Reorientasi Dakwah Islam dan Pengabaran Injil
Oleh Abd Moqsith Ghazali
Agama--terutama agama-agama besar dunia--merupakan gerakan kritik pada upaya penistaan atas manusia. Jika prinsip-prinsip dasar ajaran ini menjadi muatan dakwah dan misi Islam dan Kristen, maka kedua agama itu bisa saling melengkapi dan mempersyaratkan. Yang diuntungkan dari dakwah dan misi seperti ini tentu bukan hanya umat Islam dan Kristiani, melainkan seluruh umat manusia, terutama yang tertindas atau teraniaya.
Islam dan Kristen adalah dua agama paling gencar dalam menyampaikan ajaran-ajarannya ke tengah masyarakat. Penyampaian ajaran itu dalam Islam disebut dakwah, dan dalam Kristen disebut misi atau pengabaran injil. Dalam Islam, perintah penyebaran ajaran itu tertuang dalam Alqur’an dan hadits Nabi Muhammad. Allah berfirman, “Ajaklah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmat-kebijaksanaan, nasehat yang baik, dan dialog yang konstruktif (wa jadilhum billati hiya ahsan)” [QS, al-Nahl (16): 125]. Nabi Muhammad pun pernah bersabda, “Sampaikanlah sekalipun satu ayat dari ajaranku” [ballighu `anni walaw ayatan].
Sementara dalam Kristen, Matius 28: 19-20 adalah ayat yang paling kerap dijadikan pegangan sebagai landasan pengabaran itu. Yesus berkata, “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”
Pada dasarnya, pengabaran ajaran agama adalah baik. Saya percaya, baik di dalam Alqur’an maupun Injil, terkandung nilai-nilai kemanusiaan yang universal, seperti perintah berbuat adil, mengasihi-mencintai sesama, maupun membantu kelompok-kelompok lemah-tertindas. Tidak ada agama yang datang sebagai ekspresi kesenangan dan kenikmatan hidup. Agama--terutama agama-agama besar dunia--merupakan gerakan kritik pada upaya penistaan atas manusia. Jika prinsip-prinsip dasar ajaran ini menjadi muatan dakwah dan misi Islam dan Kristen, maka kedua agama itu bisa saling melengkapi dan mempersyaratkan. Yang diuntungkan dari dakwah dan misi seperti ini tentu bukan hanya umat Islam dan Kristiani, melainkan seluruh umat manusia, terutama yang tertindas atau teraniaya.
Namun, tak bisa disangkal, bahwa di dalam kitab-kitab itu tercantum pula partikular-partikular ajaran yang sekiranya diimplementasikan secara harafiah akan potensial menimbulkan petaka dan ketegangan antar-umat beragama. Dengan ayat-ayat partikular itu, tak sedikit orang berpendirian perihal pentingnya melakukan islamisasi dan kristenisasi. Banyak orang bangga dan merasa puas ketika berhasil mengkristenkan atau mengislamkan orang lain. Seakan pahala Tuhan ada dalam genggaman begitu seseorang berhasil membaptis dan men-syahadat-kan orang lain, tak peduli walau itu dilakukan dengan paksaan dan intimidasi. Untuk mengukuhkan agendanya itu, Matius 28 pun disitir lepas dari konteksnya. Begitu juga, tidak sedikit tokoh Islam dengan menyitir satu-dua ayat Alqur’an yang memerintahkan mengungguli umat agama lain dengan alasan mereka kafir dan musyrik.
Mengabarkan dan mendakwahkan ayat-ayat yang eksklusif-radikal seperti itu jelas kontra-produktif bagi terciptanya kerukunan umat beragama di Indonesia. Hemat saya, yang perlu dikabarkan buat bangsa Indonesia yang lagi mengalami multi-krisis bukan Matius 28, melainkan Matius 19: 16-20 yang memuat ajaran kasih dan etika sosial. Disebutkan, “Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata; ’Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?’ Jawab Yesus: ’Apa sebabnya engkau bertanya kepadaku tentang apa yang baik? Hanya satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah’. Orang itu kembali bertanya kepada-Nya, ’Perintah yang mana?’ Kata Yesus, ’Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihanilah sesamu manusia seperti dirimu sendiri’.”
