Ahmad Abdul Haq


Peran Dan Tantangan Kepala Sekolah

Back | Up | Next

 

Sumber: Kick Andy.com

 

 
Senin, 05 Mei 2014 02:25 WIBPeran Dan Tantangan Kepala Sekolah

Peran Dan Tantangan Kepala Sekolah

Dalam menghadapi keadaan global, dunia pendidikan kita (sekolah) dihadapkan pada tuntutan untuk melahirkan murid/siswa yang memiliki karakter yang baik serta daya saing akademis. Baik guru maupun Kepala Sekolah merupakan aktor pertama dan utama dalam menyahuti tantangan tersebut. Guru secara khusus mempunyai peran penting dalam mewujudkan pembelajaran bermutu dan efektif di ruang kelas (effective class), sedangkan Kepala Sekolah mempunyai tugas yang lebih luas dari pada guru, yaitu mewujudkan layanan pendidikan yang bermutu secara lebih luas di tingkat sekolah.

Keberhasilan mereka dalam menjalankan fungsinya dipengaruhi oleh kemampuan professional, sikap dan orentasi; kesejahteraan, dan fasilitas serta komitmen terhadap visi dan misi. Sebagai pimpinan, Kepala Sekolah disyaratkan mempunyai sikap, orientasi, wawasan ke depan, dan kemampuan diri dalam memahami persoalan, mengorganisasi sumber daya, dan membangun jaringan untuk melahirkan sekolah (pendidikan) bermutu (effective/excellent school) (Lihat Beare, Cadwell & Millikan, 1990). Beberapa masalah yang harus mendapat perhatian kita setidaknya menyangkut pola rekrutmen Kepala Sekolah serta peran dan fungsinya.

Sejauh ini setidaknya ada dua jenis pertimbangan atau dasar dalam merekrut tenaga kependidikan (i) obyektif dan (ii) subyektif. Dalam pendekatan pertama, rekrutmen tenaga pendidikan didasarkan pada faktor-faktor seperti kebutuhan personel menurut fungsi, kompetensi, kualifikasi dan kemampuan seseorang. Sedangkan dalam pendekatan kedua, seseorang direkrut atas dasar pertimbangan kekeluargaan, perkoncoan atau faktor suka tidak suka, bukan atas dasar kemampuan dan kompetisi yang sehat. Dalam arena politik, misalnya, pendekatan kedua dapat difahami dari bentuk jual beli suara (money politics).

Pendekatan obyektif disebut juga dengan “Merit System” (merit). Pendekatan merit, secara internasional, merupakan standar yang digunakan untuk mendapatkan orang-orang yang layak dan kompeten. Pendekatan tersebut merupakan cara yang kontibutif terhadap pencapaian tujuan. Di Indonesia, meski pemerintah menggariskan kebijakan dengan acuan pada sistem merit, namun praktek lebih sering bertolak belakang (subyektif). Misalnya, UU No. 22 tentang desentralisasi, telah memberikan kewenangan kepada Bupati untuk merekrut personel berdasarkan sistem merit, namun nepotisme masih lebih banyak diterapkan. Praktek seperti inilah yang akan menghancurkan efektifitas dan efisiensi pembangunan di daerah.

Dalam pandangan konvensional, fungsi dan tugas Kepala Sekolah terkonsentrasi kepada penanganan administrasi. Oleh karenanya, sering kita temukan, rekrutmen dan promosi Kepala Sekolah lebih ditekankan pada kemampuan menata administrasi semata. Padahal Kepala Sekolah mempunyai peran penting dalam mewujudkan pembelajaran bermutu (effective teaching). Beberapa studi mengungkapkan bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin harus memainkan peran bagi pembelajaran siswa (leaders for student learning). Kepala sekolah seharusnya mengetahui materi pembelajaran (academic content), pendekatan atau metoda pembelajaran (pedagogic), oleh karena itu ia harus memberikan dampingan kepada guru (supervisi). Kepala sekolah bekerja sama dengan guru meningkatkan keterampilan dalam mengelola kelas. Kepala sekolah bersama guru mengumpulkan dan menganalisis informasi sebagai dasar dalam menetapkan jenis program/kegiatan dan strategi peningkatkan mutu pembelajaran. Juga kepala sekolah bertugas membangun kerjasama dengan orang tua murid, tokoh masyarakat, organisasi sosial termasuk organisasi kepemudaan, kelompok bisnis dan lainnya untuk meningkatkan performansi murid dan sekolah.

Selain itu, sebagai manajer dan pemimpin, kepala sekolah harus memiliki kemampuan memimpin untuk menjalankan kewenangan dan keotonomiannya mencari, memilih dan menetapkan strategi-strategi pengembangan sekolah. Ia dihadapkan tidak hanya pada persoalan-persoalan administratif juga efisiensi dan efektifitas penggunaan atau pemanfaatan sumber daya. Beberapa hasil penelitian menunjukan peran penting kepala sekolah, yaitu: merestruktur sekolah, melakukan perubahan dan perbaikan, membangun kerjasama dengan masyarakat (partisipasi masyarakat), dan terhadap proses dan hasil pembelajaran murid. Pembelajaran yang bermutu tidak akan terjadi tanpa adanya kepemimpinan. Kepala sekolah dapat melakukan berbagai kegiatan untuk membangun sinergi dan jaringan dengan masyarakat untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan sekolah (pendidikan).

Oleh sebab itu, untuk menyahuti tantangan ke depan diperlukan seorang pimpinan (kepala sekolah) yang visioner. Yaitu seseorang yang karismatik karena ia mempunyai empat kemampuan, yaitu (a) menerjemahkan visi dalam tindakan nyata secara sistematis, (b) menjelasksn visi kepada pihak lain, (c) kemampuan menerapkan visi dalam rentetan kegiatan sejalan keragaman situasi yang dihadapi, serta (d) menjabarkan visi untuk pelbagai keadaan, dengan pelbagai cara dan lingkup yang lebih luas.

Dalam konteks pengembangan kurikulum 2013, tugas, peran dan fungsi kepala sekolah tersebut seharusnya dilahirkan dari mekanisme pendidikan berjenjang, bukan semata dari pengalaman mengajar. Karena kurikulum 2013 memerlukan seorang kepala sekolah yang mampu mengimplementasikan seluruh pendekatan pedagogik dan andragogik sekaligus, baik terhadap guru dan juga seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) sekolah. Kemampuan dan keterampilan kepala sekolah yang dilahirkan dari sebuah proses pendidikan secara khusus diharapkan mampu memahami keragaman bahasa dan budaya, aspek akademik dan sosial dunia sekolah, kemampuan berkomunikasi dan kemampuan membangun kerjasama/jaringan dengan elemen masyarakat (Thurston, Clift & Snacht: 1993).

Dengan demikian program pendidikan untuk kepala sekolah sangat dibutuhkan karena mengandung kegiatan magang (internship) agar peserta dapat menyelami persoalan nyata yang dihadapi sekolah. Kurikulum program leadership sekolah memberi kepala sekolah bekal keahlian (metodologi) untuk memahami dan menjalankan penelitian pendidikan. Kemampuan dan sikap tersebut di muka dimaksudkan untuk membekali kepala sekolah mengemban fungsi profesional sebagai manager, pemimpin pembelajaran/fasilitator program, fasilitator/motivator hubungan sekolah dengan masyarakat, visioner dan pemecah masalah.

 

Kick Andy: Home • The Show • Special • Andy's Corner • Foundation • Recommended Book • Andy's Friend • Andy's Team • About

Tag: Kliping Media, Kick Andy