Cerita Sukses dr Sigit Setyawadi

Oleh dr Sigit Setyawadi

dr Sigit Setyawadi dan istrinya, Retno Kusdarwati, piknik di kapal pesiar berkat Amway.

Banyak yang bertanya siapa saya sampai sampai berani mempengaruhi orang lain untuk bisa berpenghasilan pasif besar dan freedom.

Saya perkenalkan dulu siapa saya dan perubahan yang terjadi pada diri saya.

  1. Saya lahir 11 November tahun 1954, dari SD sampai SMA di Probolinggo. Lulus SMA tahun 1972, kuliah di FK Unair lulus tahun 1980. Kemudian dinas di Puskesmas Kerek Tuban 1981-1986, Montong Tuban 1986-1988 dan spesialisasi Obgin di Unair 1988-1993. Ke Pacitan sbg dokter kandungan pertama tahun 1993-1995. Pindah ke RS Syaiful Anwar Malang sampai pensiun dini tahun 2005. Tinggal dan praktek di RS Bersalin pribadi di Batu sampai menurunkan papan praktek 17 Agustus 2005.
    Dari saat menjadi dokter sampai 1997 saya merasa bahwa sebagai dokter penghasilan saya aman dan saya ini orang kaya. Punya rumah besar dan mobil mewah dan banyak.
  2. Tahun 1997, secara bergantian dalam waktu 2 minggu, saya dipertemukan dengan 3 janda dokter yg terpaksa berjualan door to door untuk menyambung hidup sepeninggal suami. Di situ saya menyimpulkan bahwa penghasilan dokter ternyata tidak aman. Aman bagi si dokter tetapi tidak aman bagi keluarganya. Mulai ada kegelisahan tetapi tidak tahu apa penyebab tidak amannya ? Hidup jalan terus seperti biasa.
  3. Tahun 2000, terbit 2 buku Robert T Kiyosaki berjudul Rich Dad Poor Dad dan buku Cashflow Quadrant. Di buku itu saya jadi tahu mengapa penghasilan sy tidak aman. Yaitu karena bukan penghasilan pasif tetapi penghasilan aktif. Saya tersinggung karena disebutkan bahwa seseorang dengan kondisi seperti saya sebenarnya termasuk orang miskin. Saya bekerja hanya untuk bertahan hidup. Setiap ada penghasilan lebih, selalu digunakan untuk menambah kemewahan hidup, kemudian harus mempertahankannya dengan bekerja lebih keras lagi. Jika suatu saat pencari nafkah tunggalnya bermasalah, langsung kolaps semuanya. Meskipun ada rasa sakit di dada membaca buku itu, tetapi saya menyetujuinya.
    Bukti bahwa saya sebenarnya semakin miskin adalah ketika terbukti saya semakin senior harus bekerja semakin keras dan itu sangat saya rasakan.
    Robert T Kiyosaki mengatakan bahwa satu satunya cara bagi orang seperti saya itu harus mau menyeberang ke kuadran kanan dengan cara mengerjakan bisnis kuadran kanan. Tentu saja saya tidak mau menjalankan. Hidup pun tetap berjalan seperti biasa, bedanya saya mencoba investasi sana sini, di saham, kerjasama ternak, reksadana dsb. Semuanya gagal dan berakhir menyedihkan.
    Orang lain mungkin sudah bangkrut dengan kerugian kerugian investasi itu. Tetapi sebagai dokter kandungan yang punya rumah sakit, tentu saya tidak akan bangkrut selama saya masih sehat.
  4. Tahun 2003 saya dipaksa anak hadir ke sebuah seminar di Jakarta dan itu mengubah segalanya. Saya mendapat pencerahan di sana. Di sana bisa tahu bisnis kuadran kanan yang dimaksud Robert T Kiyosaki dalam buku bukunya. Akhirnya saya menjalankan sebuah bisnis yang tadinya sangat tidak saya sukai karena menganggapnya harus jualan dengan segala konotasinya.
  5. Setelah mendapat penghasilan yang cukup besar dari bisnis itu, saya memutuskan berhenti praktek. Setelah beberapa bulan mempersiapkan pasien dan karyawan klinik, 17 Agustus 2005 saya berhenti praktek dan sekaligus pensiun dini dari PNS. Bisnis kuadran kanan tidak saya kerjakan lagi, kecuali membantu mereka yang ingin mengembangkannya.
  6. Sampai hari ini penghasilan dari bisnis itu lancar, di samping untuk biaya dan gaya hidup masih ada sisa untuk investasi hotel, apartemen, kebun sawit dll. Saya berubah dari slave of money menjadi master of money seperti saran Robert T Kiyosaki
  7. Setelah beberapa tahun menikmati kehidupan freedom seluruh keluarga (tidak satupun anak saya yang bekerja mencari uang), saya ingin menyebarkan faham baru itu yaitu merubah slave of money menjadi master of money.
    Saya katakan kepada siapapun untuk tidak bekerja mencari uang terlalu lama. Berinvestasilah di ternak dsb. Idenya bagus tetapi faktanya ternak terlalu sulit di prediksi.
  8. Sejak pensiun terus belajar tentang PIKIRAN. Ternyata memang segala sesuatu diatur di pikiran termasuk rezeki yaitu plafon rezeki.
    Awalnya saya memberi arahan pada perorangan. Kemudian ada sarana ketika seorang teman : mas Jaka (Zaka) membuatkan saya grup Building The Dream. Sayapun punya cara menyebarkan ide ide saya. Yaitu meningkatkan plafon rejeki dan kecerdasan finansial seseorang. Jika plafon rejeki naik maka otomatis bawah sadar kita akan mencarikan jalan menuju plafon itu. Terkadang 1 bulan baru ketemu, terkadang 1 tahun baru ketemu jalannya. Sy sendiri butuh 7-8 bulan baru menemukan jalannya. Lebih tepatnya dipertemukan.
  9. Akhir tahun 2016 saya dibuatkan grup WA Building The Dream (BTD) tersebut oleh seorang teman muda yang bergerak di bidang pertanian. Grup ini untuk memberi pelajaran keuangan kepada para petani.
    Awalnya saya membuat audio terapi untuk meningkatkan penghasilan 15 juta sebulan. Kemudian 50 juta sebulan dan mas Zaka meminta dibuatkan yang 100 juta penghasilan pasif sebulan. Akhirnya itulah yang dipakai untuk semuanya.
  10. Setelah beberapa bulan BTD yg pertama berdiri, mas Zaka bertanya :”Mau diapakan Pak, orang orang di BTD ?”. Sayapun menjawab tidak diapa apakan biar mengalir sendiri saja. Setelah plafonnya naik mereka akan menemukan jalan sendiri.
    Ternyata tidak semudah itu, plafon naik lewat audio itu sifatnya instan dan hanya sementara. Bahkan banyak yang akhirnya kena jebakan batman seolah olah rejeki naik padahal sebenarnya tidak.
  11. Obrolan dengan ahli pikiran : Pak Ariesandi yang banyak menulis buku tentang pola pikir menyimpulkan bahwa orang perlu melihat sendiri orang orang yg bisa mencapai penghasilan pasif 100 juta.
    Barulah terjadi internalisasi karena bawah sadar percaya itu bisa. Itu membuat saya utk mengajak mereka ke seminar yang di sana ada orang orang yg sudah freedom itu berbicara.
    Sayapun tahu dan mengenal mereka karena kami dulu setiap tahun rekreasi bersama ke luar negeri.
    Akhirnya saya ajak ke seminar tersebut pertengahan Maret 2017 tahun . Mereka yang hadir ke seminar itu rata rata langsung bisa action menuju penghasilan pasif 100 jutanya. Sekarang mereka sudah on track.
  12. Kalau ditanya ujungnya kemana ? Saya tetap menjawab terserah karena tujuan saya cuma meningkatkan plafon dan kecerdasan finansial mereka melalui 3 tahap.
    Goal akhirnya adalah agar setiap anggota nantinya bisa mendapat penghasilan pasif 100 juta sebulan. Soal caranya sudah pasti Anda saat ini tidak tahu. Nanti akan tahu sendiri jika ke tiga tahapannya sudah dilewati. Jika setelah naik belum juga menemukan bisnis yg tepat, silahkan kalau mau mengerjakan bisnis kuadran kanan seperti yang saya kerjakan dulu.
  13. Saya merasa punya kemampuan untuk mengajak orang menyeberang ke kuadran kanan karena saya sudah mengalami hidup di 2 sisi, di sisi kuadran kiri sebagai dokter yang sukses selama 25 tahun dan di sisi kanan sebagai pemilik bisnis bersistem dan investor. Dan saya tidak mau kembali ke kiri, begitu juga anak anak saya tidak saya harapkan untuk berada di kuadran kiri atau bekerja mencari uang. Lebih baik mereka bekerja membangun aset dan nanti asetnya itu yang akan bekerja menghasilkan uang untuk kita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *