Jreng Visi Misi Dinyanyikan

Maju sebagai calon Presiden RI, Rhoma Irama punya janji memberantas korupsi dan menghormati HAM. Tidak berat itu buat seorang raja.

Reporter: Silivia Galikano



Keinginan Rhoma untuk maju dalam pencapresan RI terkesan ujug-ujug, maksa, dan tanpa pikir panjang. Dia maju perang dengan amunisi yang sangat minim: penggemar yang selalu membeludak setiap kali Soneta manggung. Itu saja? Nanti dulu.

Dalam wawancara dengan detikcom, Senin 12 November 2012, Rhoma Irama menjelaskan bahwa selama 40 tahun bersama Soneta keliling Indonesia, dia bukan hanya menyanyi untuk menghibur masyarakat. Lebih dari itu, secara tidak langsung dia juga menyampaikan pesan-pesan politik.
“Lirik-lirik lagu saya, itu visi dan misi saya sebagai anak bangsa, untuk persatuan nasional. Lagu-lagu saya mencerminkan komitmen memberantas korupsi dan menghormati HAM,” kata Rhoma.

Memang lebih banyak lagu-lagu cinta syahdu, baik itu dibawakan sendiri maupun duet dengan Rita Sugiarto, Elvy Sukaesih, Ida Royani dan penyanyi perempuan lain. Walau begitu, baiklah, mari simak lagu-lagu Rhoma Irama yang mencerminkan visi dan misinya sebagai anak bangsa itu.

Banyak Jalan ke Roma adalah ajakan untuk bekerja ulet. Jika satu jalan mentok, masih banyak jalan lain yang terbuka untuk ditempuh. Tentu bukan jalan korupsi maksudnya karena Rhoma tak suka korupsi. Sudah dia serukan itu dalam Indonesia.

Lagu ini memotret Indonesia yang alamnya kaya sekaya masalahnya: negara seakan milik segolongan saja, perbedaan sosial yang domplang, serta korupsi di birokrasi. Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin.

Mau coba-coba judi? Hohoho… dilarang itu walau masih dalam pikiran, karena judi itu keji! Bikin miskin, bikin murtad, merusak iman, cuma bikin dukun laris manis. Yang senang bisa jadi sengsara, apalagi yang susah/ Uang judi najis tiada berkah, begitu kata Rhoma.

Dan tentu kita masih ingat hujatan berbau SARA yang dilontarkan Rhoma dalam Pilgub DKI Jakarta lalu. Apakah bakal ada lagi kalau nanti dia berkampanye? Ah seharusnya dia sudah belajar dari lagunya sendiri, sewaktu penduduk Indonesia masih 135 juta (tahun 1977): Janganlah saling menghina/ Satu sukubangsa dengan lainnya/ Karena kita satu bangsa/ Dan satu bahasa Indonesia. Sekarang jumlah penduduk Indonesia sudah hampir 250 juta jiwa lho.

Di lagunya yang lain, Hak Asasi, Rhoma juga mengedepankan kebebasan beragama, kebebasan berbicara, kebebasan berusaha, dan ayo catat ini: kebebasan berkarya. Artinya, selain tidak akan ada lagi hujatan berbau SARA, tak akan ada lagi penyanyi dangdut yang dimarah-marahi akibat goyangnya.

Untuk urusan narkoba, minimal ada tiga lagu yang Rhoma ciptakan, Bunga-bunga Ganja, Narkoba, dan Mirasantika. Sikapnya jelas menentang narkoba, hanya saja beda di titik dia berdiri. Kalau di Bunga-bunga Ganja dan Narkoba posisinya sebagai orang lain yang mengutuk narkoba, sedangkan di Mirasantika sebagai pengguna yang kapok.

Yak, yang sama-sama antinarkoba, ayo nyanyikan bagian paling sulit di Mirasantika ini: Sekarang tak-taktak-tak/ ‘Ku tak mau tak mau tak-tak-tak-tak-tak/ ‘Ku tak mau tak mau tak/ Sekarang tak-tak-tak-tak/ ‘Ku tak sudi tak sudi tak-tak-tak-tak-tak.

Dengan visi-misi itu, jadi boleh kan kalau Raja Dangdut turun pangkat jadi presiden? Bukankah dalam 1001 Macam ada lirik begini: Seribu satu macam itu bidang pekerjaan/ Dari jadi pengamen sampai jadi seorang presiden/ Seribu satu macam cara orang mencari makan/ Dari menjual koran sampai menjual kehormatan… Jadi tetap lanjut nyapres kan, Bang?

(sil/yog)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *