Pelajaran Berharga dari Pakistan - Komentar - JIL Edisi Indonesia
Halaman Muka
Up

 

Kolom
16/09/2001

Pelajaran Berharga dari Pakistan

Oleh Taufik Adnan Amal

Pakistan merupakan salah satu contoh yang bagus untuk kasus kontroversi semacam itu. Elan dasar pendirian “republik Islam” ini, seperti terartikulasikan dalam gagasan pendiri-pendirinya, Iqbal dan Jinnah, adalah kehendak komunitas muslim --sebagai bangsa terpisah di anak benua India-- untuk membentuk negara di mana mereka mampu menerapkan ajaran Islam dan hidup selaras dengan petunjuknya.

16/09/2001 08:04 #

« Kembali ke Artikel

Komentar

Komentar Masuk (2)

(Tampil semua komentar, ascending. 20 komentar per halaman)

Halaman 1 dari 1 halaman

Jatuhnya umat islam dimuka bumi ini disebabkan oleh tidak adanya kepemimpinan tunggal bagi umat islam.Oleh karena itu hendaknya kita berjuang bersama untuk kembali memperjuangkan berdirinya kepemimpinan umat islam sedunia tersebut. Hal ini telah terbukti pada zaman berjayanya Rasulullah ketika dipimpin beliau.Harap kaum muslimin segera sadar dan bangkit kembali. Yakinlah islam akan menang.Itu janji Allah! Allahu Akbar!
-----

#1. Dikirim oleh rina lestari  pada  02/08   03:09 AM

KATA Islam, kita pahami sebagai ajaran Allah agar seluruh ummat manusia (termasuk non-muslim/atheis) dapat saling memudahkan. Islam itu diamanatkan oleh Allah dalam Qurän dan Sunnah Rasul.

Sebaiknya, pemeluk Islam disebut ummat Islam atau muslim saja. Tidak perlu ada penyebutan kyai, syekh, ulama, atau ulul albaab dll. Pada ketika ajaran itu sampai di “wilayah” kemanusiaan atau kemusliman, ketika itu pula berlaku penafsiran. Dengan demikian, tidak lagi ada istilah partai Islam, negara Islam, bank Islam, universitas Islam, syariat Islam, Islam liberal, sesat, syiah, sunni dll, tetapi cukuplah partai muslim, negara muslim, dst.

Jika demikian, maka satu juta abad kedepan pun ummat muslim tetap sadar dalam mengaktualisasikan keimanannya dalam semua-mua aspek sehingga mampu merahmati yang lain.

Jika kaum muslimin sudah mampu berendah-hati tanpa melacurkan sebuah fatwa, misalnya, so pasti, usulan Rina Lestari pantas menjadi harapan.

Tanpa itu, mustahil bukan? Contoh, saya tidak memilih para bandit di Pemilu Legislatif 9 April, kenapa MUI bilang haram?
Rasul saja tidak pernah punyai ulama, koq. Apalagi “nganggep”?!

#2. Dikirim oleh Rangon el Tobor  pada  16/04   12:44 AM
Halaman 1 dari 1 halaman

comments powered by Disqus


Arsip Jaringan Islam Liberal ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq