Fazlur Rahman dan Liberalisme Islam (di) Indonesia - Komentar - JIL Edisi Indonesia
Halaman Muka
Up

 

Buku
23/12/2003

Fazlur Rahman dan Liberalisme Islam (di) Indonesia

Oleh M. Ali Hisyam

Gugusan pemikiran yang berpayung modernisme dan liberalisme kemudian bukan semata konsumsi dan “monopoli” kalangan Islam perkotaan. Para akademisi, mahasiswa dan aktivis kajian di berbagai tempat, mulai menjadikan wacana ini sebagai paradigma baru pemikiran Islam. Azyumardi Azra, dalam pengantar buku ini menjelaskan bahwa satu hal yang cukup menguntungkan bagi gerakan Islam liberal (di) Indonesia, adalah kian dianutnya paradigma ini oleh segmen anak muda.

23/12/2003 10:59 #

« Kembali ke Artikel

Komentar

Komentar Masuk (2)

(Tampil semua komentar, ascending. 20 komentar per halaman)

Halaman 1 dari 1 halaman

Salamu alaikum,

Pertama2, saya kira artikel Sdr. M.A. Hisyam ini adalah sebuah book review yg bagus dlm berbagai hal. Dibanding dg book review yg telah ditulis di situs ini sebelumnya, khususnya yg ditulis Burhanuddin ttg buku Kang Jalal, ini jauh lebih bagus krn selain mampu mendeskripsikan kandungan pokok buku berkaitan dg jelas bahkan kpd mereka yg tdk/belum punya akses thd buku itu spt saya, juga memenuhi syarat2 utama sebuah book review as far as I know.

Kedua, mengenai argumen penulis buku itu sendiri. Saya hanya ingin mengajukan satu pertanyaan. Saya kira pengaruh pemikiran neo-modernisme Rahman di Indonesia memang sudah tdk bisa diabaikan. Entah pengaruh itu bisa terlihat lewat murid2nya spt Cak Nur, Amin Rais dan Syafii Maarif (juga, secara tdk langsung, Taufik Adnan Amal) maupun lewat pengindonesiaan hampir seluruh karya2 intelektualnya. Namun, saya kira tumbuhnya semangat rasionalisme dlm memahami Islam di Indonesia, termasuk kecenderungan modernisme dan neo-modernisme, tampaknya tdk bisa juga dilepaskan dr pengaruh Pak Harun Nasution lewat karya2nya tentang bidang2 klasik ilmu2 Islam yg kemudian disebarkan lewat IAIN2. Nah, menurut Abu A’la, apakah argumen ini bisa menemukan pembenarannya dg menggunakan alur analisis yg sama?

#1. Dikirim oleh Abu Ahmad  pada  31/12   09:01 PM

Assalamualaikum Wr Wb,

Yth.Redaksi Islamlib,

Membaca artikel tsb diatas “Liberalisme Islam (di) Indonesia” yang katanya menjadikan “paradigma baru pemikiran Islam” yang kian dianut oleh segmen anak muda...saya merasa terenyuh dengan claim sepihak ini.

Waktu era Suharto para digma ini sudah ada dengan corong “toleransi beragama” hanya bedanya dulu melalui pemerintah orba sekarang melalui hutan kayu club.....yang mungkin saja bisa menjadi bola salju karena katanya didukung oleh segmen anak muda dan mengelinding terus sehingga membengkak bisa menjadi partai super liberal...kalau tidak.. yah...menjadi borok(wallahualam).

Toleransi beragama/Islam Liberal ini oleh orba pada waktu itu sangat kencang dikumandangkan sehingga pada waktu itu terjadi penyeragaman diseluruh departemen, semua posisi penting dipegang oleh non-muslim dengan alasan tidak satupun orang muslim yang qualified menduduki posisi penting dimaksud termasuk di UGM hal ini pernah dirasakan oleh Amin Rais dan ditambah lagi (di) deplu lebih banyak diplomat non-muslim dengan alasan yang sama, hal ini diperjelas oleh pesan sponsor barat terutama IGGI. 

Sehingga pada waktu itu salah satu dirjen(non-muslim) yang membawahi dep.penerangan mengatakan kepada pers barat bahwa saat ini menteri kabinet 40 % adalah non-muslim dan pada kabinet yang akan datang bisa jadi 60%, ucapan dirjen ini mendapat tanggapan serius dari Habibie dkk yang ujung-ujung-nya Indonesia pisah dengan IGGI.... walaupun mendapat reaksi keras dari Frans Seda dkk namun tak terelakkan bahwa pada era Habibie tsb memang terkesan “hijau royo-royo”.

o.k....kembali ketopik semula...kalau Islamlib menganggap paradigma baru pemikiran Islam ini sudah siap pakai “go ahead” namun SDM qualified harus sudah layak guna, jangan ada klaim lagi bahwa SDM Islam tidak memenuhi standard internasional seperti yang diklaim oleh corong “toleransi beragama” pada era orba...saya sangat konsen jangan-jangan Islamlib tanpa disadari hanya sebagai kuda tunggangan dan mudah-mudahan ini tidak terjadi...karena saya yakin dan percaya bahwa Islamlib juga menginginkan khalayak yang rahmatan lil alamin… semoga......ammiiin.

Wassalam,

M.Nasir

oh ya...Pak Redaksi, tanggpan saya re melacak gereja-gereja ditimur tengah belum dimuat atau belum melaui proses editing atawa kurang liberal???? he...he...he.
-----

#2. Dikirim oleh muhammad Nasir  pada  24/03   07:03 AM
Halaman 1 dari 1 halaman

comments powered by Disqus


Arsip Jaringan Islam Liberal ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq