Jangan Kaitkan Bencana dengan Azab - JIL Edisi Indonesia
Halaman Muka
Up

 

Kliping
05/11/2010

Jangan Kaitkan Bencana dengan Azab

Ulil Abshar-abdalla, tokoh Jaringan Islam Liberal, mengatakan, komentar mengenai azab Tuhan yang keluar dari mulut beberapa pejabat disebabkan karena penafsiran yang salah mengenai isi kitab suci.

Sriwijaya Post, 5 November 2010

Komentar beberapa politikus dan pejabat yang mengaitkan beberapa bencana dengan nilai-nilai agama dianggap kurang pantas. Komentar ini dianggap cenderung menuduh para korban bencana sebagai orang yang berdosa dan pantas mendapatkan hukuman dari Tuhan.

Ulil Abshar-abdalla, tokoh Jaringan Islam Liberal, mengatakan, komentar mengenai azab Tuhan yang keluar dari mulut beberapa pejabat disebabkan karena penafsiran yang salah mengenai isi kitab suci.

“Ada semacam template di kitab suci tentang bencana. Misalnya, ada cerita saat manusia membangkang kepada Tuhan kemudian Tuhan menghancurkan seluruh muka bumi. Nah, waktu sekarang ada bencana, para tokoh ini langsung mengambil template itu. Menurut saya, jangan dihubung-hubungkan, ini proses alam saja,” ujarnya dalam diskusi “Politisasi Bencana” yang digelar oleh Serikat Jaringan untuk Keberagaman (Sejuk) di Jakarta, Jumat (5/11/2010).

Korban bencana yang saat ini sudah menderita, menurut Ulil, tersakiti karena komentar para pejabat yang menganggap mereka terkena azab Tuhan. “Apa salah Yogyakarta, di sana ada keraton, Muhamadiyah, pesantren juga banyak. Masyarakat Yogya sangat beragama, tetapi dibilang kena azab Tuhan. Ini, kan menyakiti para korban. Mereka sudah tertimpa bencana malah dituduh menerima azab pula,” tegasnya.

Politikus PDI-P, Budiman Sudjatmiko, yang juga menjadi pembicara dalam diskusi itu, berharap agar masyarakat termasuk pejabat melihat suatu bencana dengan rasio. Menurutnya, bencana hanya merupakan proses alam, tidak berhubungan dengan azab Tuhan.

“Ini hanya proses yang dialami bumi saja, seperti manusia yang tumbuh, kena sakit kepala atau flu. Hanya seperti itu saja. Maka jadikan manusia sebagai subyek bencana, bukan obyek yang berdosa kemudian diazabkan,” ungkapnya.

05/11/2010 | Kliping | #

Komentar

Komentar Masuk (21)

(Tampil maks. 5 komentar terakhir, descending)

Tentang mesjid yang tidak pakai alat pengkal petir dan tampat maksiat yang pakai penangkal petir.

Meurut saya, keduanya bisa tersambar petir.

Tempat maksiat walaupun sudah dilindungi teknologi setinggi apapun tidak menutup kemungkinan bahwa Allah bisa menghancurkan tempat itu karena kemaksiatannya. Sebagai contoh begitu banyak ummat terdahulu yang memiliki teknologi tinggi pada jamannya dihancur leburkan karena kesombongannya.

Sedangkan mesjid yang tidak dipasang penangkal petir bisa juga terkena petir karna Allah telah memerintahkan kita untuk berfikir dan tidak berbuat bodoh. Umat Islam bukan umat jahiliyah.
Rasulullah mengatakan agar menambatkan unta terlebih dahulu baru bertawakal.

Posted by deden  on  11/19  at  06:07 AM

dulu waktu aku masih kecil aku sering diberi tahu oleh kiyai bahwa
1. “ setiap orang pasti diberi cobaan untuk meningkatkan ketakwaan atau keimanannya”
2. “ setiap orang yang berdosa pasti akan mendapatkan azab didunia ini yang sepadan dengan dosa yang mereka lakukan.”

yang menjadi pertanyaan : apakah mungkin kita sebagai manusia biasa bisa mengetahui apakah bencana yang menimpa ini adalah suatu azab atau ujian yang dapat meningkatkan keimanan kita?

azab maupun cobaan tidak memiliki parameter yang jelas sehingga tak pantas kiranya kita sok tahu tentang alasannya. dan mungkin hanya yang maha tahulah yang mengetahuinya.

Posted by ikhul  on  11/18  at  02:32 PM

tuhan yang murka dan menghukum adalah pemikiran yang terburu-buru.

murka memiliki unsur emosi, sesuatu yang saya pikir tidak dimiliki olehNya.

Posted by rizqi  on  11/16  at  12:20 PM

Memprihatinkan orang yang alergi mengaitkan musibah dengan kehendak ALLAH..mengatakan bahwa hal itu biasa..bisa dijelaskan secara ilmiah..dll
Alam yang berkuasa atau ALLAH?
Kenapa frekwensi gempa lebih kerap dan masiv tiap dekade nya?
Klo dibiarkan, orang2 yg senang mendangkalkan aqidah akan bilang “banjir Nuh kehendak alam,bencana kaum sodom dan gomorah kehendak alam,terbelahnya lautan adalah kehendak alam..”,mungkin bung putra pertiwi bisa jadi pelopornya utk menuliskan hal2 spt itu, bukan begitu bung? 
Saya setuju dengan saran Torik Hanifan, istighfar, ambil hikmah,supaya anda menjadi org yg bertakwa

Posted by endy  on  11/14  at  11:14 PM

bencana dan azab bisa terjadi di mana saja!
untuk itu sebagai orang Islam harus meyakininya dengan sepenuh hati. karena kita hanyalah manusia, segala sesuatu Tuhan yang menentukan, kita hanya bisa berusaha dan berupaya! ambilah hikmah dari bencana dan azab, itu peringatan dari Allah agar kita senantiasa ingat kepada-Nya dan terus beriman dan bertakwa!

Posted by Torik Hanifan  on  11/13  at  12:56 AM

comments powered by Disqus


Arsip Jaringan Islam Liberal ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq