JIL Edisi Indonesia

Dilema Kadima

Oleh M. Guntur Romli

Maklumlah, Partai Kadima, tunggangan politik Olmert menang tipis saja. Kadima hanya menyabet 29 kursi dan 120 kursi yang tersedia di Knesset (Parlemen Israel). Padahal Kadima digadang-gadang menjadi ikon perubahan dan perdamaian.

24/04/2006 | Editorial | Komentar (2) #

Dua Identitas

Oleh Anick H.T.

Seorang kawan merasakan bias Islam yang berlebihan dalam produk hukum semacam RUU Pornografi, Perda Pelacuran Tangerang, serta perda-perda sejenis di berbagai daerah. Setelah mengikuti dengan intens pro-kontra soal beberapa produk hukum tersebut, ia sampai pada kesimpulan untuk merumuskan satire: “Nampaknya di negara kita cuma ada dua kategori orang: orang Islam, atau orang Indonesia”.

24/04/2006 | Kolom | Komentar (26) #

Lakhdar Brahimi: Demokrasi Penting, Supremasi Hukum Lebih Penting

Lakhdar Brahimi (72) adalah diplomat kelas dunia asal Aljazair. Jabatan terakhirnya adalah penasehat Sekretaris Jenderal PBB, Kofi Annan. Ia mengabdikan diri di PBB sejak 1994 hingga 2005. Brahimi juga pernah menjadi perwakilan khusus PBB di Afganistan (20001-2004). Karena berhasil di Afganistan, ia ditugaskan ke Irak, namun segera hengkang karena banyak berseberangan dengan kebijakan Amerika Serikat di sana. Berikut petikan wawancara Novriantoni dan M Guntur Romli dari Jaringan Islam Liberal (JIL), Jum’at lalu (7/4).

24/04/2006 | Wawancara | Komentar (2) #

JIL Sering Disalahpahami Daripada Dimengerti

Oleh Umdah El-Baroroh

Paham fundamentalisme ini selalu berlawanan dengan gagasan pembaruan dan liberalisme. Karena fundamentalisme menolak adanya otonomi manusia. “Yang ada hanyalah otonomi dan hak Tuhan”, ucap Tolleng. “Maka tidak jarang aliran ini selalu menolak sistem negara demokratik.” “Demokrasi bagi mereka bukanlah bagian syariah Tuhan.

18/04/2006 | Diskusi | Komentar (1) #

JIL Peringati Ultah Ke-5

Oleh Umdah El-Baroroh

Karena kelompok muslim tertentu yang memahami masalah agama sebagai masalah teologis semata, seringkali menolak campur tangan orang-orang di luar agama. Sehingga mereka yang merasa tidak bergerak di lingkaran agama menjadi emoh untuk ikut lantang dalam menyuarakan agama.

10/04/2006 | Diskusi | Komentar (17) #

KH Abdurrahman Wahid Jangan Bikin Aturan Berdasarkan Islam Saja!

Pola pandang dan sikap yang terus menghargai perbedaan dalam kerangka keragaman etnis, budaya, dan agama di Indonesia, masih
tetap manjadi ciri khas KH. Abdurrahman Wahid, mantan
orang nomor satu di negeri ini. Kyai nyentrik yang akrab disapa
Gus Dur itu, kembali mengingatkan pentingnya menolak
penyeragaman cara pandang, sikap, maupun perilaku dalam
beragama dan bernegara di negeri ini.

10/04/2006 | Wawancara | Komentar (15) #

Belajar Kembali Bernegara

Oleh Luthfi Assyaukanie

Kita tampaknya harus kembali belajar bernegara. Beberapa peristiwa nasional akhir-akhir ini membuktikan betapa sebagian kelompok Islam di negeri ini gagal memahami falsafah dasar negara kita. Pernyataan dan tindakan mereka sudah jelas-jelas bertentangan dengan Konstitusi Indonesia.

09/04/2006 | Editorial | Komentar (5) #

Teks Sebagai Jendela dan Cermin

Oleh Dr. Ioanes Rakhmat

Teks kuno Kitab Suci (atau teks apa pun) secara metaforis dapat diperlakukan sebagai sebuah “jendela” (atau sebuah teropong atau sebuah lubang kunci atau sebagai sebuah jembatan). Ketika berhadapan dengan sebuah jendela, orang tidak tertawan oleh papan jendela, tetapi membukanya, lalu melalui jendela itu ia memandang ke dunia di luar jendela, dunia yang lain.

09/04/2006 | Kolom | Komentar (11) #

Tentang Perda Pelacuran

Oleh Abd Moqsith Ghazali

Tidak terlalu jauh dari Jakarta, di Kota Tangerang, kita tengah menyaksikan peraturan daerah (Perda) No. 8 tahun 2005 tentang pelarangan pelacuran. Sesungguhnya telah banyak keluhan dan kritik disampaikan terkait dengan perda Tangerang, baik oleh para akademisi, pakar hukum maupun warga masyarakat Tangerang sendiri. Perda ini dikritik bukan hanya karena banyak bertentangan dengan peraturan di atasnya seperti KUHP, melainkan juga karena materi hukum dan kosa kata yang dipakainya sangat multitafsir, sehingga dapat dengan mudah dibelokkan oleh aparat penegak hukum.

02/04/2006 | Editorial | Komentar (26) #

Pembaruan Islam di Indonesia: Pandangan Kristen

Oleh Martin Lukito Sinaga

Pembaruan a la liberal ini juga memberi titik harapan bagi Kekristenan, terutama di tataran sosial-kemasyarakatan. Sebab dengannya ihwal agama dan masyarakat tidak lagi dilihat dalam kerangka agama yang dominan akan pula menciptakan kerangka agama (syariat) untuk seluruh aspek kehidupan, tetapi agama akan dilihat sebagai aspek inspiratif bagi kehidupan bersama.

02/04/2006 | Kolom | Komentar (8) #
Halaman: 28 dari 109 « First  <  26 27 28 29 30 >  Last »

comments powered by Disqus


Arsip Jaringan Islam Liberal ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq