di film 2012 memang benar-benar film fiksi ilmiah, ini sangat penting karena masih ada sebagian umat yang suka berkomentar terlalu dini, tampa faham ilmunya.
Saya belum pernah melihat film 2012 yg menimbulkan pro kontra dimasyarakat. Terlepas film itu menceritakan tentang hari kiamat yg bermuatan agama ataupun tentang sains ilmu pengetahuan, saya mau mengingatkan kepada seluruh masyarakat bahwa masih banyak PR kita yg justru lebih urgen untk kita bahas dan kita selesaikan daripada film tsb. Kemiskinan dan kebodohan merupakan musuh kita bersama yg harus segera kita tuntaskan, tidak jalannya regulasi sistem dg baik juga merupakan salah satu penyebab terjadinya 2 problem tsb. Oleh karenanya masyarakat jangan terjebak oleh isu-isu murahan dan kampungan yg justru mengalihkan perhatian kita terhadap isu-isu yg lebih besar. Biarkan para elit pemimpin kita dan para tokoh elit ormas yg bingung menanggapi film tsb krn mungkin mereka takut kiamat itu bakal terjadi sementara mereka masih banyak dosa terhadap rakyatnya.
Saya heran ketika pertama kali mendengar berita bahwa MUI mengeluarkan pernyataan Haram untuk sebuah Film fiksi 2012. Apakah MUI tidak percaya dengan ke-Iman-an umat Islam ? hingga harus mengeluarkan Fatwa haram nonton film ini ?
MUI/FPI bukan kumpulan Malaikat, kalau tidak setuju tidak usah nonton, tapi jangan melarang orang lain untuk nonton ! Mereka lupa kalau banyak cendekiawan Muslim yang pemikirannya jauh diatas mereka dan mereka tidak “ kebakaran Jenggot “
Umat/tokoh agama lain tidak seheboh mereka ! mereka lupa juga kalau Negara Republik Indonesia ini isinya bukan cuma Umat Islam !
atau jangan2 mereka dibayar oleh pengelola Bioskop atau sutradara film ini untuk heboh biar calon penontonnya makin penasaran ?
Ada positif ada negatif, nah manusia diberi akal sehat, pilihlah bukannya malah melarang-larang.
mereka meremehkan keimanan umat Islam.
MUI harusnya hati2 dengan Fatwa2nya, karena MUI bukan Tuhan dan jangan ada yang men-Tuhan-kan MUI atau menganggap diri Tuhan, itu dosa, Musyrik.
Saya setuju dan sependapat dengan pembahasan bung Luthfi, sebaiknya kita menyikapinya lebih bijaksana dan tidak mudah tergiring opininya oleh orang-orang yang kurang memahami dan kurang wawasannya.
salute,bung Luthfi.Cerdas
Siapa saja tahu kok sebuah film itu bakal laku dijual dan mampu menjaring penonton yang banyak kalau pemasarannya bagus. Kehebohan adalah tanda dari keberhasilan pemasaran. Jadi film ini betul-betul sangat berhasil dari segi bisnis dan pasti mendatangkan keuntungan yang luar biasa.
Dan konsumennya adalah orang Islam yang lugu dan fanatik.
Anda lebih mengemukakan tentang efek visual dari sebuah hasil kerja yahudi. Sementara disisi lain anda mengesampingkan apa yg mendasari MUI dalam melarang film tersebut. Saya kira MUI juga tidak mengenyampingkan faktor2 sains dlm perkara kiamat. Tetapi mengenai pencantuman 2012 sebagai sentral dari film ini yg memberi makna bahwa kiamat ada pada tahun 2012. Itu alasan MUI mengharamkan film tsb. Karena hakikat kiamat sendiri adalah rahasia ALLAH tak ada seorangpun manusia yg tahu kapan itu terjadi.
memang terlalu sulit bagi bangsa kita ini untuk berusaha menatap jernih terhadap persoalan, terutama jika menyangkut simbol-simbol keagamaan. padahal bisa dikata sebuah simbol belum tentu akan mewakili secara perfect apa yang disimbolkannya itu. apapun yang terjadi yang perlu kitaperhatikan adalah pesan yang terkandung di dalam film itu. apakah akan berdampak baik terhadap keimanan dan keberagamaan kita ato tidak, coba kita tanya hati yang berdebar.....
Dari awal sang sutradara Roland Emmerich tidak pernah menggagas tentang film KIAMAT, yang tersaji di film tersebut juga bukan Ramalan Suku Maya, melainkan bagian dari prediksi ilmiah mengenai siklus “pembaharuan” fisik bumi dalam masa 26.000 tahun sekali, hal yang menjadi penjelasan mengenai kemusnahan zaman Dinosaurus.
Film 2012 dengan sangat jelas hanya menyiratkan visualisasi Bencana Besar yang bisa mengancam bumi, atau lebih tepat jika dianalogikan dengan kisah banjir di masa Nabi Nuh, karna jelas sekali dalam film tersebut anak laki-laki dari pemeran utama bernama Noah (yang dalam Injil berarti merujuk Nabi Nuh). Bukankah jelas sekali bahwa Bencana Besar di zaman Nabi Nuh bukanlah KIAMAT.
Dalam film 2012, yang tergerus bencana hanyalah bumi dan pada endingnya ribuan orang masih selamat. Hal ini kan berbeda dengan Kiamat dalam konsepsi agama Islam.
Ada semacam kerancuhan konsepsi ditengah publik mengenai istilah Kiamat itu sendiri, bukankah sudah jelas bahwa Kiamat dalam konsepsi Islam adalah kehancuran Langit dan Jagad Semesta beserta isinya, berakhirnya Dimensi Waktu atau dalam islam memakai istilah Yaumul Akhir (Hari Akhir). Sementara apa yang menjadi tema dalam Film 2012 adalah ‘The End of The World’ (Akhir Dunia), yang lebih berpretensi kepada Dimensi Ruang.
Pada tataran semiotik, jelas kita dapat membedakan secara logis antara; apa itu “HARI” dalam paradigma keislaman dan apa itu “DUNIA” dalam paradigma non-islam/umum. Disitulah sebenarnya terjadi kesalahpahaman, sangat tidak relevan apabila menafsirkan Akhir Dunia menjadi identik dengan istilah Kiamat.
Lantas kenapa istilah “Film 2012 adalah film Kiamat” bergulir dengan mudahnya di tengah publik dan menjadi wacana yang mengemuka? Bisa jadi karena banyak faktor, namun yang dapat ditelisik adalah “Boleh jadi wacana yang bergulir tersebut merupakan bagian dari Strategi Marketing Film” yang memakai cara kontroversi sehingga menghasilkan fenomena kontraproduktif, begitulah teori marketing yang populer di abad ini, sesuatu yang menjadi pro-kontra justru selalu memantik hasrat konsumen untuk semakin penasaran. hal inilah yang justru didambakan Marketing Perfilman.
Film 2012 sama sekali tidak menggambarkan KIAMAT. Justru mereka yang terpengaruh informasi dan Mereka yang mengatakan ”Film 2012 adalah film tentang Kiamat”, mereka harus mempertanggungjawabkan ucapannya!!! Karena hal itu sebuah KLAIM yang sangat menyesatkan.
Komentar Masuk (19)
(Tampil semua komentar, ascending. 20 komentar per halaman)