A | B | C | D | E | F | G | H | I | J | K | L | M | N | O | P | R | S | T | U | V | W | Y | Z

USMAN ADMADJAJA




Nama :
USMAN ADMADJAJA

Lahir :
Tanjungkarang, Lampung, 3 Mei 1946

Agama :
Budha

Pendidikan :
-SD di Tanjungkarang (1959)
-SLP di Telukbetung (1962)
-SLA di Jakarta (1965)


Karir :
-Pemilik dan Pelaksana UD Apollo (1966-1970)
-Dirut PT Kaliraya Sari (1971-1982)
-Komisaris Utama Bank Danamon (sejak 1976)
-Komisaris Utama Perusahaan Genting Tiara (sejak 1978)
-Komisaris Utama Perusahaan Sepatu Bintang Raya Sari (sejak 1981)
-Komisaris Utama PT Kaliraya Sari
-Pemilik Wisma Sandang Sarana di Bandung
-Pabrik Pepsi Cola
-pabrik bola lampu Tungsram


Kegiatan Lain :
Ketua Kehormatan Yayasan Budi Luhur (sejak 1982)

Alamat Rumah :
Jalan Hasyim Ashari 26, Jakarta Pusat Telp: 341303

Alamat Kantor :
Jalan Hasyim Ashari 26, Jakarta Pusat Telp: 360026

 

USMAN ADMADJAJA


Pemilik Bank Danamon dan pabrik minuman Pepsi ini meraih sukses dengan bersakit-sakit. Sebagai anak kelima dari delapan bersaudara, pada usia delapan Usman harus membantu ayahnya, pedagang kelontong Njauw Pin Tiong, mendorong gerobak dagangan ke pasar Tanjungkarang, Lampung. Petangnya, usai sekolah, ia membantu menunggui dagangan, sebelum kembali ikut mendorong pulang gerobak dagangan ke rumah. "Saya tidak sempat bermain seperti teman-teman," tuturnya.

Meninggalkan Tanjungkarang, setamat SMA, anak yang terbilang cerdas itu melanjutkan di Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara, Jakarta. Tahun itulah, 1965, meletus G-30-S/PKI, disusul aksi turun ke jalan, yang membuat sekolah dan universitas tutup. Parahnya lagi, toko ayahnya di Tanjungkarang terbakar sehingga belanja kuliahnya terhenti.

Sejak itulah Usman mencoba berusaha. Dengan modal uang simpanan Rp 7.000, ia berdagang tekstil kecil-kecilan. Usaha itu meningkat, ia mulai menyuplai pakaian ke PD Fadjar Bhakti -- tetapi tersendat-sendat. Sebagai gantinya, ia menyuplai minyak kayu putih pada perusahaan yang sama -- yang oleh Fadjar Bhakti dipasarkan dengan merk Cap Singa. Cukup berhasil, Usman mendirikan UD Apollo di daerah Kota. Tetapi kembali Fadjar Bhakti (belakangan bernama PN Satia Niaga) tidak mampu melunasi barang yang disuplai -- kecuali menggantinya dengan barang keperluan rumah tangga dari plastik. "Waktu itu, saya benar- benar kapok berdagang," kata Usman.Namun, ada hikmahnya juga. Ketika Fadjar Bhakti tidak dapat melayani pesanan perusahaan minyak AS, Shell, yang memesan pakaian untuk karyawannya, order itu diteruskan kepada Usman. Inilah awal kebangkitannya. Belakangan, ia juga melayani suplai bahan makanan dan alat rumah tangga -- sambil belajar manajemen dari Shell. Ketika UD Apollo berubah menjadi PT Kaliraya Sari, ia beranjak ke usaha konstruksi pelabuhan, dan pengilangan minyak lepas pantai. Mulai dengan 20 tenaga, kini perusahaan tersebut didukung 2.500 karyawan.

Setelah itu, mulailah Usman ekspansi -- dengan mengambil alih. Pada 1976, ia mengambil alih Bank Persatuan Indonesia. Kini bernama Bank Danamon Indonesia, bank swasta itu memiliki 11 cabang dan 500 karyawan. Berikutnya, Wisma Sandang Sarana (Wistek) Bandung, yang memiliki 200 mesin pintal dengan kapasitas 450 ribu yar per bulan. Dengan dukungan Citibank, Usman juga mengoper Pepsi-Cola, baik di Jakarta maupun di Surabaya. Kemudian, pabrik bola lampu Tungsram dan pabrik sepatu tentara PT Bintang Raya Sari. Mulai 1986, Usman berniat terjun di bidang agribisnis. "Prospek ekspor sayur cukup cerah," kata pria yang berpenampilan rapi itu.

Hampir setiap hari Minggu ayah tiga anak ini melakukan olah raga ski, layar, berenang, dan memancing, di Kepulauan Seribu. Tiap pagi ia lari mengitari lapangan atletik di Senayan, 10 kali.

Copyright PDAT 2004

comments powered by Disqus

 


UKA TJANDRASASMITA | ULLY SIGAR RUSADY | UMAR KAYAM | UMAR WIRAHADIKUSUMAH | USMAN ADMADJAJA | UTOMO JOSODIRDJO | Umar Juoro | Utut Adianto Wahyuwidayat


Arsip Apa dan Siapa Tempo ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq