Monopoli Taksi Bandara Ahmad Yani Semarang
Pindahan dari Multiply
URL: http://kotasemarang.multiply.com/photos/album/50/Monopoli-Taksi-Bandara
Bicara soal monopoli taksi bandara Kalibanteng, memang susah. Yang dihadapi tentara. Kata seorang sopir taksi, walikota hanya diam, tak bisa berbuat apa-apa. Padahal, saya sebagai penumpang mengharapkan taksi dari bandara bisa lebih murah seperti di tempat-tempat lain.
Tanggal: 27-10-2009 (foto 1-5) dan 01-11-2009 (foto 6-11)
Kamera: Canon PowerShot S2 IS
Link:
– Monopoli Taksi Bandara Ahmad Yani Semarang
– Organda Keluhkan Monopoli Taksi Bandara
ikiengel wrote on Nov 13, ’09
semarang isih mending pak. Jakarta, naik taksi kena surcharge 25 rb. Apa itu surcharge? ga tahu juga artinya. setahuku ya: pungli yang dilegalkan.
ahmadabdulhaq wrote on Nov 13, ’09
ikiengel said
semarang isih mending pak. Jakarta, naik taksi kena surcharge 25 rb. Apa itu surcharge? ga tahu juga artinya. setahuku ya: pungli yang dilegalkan.
Mahal amat 25.000, Mas. Ke Bandung ya? 🙂 Biasanya ke Klender 9.000, ke Bekasi 10.000.
Tapi jauh lebih baiklah di bandara Jakarta. Pilihannya sangat banyak. Taksi yang tanpa surcharge juga ada, asal pinter nego. Tapi hati-hati juga, taksi murah di Jakarta berisiko pemerasan waktu di jalan.
omgun wrote on Nov 13, ’09
emang kadang gak tega kalo harus bayar 75 000 nyampe Plamongan. Mestinya BRT bisa ada shelter di A Yani … men iso ngirit ngono 🙂
ketanserundeng wrote on Nov 14, ’09
mending jalan dikit aja keluar bandara, kan sebenarnya gak gitu gemporr.. di kalibanteng baru deh cari yang murmerhor :p
aguswid wrote on Nov 24, ’09
tul pak ketan, saya jalan dikit sampai jembatan sebelum rel, trs nyegat taksi luar yg hbs ngedrop. Selisihnya bisa 20rb an (lumayan).
ahmadabdulhaq wrote on Nov 24, ’09
Taksi yang dicegat Pak Aguswid lagi beruntung tuh. Biasanya ada orang potongan cepak yang siap menghardik sopir taksi di lokasi itu.
Lha nek mung kacek 20 ewu ndadak kudu mlaku nggowo tas sak erat2 trus numpak taksi sopire do ra adus yooo prei jeru to OM, mending taksi resmi bandara, aman nyaman bagus2 nek ono barang ketinggalan kari telp piye brow opo meneh sing rental gelap wiss jian NGERI regone selangit wonge gak jelas slamet tekan ngomah bejo.la nek dibius dirampok arep ngomplain sopo
lha yo puinuk taksi resmi bandara to brow.
Pingin Penak Aman Nyaman langsung wae pesen Taksi Resmi Bandara
jangan sesekali pun mencoba keNGERIAN dengan menerima tawaran *Rental Gelap*
mau taksi “taksi airpot”
Mau rental “golden bird”
Yang RESMI PASTI TERJAMIN
Pak Yanto ini pasti “tiyang lebet” 🙂
Ya kalau bawaan sangat banyak dan berat, memang terpaksa naik taksi monopoli bandara. Tapi, kalau bawa satu ransel dan satu kopor, masih enak naik taksi bagus ((Blue Bird, Atlas, Kosti, dan sebagainya). Saya bilang bagus, maksudnya harganya murah, mau mampir-mampir ke mana saja, dan mau lewat mana saja terserah kita.
Taksi bagus sekarang makin mudah didapatkan di dekat keberangkatan. Kalau pas taksi bagus berhenti menghalangi taksi monopoli bandara, paling-paling si sopir taksi monopoli marah-marah dan kita diminta turun. Tapi taksi bagus tersebut masih bisa menunggu kita di dekat anjungan “wisata nonton pesawat”.
Kalau malam tiba, di saat tidak ada lagi pesawat berangkat, taksi bagus tidak lagi masuk bandara karena tidak ada mengantar penumpang lagi yang akan berangkat naik pesawat. Bila demikian, kita yang berbeban ringan tetap bisa mencari taksi bagus dengan berjalan ke luar bandara. Kadang-kadang, taksi bagus sudah menghampiri kita di dekat rel.
Tapi, awas, kalau malam hari, taksi Atlas yang sebenarnya tergolong taksi bagus bisa berubah buruk. Taksi Atlas ternyata masih ada yang meminta borongan tanpa argometer, walaupun dalam kota.
Tidak termasuk taksi bagus adalah taksi yang dimaksud Pak Yanto sebagai “rental gelap”. Saya setuju dengan Pak Yanto, bahwa “rental gelap” bisa berujung kengerian.
Jadi, tetaplah berjuang untuk mendapatkan taksi bagus. Hindari naik taksi monopoli bandara, apalagi taksi “rental gelap”.
Suwun mas aa, ha kulo tiyang njawi mung asring mampir semarang je.
Kados di TIC niko nggih taksine mung abrit sedanten, pas teng Karyadi la sing ngantri biru sedanten trus pas mampir mol paragon nggih sing ngantri atlas sedoyo.
La nek pas kulo dugi semarang la mempere nggih ngangge taksi bandara mawon too
Teng Solo Adisumarmo nggih sami kok mas taksi bandara
suwun suwun
O, mekaten ta, Pak. Inggih. Maturnuwun sampun kersa pinarak lan paring dhawuh wonten griya maya kula ngriki 🙂
Sami sami mas aa
dados menawi Monopoli kok extreem
mis. ngajeng karyadi Lahan ipun Bluebird, TIC lahanipun Pandu, menawi bandara lha lahanipun taxi bandara sami di solo di jogja.
Suwun mas aa
Kabar Gembira utk warga semarang dan sekitarnya dalam waktu dekat jika perijinan selesai Uber akan beroperasi di Semarang dan sekitarnya, halini perlu dukungan dari semua pihak utk mendesak Pemda segera memberi ijin.
Gubernur Jateng Ganjar mengaku tidak masalah dengan keberadaan Uber Taksi, namun dia meminta agar ada undang-undang yang mengatur keberadaan Uber Taksi.
“Tapi suka dan tidak suka kita harus mau, karena pihak konvensional dan virtual, sebenarnya tinggal diatur saja regulasinya. Karena menurut saya itu sama saja,” sambungnya.
Bahkan, Ganjar menyetujui jika Uber Taksi beroperasi di Jawa Tengah. “Saya sih oke-oke saja. Nanti tinggal diomongin saja, yang penting kan sekarang jelas saja sosialisasi, dan regulasinya,” tuturnya.
Sementara adanya pihak yang tidak setuju dengan keberadaan Uber Taksi, Ganjar menilai karena mereka tidak siap dengan adanya persaingan.