Yesus Kristus pernah ditanya seorang ahli Taurat tentang hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat. Yesus menjawab,”Kasihanilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.” Lalu Yesus ditanya kembali tentang hukum kedua yang sama dengan itu. Yesus menjawab, “Kasihanilah sesamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” [Matius 22: 36-40]. Ayat-ayat itu sebagai bukti kuat keberpihakan dan komitmen Kristen terhadap tegaknya etika sosial dan nilai-nilai kemanusiaan universal. Di tengah angka pengangguran, kebuta-hurufan, dan kemiskinan yang tinggi di Indonesia, ayat-ayat dalam Injil tersebut makin menemukan relevansi dan signifikansinya untuk diterapkan.
Selanjutnya, dalam konteks Indonesia yang lembek dalam penegakan hukumnya, umat Islam lebih relevan mendakwahkan ayat-ayat keadilan Alqur’an ketimbang ayat-ayat yang menyuruh membunuh orang-orang kafir dan kaum musyrik. Allah berfirman, “Berbuat adillah karena keadilan itu lebih dekat pada ketakwaan” (QS, al-Ma’idah [5]: 8). Penegakan keadilan yang dikehendaki Alqur’an meliputi keadilan sosial, ekonomi, politik, dan keadilan di bidang hukum. Allah menegaskan, keadilan merupakan ukuran kualitas ketakwaan seseorang. Alqur’an pun mengatakan bahwa penegakan keadilan itu bukan hanya spesifik syariat Islam, melainkan juga mencakup pada seluruh syariat agama-agama semitik lainnya.
Sekiranya ayat-ayat pembebasan yang lebih diutamakan sebagai materi dakwah-misi para pengkhotbah agama di Indonesia, saya kira ketegangan yang kerap menyertai hubungan antar-umat beragama di Indonesia bisa dikurangi. Sebab, fokus perhatian muballigh dan missionaris tidak lagi pada penambahan jumlah keanggotaan suatu agama, melainkan pada kerja sama untuk advokasi dan pembebasan masyarakat tertindas. Namun, jika tetap tak ada perubahan fokus pada misi dan dakwah Islam dan Kristen, maka kekisruhan yang menyertakan penganut dua agama tersebut akan tetap sulit untuk akhiri. Untuk itu, kita tidak hanya perlu menelaah kembali makna dakwah, misi atau pengkabaran Injil, tapi juga perlu melakukan reorientasi dan perubahan fokusnya. []
Komentar
Ini hanya info buat teman2 Muslim agar bisa mengetahui apa saja sebenarnya arti penginjilan dalam Kristiani.
Teman2, dalam teology Kristen, yang namanya penginjilan dalam Kristen hanyalah pemberitahuan kabar baik bagi semua umat manusia, dan tidak ada paksaan untuk memindahkan orang dari agama lain ke agama Kristen apalagi yang namanya mengindoktrinasi dengan cara2 kekerasan dan pemaksaan. Ada memang beberapa penginjil yang menggunakan cara2 INDO-MIE namanya yaitu membagi-bagikan indo mie atau sejenisnya kepada umat lain tapi itu jumlahnya bisa dihitung jari dan sangat salah dan tidak dibenarkan. Cara2 ini pernah dijumpai di beberapa daerah tapi oleh segelintir orang dibuat menjadi masalah besar bahkan berdampak negatif hingga saat ini dimana banyak gereja2 ditutup paksa tanpa ada pembelaan sama sekali. Tapi itu sudah lewat dan sekarang mari kita tumbuhkan rasa persaudaraan dan persahabatan yang didasarkan oleh kasih dan sayang bagi sesama manusia. Kemudian marilah teman2 Muslim jangan mau diprovokasi oleh orang2 yang mempunyai tujuan memecah belah umat beragama terutama yang dari golongan Muslim karena itu tidak benar sama sekali. Thanks guys for you all.
Kalau dilihat dari satu segi maka, kedua agama antara Kristen dan Islam, banyak kesamaannya.
Sama sama keturunan dari Ibrahim.
Sama sama percaya kepada Allah yang tunggal
Sama sama percaya akan kehidupan yang akan datang.
Sama sama sebagai agama syiar atau agama misi.
Sama sama mengakui manusia telah berdosa karena Adam telah berdosa.
Perbedaannya terletak pada :
Cara penyelesaian dosa:
Muhamad mengajarkan melalui amal ibadah
Yesus mengorbankan diri sebagai tebusan karena
dosa, sebab dosa menurut kekristenan tak bisa diselesaikan dengan amal ibadah tetapi melalui hukuman, harus ada penebus yang bisa menerima hukuman ( syarat tak bercacat cela )
Ketuhanan dalam Kristen ada pada Trinitas karena waktu Allah menciptakan dunia ini, dikatakan bahwa “ Baiklah kita menciptakan manusia menurut gambar dan rupa kita “ Jadi ada 3 pribadi dalam satu wujud Roh Yang Maha Mulia.
Jadi dalam persamaan ini kita mencari hubungan baik, namun dari segi iman, masing masing mencari kebenaran yang sesuai dengan hati nurani dan tak
perlu terganggu paham lain dan juga tak mengolok
paham yang berbeda.
Amin.
Kepada Yth
Alq Moksid Gazali
Dengan rasa bangga saya terhadap pernyataan bapa, yang telah saya baca. Jika di tinjau dari pandangan manusia secara Universal saya memang OPTIMIS terhadap pandangan bapa. Selaku umat yang mempunyai rasa sosial saya mengguminya. Namun dari saya adalah manusia yang OPTIMIS terhadap kepercayaan saya. Sejujurnya banyak agama di dunia ini yang mengatasnamakan Allah, atau Tuhan yang Maha Kuasa. Namun sejujurnya bahwa tidak ada jalan lain ke sorga jika tidak melalui Tuhan Yesus Kristus, saya tidak mau kompromi terhadap kepercayaan yang bapa anut yaitu Islam. Dari sejak dahulu kita memang satu nenek moyang yaitu Abaraham, namun Abraham memiliki dua orng anak yaitu Ismail dan Isak. Namun Alkitab berbicara bahwa Isak lah yang menjadi ahli waris dari Abraham, bukan Ismail meskipun Ismail yang adalah juga anak Abraham. Dan sampai saat sekarang ini anak perjanjian itu adalah Yesus Kristus yang telah menjadi penebus dosa manusia. DIA adalah Allah yang telah turun menjadi manusia, melalui TUHAN YESUS lah semua manusia mendapatkan ahli waris (Mendapatkan Sorga) Selain daripada Tuhan YESUS semua orang akan masuk neraka. Baik Presiden siapapun di dunia ini baik PENDETA, PASTOR, USTAD, SIDARTA GAUTAMA. Termasuk saya sendiri dan juga bapa. Di sorga tidak ada agama Kristen, tidak ada agama budha, hindu, islam. yang ada adalah orang-orang yang telah mengakui YESUS KRISTUS sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Jika anda mau menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat mu maka anda akan masuk sorga. Keselamatan tidak ada di dalam siapapun, tidak melalui nabi-nabi, melainkan hanya di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Jika anda mau menerima Yesus sebagai maka Tuhan ALLAH akan mengakuimu di sorga. Secara kewarganegaraan kita masih satu, diatas landasan PANCASILA yang menjadi dasar negara RI. JIKA MAU KE SORGA TIDAK MELALUI SIAPA PUN HANYA MELALUI ‘YESUS KRISTUS’YANG TELAH MENJADI SAMA DENGAN MANUSIA. DAN DIA TELAH TERSALIB DAN DIATAS KAYU SALIB YESUS BERKATA SUDAH SELESAI SATU KALI UNTUK SELAMA-LAMANYA. DAN PADA HARI KETIGA YESUS NAIK KE SORGA UNTUK MENYEDIAKAN TEMPAT BAGIMU,JIKA ANDA PERCAYA. NABI SIAPAPUN BELUM PERNAH MENDEKLARASIKAN KEMENANGAN, DAN BELUM PERNAH MENYEDIAKAN TEMPAT YAITU SORGA, SELAIN DARIPADA TUHAN YESUS SENDIRI. TERIMA KASIH
1. Allah sendiri sejak Adam sampai kiamat menyampaikan Risalah Tuhan/Allah sesuai Al An Aam (6) ayat 124,125.
2. Musa dengan perintah langsung Allah diwajibkan menyampaikan dan berpatokan kepada isi Risalah Tuhan/Allah sesuai Al A’raaf (7) ayat 144,145.
3. Nabi Muhammad saw. melalui jibril tidak langsung Allah dan siapa saja termasuk Mr. Abdul Moqsith Ghazali wajib menyampaikan Risalah Tuhan/Allah sesuai Al Ahzab (33) ayat 38,39,40.
Nabi suci melukiskan Risalah Tuhan/Allah itu dengan syiar-syiar Allah di Baitullah dan sekitarnya yaitu pada proses manasik haji: Tawaf keliling Kabah (simbul siklus Risalah Tuhan/Allah per 10.000 tahunan); sa’i antara Safa dan Marwa (simbul proses perjalanan agama melalui nabi-nabi dan rasul-rasul sejak Adam sampai akhir zaman); wukuf di Arafah (atau bahasan Mr. Mas’udi Farid Masdar Q. Al Baqarah (2) ayat 197: Al Hajju asyhurum ma’luumamaatun = maksud artinya berkumpul masa globalisasi); mabit Musdalifah (simbul masa kegelapan ilmu agama sesuai Al Baqarah (2) ayat 257, Ibrahim (14) ayat 1); jamarat lempar batu pada (setan masa) Ula, Wusta dan Aqaba (simbul mendirikan Taurat-Injil, Kitab-Hikmah, Yahudi-Nasrani dan yang turun kemudian (Aqaba) untuk tiap-tiap agama empat besar (simbul 4 hari di Mina), sesuai Ali Imran (3) ayat 48, Al Maidah (5) ayat 44,46,48,50,66,68,111,112,113,120,130,135,145, Ali Imran (3) ayat 67).
Buktinya Nabi sebelum tawaf disudut hajar aswad berdo’a: Aku beriman kepada-Mu (Allah) dan membenarkan kitab-Mu (Allah), baru beliau tawaf. Artinya siklus Kabah itu isi Kitabullah (sesuai Al An Aam (6) ayat 7, Al Isro (17) ayat 13,14,71,72) = Al Quran = Risalah Tuhan/Allah = Isi Taurat (Al A’raaf (7) ayat 144,145, Al Ahzab (33) ayat 38,39,40).
Al Jumu’ah (62) ayat 5: Perumpamaan buruk dari Allah: Barangsiapa tidak mengerti isi Taurat adalah keledai, berarti barangsiapa tidak mengerti makna isi manasik haji sama dengan risalah Tuhan/Allah adalah keledai juga. Masya Allah perumpamaan yang diberikan Allah untuk manusia selama 1400 tahun lebih sejak nabi Muhammad saw wafat. (Yang mengerti hanya Waraqah bin Naufal bin Assad bin Abdul Uzza 94 tahun, dosen nabi Muhammad saw.).
Dari cara berfikir seperti ini, jelas orang-orang Arab (sesuai At Taubah (9) ayat 97) tidak dapat menangkap ilmu Risalah Tuhan/Allah yang diajarkan nabi Muhammad saw. kepada orang-orang Arab waktu itu dan orang-orang Arab kemudian mentransfer ketidak tahuan ini kepada bangsa Indonesia. KASIAN DEH LOOO! Padahal sebelum agama-agama banyak masuk ke Indonesia dan dipakai tempat ajang pertarungan perselisihan persepsi agama, di Nusantara kita ini masyarakatnya berbudi luhur telah menganut ajaran Sastro Jendro (Ajaran Penghayat Kepada Ketuhanan Yang Maha Esa) artinya ajaran Shahadat Tauhid sesuai Az Zumar (39) ayat 45, sedang yang masuk dari luar negeri semuanya ajaran Shahadatain: Allah dan Satu nabi/rasul saja, sesuai Ali Imran (3) ayat 80, At Taubah (9) ayat 31, An Nisaa (4) ayat 150,151,152 yang dilarang Allah.
1. An Nisaa (4) ayat 82: Al Quran isinya hanya persepsi tunggal atau tafsir tunggal, sesuai rencana Allah.
2. Al Hijr (15) ayat 91: Al Quran dijadikan oleh orang-orang arab sesuai At Taubah (9) ayat 97 setelah nabi yang mulia wafat dijadikan multi tafsir (jalalain, Manar, Masbuhin, Depag, Hamka, Misbah dll).
3. An Nahl (16) ayat 98: Oleh sebab itu Allah menganjurkan kepada manusia termasuk Mr. Abdul Moqsith Ghazali dalam membaca Al Quran agar mohon perlindunga Allah dari bujukan setan pemecah-belah agama sesuai Al Baqarah (2) ayat 36 (MULTI TAFSIR)
4. Al Waqi’ah (56) ayat 77,78,79: Al Quran adalah Isi kitab suci Al Baqarah (2) ayat 2, isinya Risalah Tuhan/Allah yang wajib disampaikan sebagai Tafsir Tunggal bukan Multi Tafsir yang mengakibatkan umat-umat menjadi pecah-belah menjadi 73 firqah, Nasrani 72 firqah, Yahudi 71 firqah.
Kewajiban Mr. Abdul Moqsith Ghazali mencari TAFSIR TUNGGAL AL QURAN melalui penggenapan Hari Takwil Kebenarabn Kitab sesuai Al A’raaf (7) ayat 52,53 atau ROH Seluruh Kebenaran sesuai Yihanes 18:12,13,14,15 yang wajib ditunggu tunggu dan jangan dilupakan.
Sukses Mr Abdul Moqsith Ghazali!
Salamun ‘alaikum daiman fi yaumiddin, Soegana Gandakoesoema, Pembaharu Persepsi Tunggal Agama milelnium ke-3 masehi.
Apakah janji BAPA / ALLAH kepada Pendeta Waraqah bin Naufal bin assad bin Abdul Uzza dan kepada nabi Muhammad saw. tahun 600-san masehi adalah kelak akan datangnya HARI ROH KEBENARAN sesuai Yohanes 16:12,13,14,15 dan HARI TAKWIL KEBENARAN KITAB sesuai Al A’raaf (7) ayat 52,53 yang wajib ditunggu-tunggu dan jangan dilupakan oleh umat Nasrani dan umat Islam sebanyak 3,3 milyard dan 1,3 milyard, BERISIKAN PESAN:
Mendirikan AGAMA ALLAH setelah menjalani Agama disisi Allah adalah Islam kaffah sejak dahulu Adam sampai awal millennium ke-3 masehi di Indonesia sesuai rumusan tunggal Ali Imran (3) ayat 19,81,82,83,85, Al Maidah (5) ayat 3, Al Hajj (22) ayat 78, Al Baqarah (2) ayat 208 dan An Nashr (110) ayat 1,2,3.
Salamun ‘alaikum daiman fi yaumiddin, Soegana Gandakoesoema, Pembaharu Persepsi tunggal Agama millenium ke-3 masehi.
Komentar Masuk (36)
(Tampil maks. 5 komentar terakhir, descending)