JIL Edisi Indonesia
Teror Fundamentalis dan Peran Negara
Oleh Fajar Kurnianto
Dan, negara, yang salah satu fungsinya adalah menjadi payung buat semua warga yang berbeda paham dan keyakinan, ternyata kerap kali dengan mudahnya terkooptasi oleh kelompok-kelompok berpaham keagamaan tertentu yang mengatasnamakan mayoritas namun sesungguhnya hanya menggeneralisasi.
Mengukuhkan Aspek Kemanusiaan Agama
Pola keberagamaan seseorang sejatinya baru dapat dinilai ideal dan utuh (kaffah) apabila dibarengi upaya serius bagi pemihakan terhadap orang-orang yang tesisihkan (mustad’afin). Dengan kata lain, tingkat kesalehan ritual-formal-individual haruslah bersinergi dengan kesalehan sosial dan perhatian terhadap aspek kemanusiaan.
Sains Islami atau Pseudo-Sains?
Oleh Andriyansyah
Kita boleh saja meyakini Islam sebagai agama yang pro-ilmu pengetahuan. Tapi, sikap itu tak perlu ditempuh dengan cara “mencocok-cocokan” atau mencari ayat mana yang sesuai dengan fakta ilmiah tertentu. Sikap yang benar adalah terbukanya nalar sehingga mau mempelajari ilmu pengetahuan darimanapun asalnya. Tidak perlu membeda-bedakan ilmu pengetahuan di bidang teknik maupun sosial.
Ijtihad dan Kesegaran Islam
Oleh Muhammad Nurul Fikri
Syariat adalah keadilan, rahmat, kemaslahatan dan hikmah secara menyeluruh. Setiap masalah yang menyimpang dari keadilan ke tirani, dari rahmat ke permusuhan, dari maslahat ke kebinasaan, dari hikmat ke kesia-siaan atau kemuspraan, bukanlah termasuk syariat, dengan interpretasi bagaimana pun juga.
Ekonomi Islam dan Soal Bunga Bank (Bagian Terakhir dari Dua Tulisan)
Oleh Ari A. Perdana
Untuk pinjaman, beberapa bank syariah tidak hanya menentukan nisbah yang ditetapkan sebelumnya, tapi nilainya bahkan bisa lebih tinggi dari bunga pinjaman konvensional. Itu terjadi setelah adanya berbagai biaya dan fee tambahan. Ini tentunya menimbulkan pertanyaan tambahan: seberapa jauh bank syariah konsisten dengan kritiknya terhadap bunga yang dianggap memberatkan dan eksploitatif?
Tongkat Musa Demi NKRI: Tanggapan atas Tanggapan Ismail Yusanto
Oleh Abd Moqsith Ghazali
Kiai As’ad mengumpamakan NU sebagai “Tongkat Musa” yang siap melawan pihak-pihak yang merongrong keutuhan NKRI. Seruan kebangsaan Kiai As’ad itu kini seakan menemukan relevansinya kembali.
Ekonomi Islam: Di Luar Spektrum Kapitalisme dan Sosialisme? (Bagian Pertama dari Dua Tulisan)
Oleh Ari A. Perdana
Ini membawa implikasi dari aspek normatif: apa yang baik dan buruk, apa yang harus dilakukan atau dihindari bukan semata-mata dilihat dari aspek efisiensi sebagaimana dikenal dalam ekonomi konvensional, melainkan bagaimana agar tindakan di kehidupan duniawi juga menghasilkan imbalan di akhirat.
Memperkuat Islam Pacifis
Oleh Sumanto al Qurtuby
Karena didorong semangat anti-perang dan cinta damai, kaum pacifis dari kedua agama ini, bersama pacifis Muslim, bekerja menciptakan iklim kesejukan seperti organisasi Seeds of Peace di Palestina dan Israel. Mereka sadar bahwa kekerasan yang terjadi di Timur Tengah lebih banyak bermuatan politik-ekonomi daripada agama. Dalam banyak hal, agama merupakan “penumpang” kesekian dari konflik.
Menuju Pluralisme Global
Oleh Moh. Shofan
Pluralisme selalu menjadi problem, baik ketika menyangkut sistem ekonomi, ideologi-politik maupun struktur sosial, apalagi masalah agama-agama. Munculnya truth claim dan salvation claim yang mengatanamakan iman (baca: agama) merupakan fenomena yang marak kita jumpai di masyarakat kita.
Benarkah Islam Agama “Jalan Tengah”?
Oleh Ulil Abshar-Abdalla
Jikapun ada hadis yang benar-benar melarang hal itu, maka yang patut dipersoalkan bukanlah hadis itu, tetapi cara kita menafsirkannya. Sudah jelas hadis terikat dengan konteks zaman tertentu, dan tidak semua hal yang termuat dalam hadis bisa dengan serta merta dilaksanakan sekarang.