Cerita Sukses Imam Zarkasi
Oleh Imam Zarkasi
Saya akan cerita tentang diri saya :
Imam Zarkasi berlatar belakang guru dan petani. Pagi mengajar di sekolah swasta, sore mengajar ngaji di diniyah. Dan di hari libur tetap bekerja sebagai petani. Keluarga selalu mengajarkan imam untuk menjadi orang yg baik, namun tidak mengajarkan untuk menjadi kaya.
Dengan gaji dari guru sukwan yg jauh dari kata cukup dan hasil sawah yg tidak menentu, kehidupan imam sering keluar masuk koperasi, gali lobang tutup lobang.
Imam sangat beruntung kenal dengan grup BTD asuhan dokter sigit setyawadi, dari link yg di japri oleh pk chozinatul asrori (satu grup dalam grop WA pertanian)
Imam mulai mendengarkan ATBS, membaca materi ebook dll imam menemukan banyak yg salah di bidang finansial. Setelah selesai mendengarkan atbs imam memutuskan untuk
hadir di seminar inspirasi dan visi yg ditunjuk.
Di Seminar bulan Juli 2017 itu mata imam terbuka bahwa ada kehidupan lain yg jauh diatas kehidupan imam selama ini.
Kemudian imam ikuti saja apa arahan mentor, dunia membuka selembar demi selembar untuk imam. Awalnya penuh ke ragu raguan, tetapi imam sami’na wa atho’na saja dengan mentor mentor seperti pak Chozin, pak Sigit. Disuruh melakukan ini imam lakukan, disuruh begini lakukan nggak pakai membantah atau berkomentar. Menurut dr. Sigit, kita sedang memasuki hutan lebat yg tidak dikenal yaitu dunia kuadran kanan dan berpenghasilan besar. Jadi ikuti saja mentor jangan belak belok atau ambil inisiatif sendiri
Tepat setahun setelah hadir di seminar itu dua kapal sudah imam bakar.
- Sawah yg dulu di garap full, kini sudah di sewakan pada tetangga yg lebih butuh dengan sistem bagi hasil
- Imam sowan ke yayasan tempat mengajar untuk mengajukan pensiun dini. Dan menyerahkan posisinya pada yg lebih membutuhkan. Karena banyaknya lulusan tenaga pendidik yg belum terserap.
Di sini banyak yg bertanya. Apa pk imam tidak eman sebentar lg akan di ajukan sertifikasi lho,, imam hanya tersenyum.
Karena penghasilan imam sudah setara dengan 2 kali gaji pns, itu sudah cukup untuk makan di desa. Apalagi pasti akan naik terus mengejar plafon rejeki yg sudah imam pasang.
Imam mulai mengerjakan kegiatan sosial yg lain. Di setiap bulan Ramadan biasany selalu berharap THR, kemarin sudah bisa memberi THR.
Di diniyah yg di kelolanya yg ustad ustadzahnya hanya di beri hiburan “iklas mengajar surga balasanya. (alias tanpa gaji) Kini sudah mulai ada bisaroh / gaji untuk ustad ustazahnya.
Berkat sami’na wa atho’na pada orang yg sudah di anggap mentor. Dokter sigit setyawadi spog.
Kuncinya jangan setengah setengah ! Semua harus diikuti full !!
Leave a Reply