A | B | C | D | E | F | G | H | I | J | K | L | M | N | O | P | R | S | T | U | V | W | Y | Z

UTOMO JOSODIRDJO




Nama :
UTOMO JOSODIRDJO

Lahir :
Malang, Jawa Timur, 1 Januari 1930

Agama :
Protestan

Pendidikan :
-Lagere School di Malang (1942)
-HBS di Surabaya (1949)
-Nederlandse Economische Hogeschool di Rotterdam (1956)
-Jurusan Akutansi FE UI di Jakarta (1961, lulus)
-Harvad Business School, Amerika (1971)


Karir :
-Ditjen Akuntan Negara Departemen Keuangan (1957-1961)
-Lektor Universitas Airlangga (1962-1975)
-Managing Partner Kantor Akuntan Drs. Utomo & Co. (1968 -- sekarang)


Kegiatan Lain :
Wakil Ketua Ikatan Akuntan Indonesia (1968-1974)


Alamat Rumah :
Jalan Madrasah 7, Pedurenan, Cilandak, Pasar Minggu, Jakarta Selatan Telp: 781965

Alamat Kantor :
Kantor Akuntan Drs. Utomo & Co., Jalan S. Parman Kapling 56, Slipi, Jakarta Barat Telp: 543208

 

UTOMO JOSODIRDJO


"Saya sebenarnya ingin menjadi penerbang TNI-AL," kata Utomo Josodirdjo, managing partner Kantor Akuntan Drs. Utomo & Co. Di Surabaya, 1950, lelaki bertubuh besar, tinggi 175 cm, berat 88 kg, yang nama aslinya Liem King Hok, ini mendaftarkan diri mengikuti tes penerbang. Waktu itu, anak bungsu dari tiga bersaudara ini masih berusia 20 tahun. Bayangan sebagai penerbang sudah menempel di benaknya. Tetapi, "Dalam tes fisik saya gagal," katanya.

Bidang ekonomi kemudian menarik minatnya. Lulus HBS, 1949, di Surabaya, ia meneruskan ke Nederlandse Economische Hogeschool di Rotterdam, Negeri Belanda. Lantas ke Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Dan terakhir, pendidikan khusus di Harvard Business School, Boston, AS. Nah, di sana, pada 1971 itu, "Saya berkesempatan mewujudkan cita- cita saya yang dahulu," katanya.

Ia mengikuti kursus penerbang. Lulus, berarti dianggap memenuhi syarat sebagai private pilot untuk airplane single engine land. Sertifikat bernomor 2243819, yang ia dapatkan itu dikeluarkan oleh Department of Transportation, Federal Aviation Administration, pada 31 Mei 1974. Tom, demikian nama panggilannya, juga telah memiliki wing penerjun.Di tanah air, dalam menjalankan tugasnya sebagai pimpinan perusahaan jasa akuntan publik, konsultan manajemen, dan penyuluhan pajak, Tom harus sering bepergian ke berbagai kota. Misalnya, ke Ujungpandang, Surabaya, Medan, dan Kuala Lumpur. Pada kesempatan ini ia mengemudikan sendiri pesawat bermesin satu. "Kalau sudah terbang, rasanya benar-benar nikmat, bebas. Tak ada yang memberati benak saya," tuturnya.

Belakangan, setelah usianya lebih dari setengah abad, dan kaca matanya sudah plus 3,5, Tom lebih senang menggunakan penerbangan umum. "Kalaupun terbang, hanya untuk memenuhi persyaratan agar lisensi saya tidak dicabut," katanya.

Dalam memimpin perusahaan, Tom menjalankan tiga hal pokok: memilih tenaga kerja yang baik, menyediakan anggaran untuk training education Rp 100 juta per tahun, dan mengajak karyawan, setelah melalui beberapa penilaian, menjadi pemegang saham. "Itulah kunci utama saya," katanya. Pada awal 1985, jumlah pegawainya 550 orang, di antaranya 15 orang Filipina, 1 Inggris, dan 2 Belanda.

Tom, anak Liem Hoay Tjioe, seorang arsitek, masih rajin bermain tenis, golf (terakhir dengan 12 handicap), dan jogging. Ia biasa lari-lari di Senayan, 3w4 kali per minggu, masing- masing 30 menit.

Tom menikahi Utami Rahardja, 11 Juli 1957, dan kini ayah dua putri. Setelah pensiun dari Utomo Group, ia ingin menjadi guru.

Copyright PDAT 2004

comments powered by Disqus

 


UKA TJANDRASASMITA | ULLY SIGAR RUSADY | UMAR KAYAM | UMAR WIRAHADIKUSUMAH | USMAN ADMADJAJA | UTOMO JOSODIRDJO | Umar Juoro | Utut Adianto Wahyuwidayat


Arsip Apa dan Siapa Tempo ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq