Perang Tanpa Pemenang - Komentar - JIL Edisi Indonesia
Halaman Muka
Up

 

Kliping
01/08/2006

Perang Tanpa Pemenang

Oleh M. Guntur Romli

Menghadapi situasi terjepit ini, hanya rakyat sipil dan pemerintah Lebanon yang butuh sokongan. Kelompok Hezbollah tidak perlu dibela ataupun aksi Israel ini hanya untuk dimaklumi. Peran Amerika tidak bisa dinafikan untuk menekan pemerintah Israel agar menghentikan serangan. Segala bentuk dalih dukungan pada Israel—misalnya dengan mengatakan bahwa Israel hanya membela diri—akan semakin mendorong Israel untuk terus melakukan serangan.

01/08/2006 04:05 #

« Kembali ke Artikel

Komentar

Komentar Masuk (6)

(Tampil semua komentar, ascending. 20 komentar per halaman)

Halaman 1 dari 1 halaman

Salam, Analisa cukup bagus, namun dengan nilai provokasi di sisi lain. Tulisan Guntur, bukan untuk menimbang faksi Israel maupun Hizbullah Pra-Perang yang telah terjebak dalam benang kusut konflik cukup lama. Pendudukan, penjajahan, dan kolonialisme, tetap menjadi benih segar bagi perlawanan suci. Hanya perang membela kemanusiaan dan hati manusia, yang menjadikan kemenanganperang adalah kemenangan manusia. ~IH~

#1. Dikirim oleh Islam Hadhari  pada  06/08   08:08 PM

membaca tulisan anda, saya seperti menontot CNN CNBC dan FOX sekaligus yang kesemuanya telah mendapatkan celupan lobby yahudi dan mengalami arahan dari perselingkuhan kekuatan poliotik neo konservatif maupun corporate moghul neo liberalis. Anda memilih kata-kata provokasi untuk menstigmakan pejuang lebanon, padahal serombongan intelektual negarawan palestina masih mendekam diculik oleh israel. betapa gigihnya anda membangun analisis yang memojokan satu pihak (hizbullah) dan menafikan konsistensi fihak lain (israel) untuk melakukan agresi sejak awal di timur tengah. dan treakhir anda menandatangani tulisan anda seolah andfa pengamat timur tengah tulen, yang kebetulan telah gagal mengamati fakta bahwa israel adalah musuh kemanusiaan yang anti demokrasi
-----

#2. Dikirim oleh hummam haqqani mufti  pada  08/08   11:08 PM

Analisa anda bagus dan fair. Analisa ditulis tanpa fanatisme yang menyebabkan inti permasalahan dapat diungkapkan dengan logis dan fair.

#3. Dikirim oleh totok  pada  01/10   01:14 PM

Analisanya kritis dan fair karena memang begitulah situasi Timur Tengah sekarang ini..Banyak pendukung Hizbullah yang tidak mau menerima stigma negatif ataupun kekurangan Hizbullah padahal jika dilihat dengan seksama dan mengatakan bahwa Hizbullah memenangi perang itu adalah sama dengan membohongi diri sendiri..sama kejadiannya dengan Perang Yom Kippur...bangsa Arab mengumumkan mereka menang tetapi sedikit yang tahu dan tidak ada media Arab yang berani menulis bahwa Tentara ke tiga Angkatan Darat mesir terkurung Di Suez menunggu di hancurkan bahkan lebih memalukan lagi mereka tinggal diberi bantuan makanan dan minuman oleh Israel..jika Amerika dan Uni Soviet tidak ikut campur Mesir terancam kalah total..Artileri Angkatan Darat mesir tinggal 60 KM dari Kairo.

#4. Dikirim oleh alex  pada  19/12   06:23 PM

Mampukah bangsa Arab bersatu melawan Israel ..?
mengingat sejarah perang tahun 1967 perang enam hari Israel dapat mengalahkan Mesir dan konco-konconnya. Ini sekarang menjadi pertayaan karena Israel sekarang sudah siap perang melawan bangsa Palestina. Sudakah bangsa Arab bersatu...?

Karena dimata Amerika dan Israel mereka dapat melihat bangsa Arab tidak pernah bersatu hati...melawan Amerika dan Israel...dan Europa.
Mengapa sesama muslim saling berperang...?membuat Amerika dan sekutunya selalu tersnyum.

#5. Dikirim oleh Mr.Nunsaku  pada  31/12   04:40 AM

pesawat tempur, helikopter, tank merkava, serdadu israel sdh di depan mata penduduk lebanon, dan pemerintahannya. mereka di bom dan di tembaki dari darat laut dan udara. bagaimanakah cara membela mereka ?........ apakah ada cara lain selain retorika politik ? ...................... HIZBULLAH -nya Hasan Nasrullah lah jawabannya.

#6. Dikirim oleh kasmo  pada  26/05   10:27 AM
Halaman 1 dari 1 halaman

comments powered by Disqus


Arsip Jaringan Islam Liberal ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq