Melacak Jejak Liberal di IAIN - Komentar - JIL Edisi Indonesia
Halaman Muka
Up

 

Kliping
25/05/2002

Melacak Jejak Liberal di IAIN

Oleh Redaksi

Tulisan di bawah ini menyorot Islam Liberal khususnya di IAIN

25/05/2002 09:24 #

« Kembali ke Artikel

Komentar

Komentar Masuk (5)

(Tampil semua komentar, ascending. 20 komentar per halaman)

Halaman 1 dari 1 halaman

Assalamualaikum wr. wb.,

Saya hanya ingin bertanya sebagai orang yang awam mengenai perkembangan kemahasiswaan saat ini, apakah memang sudah sejauh ini cara mereka berpikir sehingga lepas dari konsensus yang sedang mereka cari. Jika saja Mahasiswa IAIN sudah memberikan gambaran seperti ini, kemudian mereka dijadikan tolok ukur oleh masyarakat sebagai wadah untuk mengkaji ilmu keislaman, bagaimana dengan nasib orang tua yang harus bingung kemana lagi mereka akan melepaskan anak mereka untuk menuntut ilmu.  Adakah segi positif lainnya dari sekian banyak masalah yang terjadi saat ini (seperti yang digambarkan diatas) untuk mendongkrak nama IAIN kembali menjadi tumpuan harapan umat.

#1. Dikirim oleh Indra  pada  18/06   12:06 PM

Saya seorang mahasiswa fak.Ushuludin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Apa yang dituturkan dalam artikel diatas memang ada benarnya, sayapun tak malu dan tak takut lagi untuk di cap “kiri”. Tapi bagi kami yang mengambil jalan “kiri” ini pun sebenarnya juga sedang berjuang. kami punya kecemasan-banyak kecemasan-. Kami sadar bahwa umat Islam dalam beberapa abad terakhir mengalami kemunduran dan jauh tertinggal dari barat. kami mencoba menelusuri kesalahan - kesalahan dengan banyak belajar dari sejarah. Jika kami mempelajari filsafat dan teori - teori sosial modern dianggap sebagai suatu kesalahan maka tunjukkan pada kami jalan “kebenaran” yang benar itu. Kami juga sadar bahwa kami adalah anak bangsa Indonesia, kami tak bisa tinggal diam disaat dari hari kehari bangsa yang mayoritas muslim ini semakin banyak cela. apanya yang salah? apakah karena kita Islam, apakah Qur’an dan Hadist yang salah? atau jangan - jangan keterpurukan kita ini justru karena kekakuan dan kekolotan kita dalam beragama. Sahabat, berpikirlah....membacalah dari sejarah dan jangan sekedar berburuk sangka terhadap pembaharuan. kami tak bermaksud apa - apa, kami hanya tak mau terus berlarut dalam keterpurukan. kami hanya tak mau tertinggal dalam peradaban. maka marilah kita senantiasa belajar menjadi manusia yang cerdas, yang mau belajar dari pengalaman masa lalu.

#2. Dikirim oleh erham budi mahatma  pada  14/10   08:10 PM

Sebagian masyarakat beranggapan bahwa sudah sejak lama Agama Islam mengalami kemunduran,dan sebagian besar kaum intelektualitas berasumsi bahwa kemunduran tersebut disebabkan oleh kejumudan umatnya dalam berpikir. Lalu sekarang, jika kaum intelektualitas berusaha untuk menyebarkan virus “mainset up grading” saya pikir itu adalah langkah awal dari rangkaian panjang sebuah proses dalam melaksanakan misi pengamalan perintah Allah SWT untuk memposisikan Agama Islam sebagai agama Rohmatan Lil’alamin yg harus selalu up date dalam mengawal perkembangan zaman,karena kita semua mafhum bahwa Agama Islam diturunkan di dunia ini untuk menjadi solusi bagi umat manusia secara keseluruhan. So....??
-----

#3. Dikirim oleh Muhsin junaedi  pada  21/02   07:02 AM

assalamualaikum sahabat semua,tau ga KITA umat islam sudah banyak sekali cobaan,saya hanya berpesan,tolong jangan buat perpecahan pada umat islam sendiri,eratkanlah tali persaudaraan di antara kita,selagi kita masih punya niat baik,jangan pernah jadikan kan diri kita sebagai duri bagi umat islam itu sendiri,jangan sampai ALLAH menutup hati kita karena anggapan bahwa kita saja yang merasa benar,… jikaingin mengahancurkan, hancurkan saja orang yang ingin menghancurkan islam.... kita semua sama-sama ingin memasuki surgaNYA ALLAH.

#4. Dikirim oleh Rifa  pada  25/11   10:47 AM

@mahatma: perkataan anda ini merupakan cerminan rendahnya ilmu anda terhadap Islam. Sesungguhnya agama ini tidak tegak melainkan dengan ilmu dan amal. Bagaimana kita mau menang melawan kaum kuffar jika kita malah tasyabbuh (menyerupai) mereka? Kalla tsumma kalla, tidak, sekali kali tidak. Jalan yang terbaik ialah melalui dua cara: tasyfiyah dan tarbiyah. Tasyfiyah yakni mensucikan diri-diri kita, kaum muslimin, dari hal-hal yang berbau bid’ah, khurafat, dan tasyabbuh terhadap kaum kuffar dan tradisi jahiliyyah. Tarbiyah yakni melalui pendidikan, peningkatan ilmiyyah terhadap aqidah, hukum, fiqh, ibadah dan akhlah Islam sesuai dengan Al Qur’an dan As Sunnah MENURUT PEMAHAMAN PARA SHAHABAT DAN PARA SALAFUL UMMAH. Tidak ada keselamatan kecuali kita mengikuti pemahaman para sahabat, berdasarkan sabda Nabi tentang 3 generasi terbaik umat ini, yaitu generasi shahabat, tabi’in, tabiut tabi’in. Dan masih banyak lagi dalil tentang keharusan mengikuti pemahaman shahabat terhadap ajaran yang dibawa Nabi Muhammad. Karena mereka lebih a’lam (mengetahui ilmunya), ahkam (lebih berhukum terhadap hukum Islam), dan aslam (lebih selamat). Tidak syak lagi bahwa inilah yang lebih selamat, yang akan mengangkat kita dari jurang kebingungan atas banyaknya firqoh, golongan dan pemahaman2 yang sesat dan menyesatkan. Wallahu a’lam, dan saya berlindung kepada Allah dari semua keburukan.

#5. Dikirim oleh abu abdullah  pada  26/11   11:33 AM
Halaman 1 dari 1 halaman

comments powered by Disqus


Arsip Jaringan Islam Liberal ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq