Masyarakat Tahu Mana yang Baik dan Tidak - Komentar - JIL Edisi Indonesia
Halaman Muka
Up

 

Diskusi
22/06/2006

Diskusi RUU APP di Malang Masyarakat Tahu Mana yang Baik dan Tidak

Oleh Holid Mawardi

Jika sekarang ada orang atau kelompok yang mengklaim bahwa dirinya adalah yang paling Islami itu sama sekali tidak benar. Karena Islam sejak awal sudah beragam. Hal itu bisa dilihat dari literatur fiqh yang tidak hanya menampilkan empat madzhab.

22/06/2006 14:48 #

« Kembali ke Artikel

Komentar

Komentar Masuk (15)

(Tampil semua komentar, ascending. 20 komentar per halaman)

Halaman 1 dari 1 halaman

apakah terlintas pikiran dari para penggagas dan pendukung RUU APP dan Perda bersyariat bahwa akan lebih baik jika kebaikan atau perbuatan terpuji hanya diketahui oleh diri sendiri dan Allah saja...? Sebagai contoh : saya ingin memberikan amal atau sumbangan, mana yang lebih baik, memberi sumbangan didepan orang-orang supaya terlihat lalu dipuji, memberikan sumbangan lalu mengumumkannya di depan umum atau memberi sumbangan tanpa ada seorangpun yang tahu...?? agaknya saya lebih memilih opsi yang ketiga, karena tidaklah menjadi suatu pahala jika segala perbuatan baik kita sengaja pertontonkan ke khalayak ramai… demikian juga dengan tatacara berpakaian, pergaulan dan sebagainya… apakah orang yang sudah berjilbab atau bersorban pasti akhlaknya lebih baik dari pada orang yang bertato dan bertampang seram..?? Sudah banyak contoh dalam masyarakat hal-hal yang sungguh menyedihkan bila segala sesuatu itu dipaksakan… seperti Perda di wilayah SumBar yang mewajibkan siswi sekolah memakai baju kurung, bukan hal yang rohani lagi jika hal tersebut dipaksakan, karena sesuatu yang baik haruslah dimulai dari individu itu sendiri. Jadi bukanlah tolok ukur berpakaian atau pergaulan atau lainnya yang membuat seseorang menjadi lebih baik moralnya, tapi merupakan wujud kesadaran individu itu sendiri terhadap Tuhannya dan hal ini merupakan rahasia kahidupan si individu itu sendiri. Mudah-mudahan semakin ke depan, bangsa Indonesia tidak menjadi bangsa yang munafik yang hanya mementingkan cara berpakaian, cara beribadah, tapi melupakan kebaikan hati untuk memberi kasih kepada sesama. AMIN.

#1. Dikirim oleh Agung  pada  22/06   10:06 AM

Pendukungan RUU APP secara besar besaran oleh kelompok fundamentalis Islam sekarang ini adalah jelas merupakan pergerakan yang dilakukan oleh kelompok neo wahabisme. yang dipelopori (FPI, HTI, DLL). lawan neo wahabisme…

#2. Dikirim oleh kayadi  pada  22/06   08:06 PM

Saya rasa sekaranglah kita memulai untuk mengajarkan bagaimana kita memberi “persepsi positif” dalam memandang aurat wanita. Ketika tiba-tiba anak-anak kita melihat majalah seronok, maka kita tanamkan dalam benak mereka bahwa itu foto yang bagus, ‘nyeni’. Bahwa melihat foto telanjang bukanlah hal yang porno. sebab porno itu subjektif-relatif. Otaknya yg porno!

Lalu ketika beranjak sekolah, anak-anak kita yang masih SD berjalan ke loper membeli majalah sejenis itu, membuka halaman per halaman, menikmati gambar dan beritanya, tanpa kita harus khawatir… sebab ia tidak akan tergoda, bahkan sampai ia besar. Sebab kita telah mengajarkan bagaimana “cara” melihat gambar seronok tanpa harus berpikiran porno, tanpa tergoda secara birahi. saya tanya kepada anda, setujukah? mampukah anda? mampukah orang tua yang lain?

Saya hanya bertanya, mampukah masyarakat kita memberlakukan regulasi tidak tertulis mengenai aturan pornografi, sebatas pemahaman relatif-subjektif? Saya tanya kepada anda, masyarakat yang mana yang mampu membedakan antara yang baik dan yang tidak, sedangkan mereka masih percaya mbah Maridjan, percaya mistis, anak hamil dinikahi, kawin cerai? Siapkah masyarakat kita sedangkan dunia yang sudah mengglobal berlari menawarkan berbagai ideologinya sedangkan identitas bangsa saja, kita mencarinya sambil berjalan...?

#3. Dikirim oleh Ichsan Ari Wibowo  pada  23/06   12:06 AM

Anda tahu, apa arti Wahabi, dan kapan istilah ini muncul? Sebelum teriak sebaiknya ada landasan yang kuat yang harus anda pegang dan apa sudah ditabayyunkan thd kelompok yang sudah banyak dinisbatkan seolah-olah fundamentalis. Saya berharap masyarakat jangan terlalu bodoh untuk diadu-domba dengan istilah wahabi ini. Islam tidak mengenal wahabi. Bahkan kelompok yang selalu dicap oleh kelompok liberal ini sama sekali tidak mengenal wahabi. Aneh? sepertinya ada upaya mengedepankan motif ideologi kelompok tertentu sebagai usaha meletakan paham sekulerisme di dalam Islam.

#4. Dikirim oleh Abu Fatih  pada  23/06   01:06 AM

Bung Holid, masalahnya adalah sekarang: masyarakat/umat islam tidak tahu (dan tidak mengerti dan bahkan mungkin tidak mau mengerti) bahwa islam itu sendiri plural dan beragam. Yang perlu ditanamkan dalam umat adalah : boleh (harus) yakin 100% bahwa agamanya akan menjamin keselamatan/membawanya ke surga (membawa dirinya sendiri). Tetapi juga sambil melihat kenyataan bahwa agama itu sendiri (yang di anutnya) begitu beragam, maka dia sebagai umat juga harus mampu berpikir bahwa caranya juga sangat beragam untuk masuk kedalam keselamatan itu. Sehingga dalam pelakasanaan keagamaan dan apalagi dalam tataran kehidupan individu tidak boleh memaksakan keyakinannya tersebut pada orang lain (karena individu-2 yang lain juga punya dasarnya sendiri yang meyakini caranya adalah yang terbaik di bandingkan orang lain). Itu yang harus diajarkan pada semua umat.

#5. Dikirim oleh suyana  pada  23/06   02:06 AM

Itulah keanehannya orang Islam sekarang...kok orang mau menganjurkan orang untuk berbuat kebaikan dengan menutup auratnya demi memjaga moralitas anak bangsa dan agama ditentang..! boleh tau saja Islam datang ke Indonesia dengan damai dan orang Islamlah yang memerdekakan Indonesia . Catat! agama yang dibawa penjajah adalah agama yg sekarang dipeluk oleh sebagian kecil! orang indonesia ... tapi kenapa orang islam yang besar ini takut sama syariat yang dibawa agamanya sendiri? malu loh gede2 kok ngalah.....! malahan mereka menjunjung semua ajaran/ uu yang dibawa (agama) penjajah..demi kebebasanlah, asas manpaatlah… mereka lupa di islam ada petunjuk2 yg harus dilaksanakan...dalam kehidupan . malu loh gede2 kok ngalah.....negara tetap Indonesia tapi orang islam yang harus mengaturnya..... Orang Islam jangan takut ga makan!!!!!!!! cari yang halal ...jangan pemikiran dan tingkah laku diatur oleh mereka pengikut agamanya penjajah!!!!!demi materi ...Ya BOS JIL ...TEGAKAN ISLAM !!!!TEGAKAN ISLAM !!!!TEGAKAN ISLAM !!!!TEGAKAN ISLAM !!!!TEGAKAN ISLAM !!!!TEGAKAN ISLAM !!!!TEGAKAN ISLAM !!!!TEGAKAN ISLAM !!!! bersambung WASALAM

#6. Dikirim oleh dedy  pada  23/06   08:06 AM

dukung RUU APP buat gol. Agar ada rambu2 supaya orang tak bertindak sak udele dw. HAM sech ham, namun ya mbok menghargai diri. Masak bodi mulus di pertontonkan didepan umum. segratis itukah derajat kita. Semurah itukah harga kita ... Duh yg nolak App, eling sama Gusti Allah ... pikiran kita itu terbatas, g’ sempurna. kok ya masih ngeyel dengan akal bodohnya padahal sudah Allah terangkan segamblang mungkin dala Al Qur’an. Eling ...seudaraku eling

#7. Dikirim oleh Wahyu Shabdha prabhu  pada  23/06   08:06 PM

penolak RUU APP, adalah jelas2 orang2 yang takut kehilangan mata pencahriannya, karena produk2 yang mereka jual adalah dari bangsa2 barat yang nota bene adalah penjajah. wong penjajah kok dibela, di mana tuh mata.

#8. Dikirim oleh isardas  pada  25/06   07:06 AM

Sejara perkembangan islam di indonesia memberi pelajaran yang sangat berharga bagi kita sekarang. Proses membumikan islam di Indonesia hampir tidak ada warna kekerasan. Penanaman Tauhid dilakukan tanpa dengan penghancuran situs-situs peninggalan masa lalu. Ulama kita dengan kreatif menciptakan kerudung untuk membumikan jilbab, Di Mataram ada kalendar Islam Jawa yang mengkombinasikan kalender islam dan Jawa yang sangat terkenal.

Proses seperti diatas selayaknya kita jadikan acuan dalam membumikan Islam di erah global ini. Bukankah Islam itu Rahmat Al Alamin? Mari kita teruskan proses sejarah jang panjang ini.

#9. Dikirim oleh Abu Sulthan  pada  25/06   08:06 PM

Sebagai orang yang mengaku punya visi iman seharusnya tidak akan terprovokasi dengan sekadar iming-iming tampilan duniawi sehingga menjadi tergoncang dan rusak moral. Bukankah seharusnya orang beriman itu sudah punya tambatan hati kepada sesuatu yang HAQ?. Jadi ngapain risau dengan pornografi (jangan-jangan karena takut tergoda karena ternyata tidak lebih tergoda dengan akhirat) secara berlebihan. Cukup diupayakan masalah regulasinya aja. Pornografi terlalu sepele buat orang-orang yang visioner!

#10. Dikirim oleh Tamsil  pada  25/06   09:06 PM

Menurut saya NU itu salah, Kemiskinan atau kurangnya sejahtra bukan alasan untuk menghalalkan segala cara. Contoh karena miskin orang boleh merampok?!, Karena miskin orang boleh melacur?! Tegakan dulu hukum yang benar dan adil (Syariat islam untuk Indonesia yang Jahilyah sangat cocok) Kalau hukum tegas orang kaya tidak semena-mena, orang miskin jadi mandiri. Untuk mesemakmurkan negara ini adalah Tugas pemerintah, untuk memperbaiki moral yang bejat tugas ulama. Tugas Ulama hanya 2, menyebarkan Agama Islam, dan memperbaiki moral umat yang bejat seperti sebagian moral orang indonesia.

#11. Dikirim oleh Cecep Rudiana  pada  25/06   10:06 PM

Saya pikir kita semua sepakat bahwa pornografi sekarang marak di mana - mana, dan juga kita semua setuju itu semua harus kita perangi. Tapi bagaimana kita semua memerangi pornografi tersebut?? itulah yang harus kita dudukan lebih dahulu.

Kalau kita menjawabnya dengan RUU APP, saya pikir lihat dulu substansi yang ada di RUU tersebut. apakah memang benar dan jelas bahwa jika disyahkan RUU APP akan bersih pornografi? Mari kita lihat bersama dan telaah substansi dari RUU tersebut.

Kalau menjawab kerisauan kita semua ttg pornografi, kemudian dengan jawaban yang ada di RUU APP sampai mengatur hal - hal pakaian seseorang dan mendefenisikan gerakan spti ini erotis dan gerakan spti ini tidak erotis, saya pikir akan sangat subjektif sekali penilaian tersebut.

Kita semua tahu kok, bahwa kita sejak kecil kita sudah dikenalkan ajaran - ajaran agama, adat istiadat dan keluarga. Bahkan sejak kita lahir saja, saya sudah diadzankan oleh orang tua saya. padahal saya tidak tahu apakah saya akan beragama islam atau tidak. Pokoknya jika orang tua agama islam maka dia ingin anaknya islam juga. intinya sejak lahir kita sudah dikenalkan ajaran2 yang baik menurut ajaran agama yg kita yakini.

Setelah berkembang dan tumbuh, dimulai kelga saya diajarkan tata cara dan aturan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh. Aturan-atauran itu semua tidak ada dalam UU yg diformalkan, tetapi orang tua saya tahu benar bahwa saya tidak boleh telanjang bulat, onani, bersetubuh sebelum menikah,berciuman dengan perempuan dewasa dan pesta seks didepan umum.

Kalau sekarang negara akan mengambil alih peran kelga, agama dan adat istiadat. jadi selama ini apakah lembaga2 tersebut sudah tidak bisa lagi mengatur penganutnya untuk melakukan hal - hal yang baik?

Bukankan kita tahu juga bahwa negara kita terdiri dari berbagai macam agama, adat istiadat dan tata cara klga yang berbeda2 pula. Kalau negara akan meyamaratakan ukuran pornografi dari satu kelompok adat, klga atau agama tertentu saja. Ini akan membuat repot sekali. Tidak akan ada lagi penghargaan perbedaan terhadap cara berpikir dan pandangan agama, adat istiadat dan klga yang lainnya.

Apakah kita mau jika semua orang yg ada di indonesia misalnya bagi perempuan harus menutup kepala dan dengan pakaian tertutup rapat?? Atau sebaliknya, apakah kita mau jika ada larangan bagi perempuan untuk menggunakan jilbab di Indonesia, hanya karena sebagian kelompok menganggap jilbab akan menganggu aktivitas perempuan (misal yang terjadi di perancis).

Saya pikir kita semua juga tidak setuju kalau sampai ada kebijakan2 tersebut. Berarti kita tidak menghargai sebuah perbedaan yang sebenarnya Allah SWT telah menciptakan perbedaan tersebut.

Kalau kita mau lihat ttg pornografi spti majalah2 dan vcd porno, cobalah lihat akar persoalannya. Disini semua adalah kerja para kapitalis yang ingin meraup keuntungan terhadap negara2 yang tidak punya power terhadap kapitalis tersebut.

Sebenarnya kalau mau lawan pornografi harus kita lawan kapitalis minimal di Indonesia. karena kapitalis adalah musuh kita semua. bagaimana tayangan2 media tidak menjual mimpi2 semu saja, tidak menentukan patokan2 standar bahwa perempaun yg bagus/cantik harus kulit putih, rambut lurus, bibir merah dan sebagainya. Apa dampak dari ukuran2 standard tersebut? salon2 dengan produk2 dari negara maju laris terjual hanya untuk meluruskan rambut, memutihkan kulit bahkan sampai operasi plastik..

Cobalah teman - teman yang semua mari kita lihat akar persoalan pornografi yg selama ini marak di Indonesia. Saya pikir kalau jawabannya hanya dengan RUU APP yg isinya spti yng kita lihat selama ini, kita tidak akan menumpas akar persoalan dari pornografi tersebut, yaitu kapitalis dunia.

Termasuk misalnya Pekerja Seks Komersil juga dalah korban kapitalis. Kita semua adalah korban kapitalis dunia yg selalu memberikan janji semu saja kepada anak bangsa Indonesia yang sangat majemuk. Sehingga sudah tidak ada lagi penghargaan terhadap hasil karya nenek moyang kita. Kita akan bangga makan fast food dibanding makan ayam rendang buatan orang padang.

Formalisasi syariat islam juga bukan jawaban bagi ketidakadilan yg selama ini kita temui termasuk maraknya pornografi tersebut.

Demikianlah mungkin masukan dari saya, mari kita perangi kapitalis disemua lini. RUU APP bukan JAWABANNYA......

#12. Dikirim oleh hartoyo  pada  26/06   01:06 AM

“Menurut aktivis JIL ini Islam sejak abad ke-2 tidak lagi dapat dikatakan sebagai agama yang satu, tetapi begitu plural, beragam, dan warna-warni.”

Islam udah nongol pada ke-2? Apa betul ya data ini? Mohon dicerahkan deh saya.

#13. Dikirim oleh M. Supeno  pada  29/06   07:06 AM

Sayang sekali saya ketinggalan info ttg acara diskusi kali ini. saya setuju sekali dengan saudara Abu Sulthan. Penanaman Tauhid seharusnya dilakukan tanpa harus menghancurkan situs-situs peninggalan masa lalu. tapi pada kenyataannya kita skrg lbh bnyk terjebak pada simbol-simbol saja kan? mungkin inilah PR bagi kita generasi muda islam untuk lebih membumikan kembali Islam. Khusus Wahabisme, saya khawatir faham ini telah dimanfaatkan oleh pihak2 yg berkepentingan utk mengacaukan Islam. yah, mengingat Saudi arabia adlh pemilik ladang minyak yang tdk pernah diupayakan utk “didemokrasikan” oleh mereka yg sok demokratis, selain UAE, UEA, dan kuwait tentunya. Jangan2, mereka adlh agen2 CIA? Wallahu A’lam bishawwab! Asalaamu alaikum wr. wb.
-----

#14. Dikirim oleh Fajar  pada  30/06   04:06 PM

RUU APP ditolak, katanya orang indonesia sudah bisa bedakan yang baik dan buruk. Naif sekali, tolong bilang ke anak2 di bawah umur hal ini. Tahu gak, karena gak ada aturan yang jelas, negeri ini jadi negeri yang paling liberal, anak2 bis abeli vcd porno dengan bebas di glodok.

#15. Dikirim oleh rino  pada  12/09   01:55 PM
Halaman 1 dari 1 halaman

comments powered by Disqus


Arsip Jaringan Islam Liberal ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq