Portfolio Makeover Challenge (PMC) Hari Pertama: Membangun Portofolio Saham yang Ringan untuk Naik
Portfolio Makeover Challenge (PMC) adalah webinar yang diselenggarakan oleh Galeri Saham pada tanggal 17 -21 Februari 2025, untuk membantu investor dalam menyusun dan mengoptimalkan portofolio. Pada hari pertama PMC, tanggal 17 Februari 2025, pembahasan berfokus pada strategi membangun portofolio yang lebih sehat, ringan untuk naik, tetapi sulit untuk turun. Dengan pendekatan yang mudah dipahami, peserta diberikan wawasan mengenai pentingnya memiliki portofolio yang seimbang, strategi manajemen risiko, serta cara memilih saham yang dapat mendorong pertumbuhan investasi secara optimal.
Daftar Isi
Konsep Dasar Portofolio yang Sehat
Dalam sesi ini, Rio Rizaldi, founder Galeri Saham, menjelaskan tiga karakter utama dari portofolio yang optimal:
- Jumlah Saham yang Terbatas
- Portofolio yang sehat idealnya terdiri dari 5–10 saham. Memiliki terlalu banyak saham dalam portofolio dapat menyebabkan kesulitan dalam pemantauan dan pengambilan keputusan.
- Fokus pada jumlah yang terbatas memungkinkan investor lebih memahami karakteristik masing-masing saham dan memaksimalkan keuntungan dari pergerakan harga.
- Mayoritas Saham dalam Posisi Hijau
- Portofolio yang baik seharusnya didominasi oleh saham yang sedang mengalami tren kenaikan. Saham yang bergerak naik menambah keuntungan dan memperkuat keseluruhan portofolio.
- Jika sebagian besar saham dalam portofolio berwarna merah, artinya ada kesalahan dalam pemilihan saham atau strategi trading yang perlu diperbaiki.
- Sedikit Saham yang Merugi (Merah)
- Jika portofolio lebih banyak terdiri dari saham merah, investor harus segera mengevaluasi apakah saham tersebut masih memiliki prospek naik atau harus dilepas.
- Strategi cut loss harus diterapkan agar tidak terjebak dalam posisi rugi yang berlarut-larut.
Kesalahan Umum dalam Menyusun Portofolio
Banyak investor mengalami kesalahan yang sama dalam mengelola portofolio mereka. Beberapa kesalahan yang paling sering dilakukan adalah:
- Profit-Taking Terlalu Cepat
- Banyak investor cenderung menjual saham terlalu cepat setelah mendapatkan keuntungan kecil, padahal saham tersebut masih memiliki potensi naik lebih tinggi.
- Hal ini menyebabkan keuntungan yang didapat terlalu kecil dibandingkan risiko yang telah diambil.
- Tidak Mau Cut Loss pada Saham yang Turun
- Investor sering kali enggan menjual saham yang turun dengan harapan harga akan kembali naik.
- Strategi ini berisiko besar karena saham yang mengalami downtrend bisa terus turun lebih dalam, membuat kerugian semakin besar.
- Kurangnya Konsistensi dalam Strategi
- Sering berganti-ganti strategi tanpa disiplin menyebabkan keuntungan yang didapat dari saham tertentu akhirnya hilang di saham lain.
- Investor harus memiliki rencana trading yang jelas dan disiplin dalam menjalankannya.
Strategi Mengoptimalkan Portofolio
Untuk memastikan portofolio bekerja secara maksimal, peserta diberikan strategi utama dalam mengelola investasi mereka:
1. Konsep Balon Udara dalam Portofolio
Portofolio diibaratkan seperti balon udara yang bisa naik atau turun tergantung isi di dalamnya.
- Saham yang naik berfungsi sebagai gas, yang membantu portofolio naik lebih tinggi.
- Saham yang turun bertindak sebagai beban, yang harus segera dilepaskan agar portofolio tetap bergerak naik.
- Jika ada terlalu banyak saham yang turun, portofolio akan sulit mengalami kenaikan meskipun ada saham yang naik.
2. Menentukan Saham yang Layak Dipertahankan
Investor harus memiliki metode dalam memilih saham yang layak dipertahankan dalam portofolio. Beberapa indikator utama yang dapat digunakan:
- Tren Saham: Pastikan saham masih dalam tren naik (uptrend) berdasarkan analisis teknikal seperti moving average.
- Volume Perdagangan: Saham dengan volume besar menunjukkan minat pasar yang tinggi dan memiliki potensi kenaikan lebih lanjut.
- Fundamental Perusahaan: Meskipun webinar lebih banyak membahas analisis teknikal, investor tetap disarankan untuk melihat aspek fundamental sebelum memutuskan untuk hold atau jual.
3. Penggunaan Alat Bantu dalam Trading View
Untuk membantu dalam analisis, peserta dikenalkan dengan Profit Trader Module (PTM) yang dapat digunakan di Trading View. PTM membantu trader dalam:
- Mengidentifikasi saham yang sedang dalam tren naik.
- Menentukan level entry dan exit berdasarkan sinyal teknikal.
- Menghindari saham yang memiliki kecenderungan untuk turun lebih jauh.
Langkah Pertama dalam Merapikan Portofolio
Sebagai bagian dari tantangan PMC, peserta diminta untuk mengevaluasi portofolio mereka berdasarkan prinsip-prinsip yang telah diajarkan. Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah:
- Identifikasi Saham yang Paling Lemah
- Tentukan saham mana yang mengalami penurunan terus-menerus tanpa ada tanda-tanda pembalikan tren.
- Evaluasi apakah masih ada alasan untuk mempertahankan saham tersebut atau lebih baik dilepas.
- Perbaiki Komposisi Saham dalam Portofolio
- Sesuaikan jumlah saham agar lebih terkonsentrasi pada aset yang memiliki potensi kenaikan lebih besar.
- Hindari memegang terlalu banyak saham dari satu sektor saja untuk mengurangi risiko spesifik sektor.
- Gunakan Manajemen Risiko yang Ketat
- Tetapkan stop-loss untuk menghindari kerugian lebih dalam.
- Gunakan trailing stop untuk mengunci keuntungan dari saham yang telah naik.
Kesimpulan
Hari pertama webinar PMC memberikan wawasan yang sangat berharga bagi investor dalam membangun portofolio yang lebih optimal dan tahan banting. Dengan pendekatan yang sistematis, peserta diajarkan untuk:
✅ Menjaga jumlah saham dalam portofolio agar tetap efisien.
✅ Fokus pada saham yang sedang dalam tren naik dan membuang saham yang mengalami downtrend.
✅ Menerapkan strategi manajemen risiko dengan disiplin untuk memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan kerugian.
Dengan pemahaman ini, investor dapat mulai melakukan makeover pada portofolio mereka, sehingga lebih siap menghadapi tantangan pasar ke depan. Tantangan selanjutnya dalam PMC akan semakin menarik, di mana peserta akan diberikan strategi lanjutan untuk menyusun portofolio yang lebih kuat dan konsisten.
Leave a Reply