A | B | C | D | E | F | G | H | I | J | K | L | M | N | O | P | R | S | T | U | V | W | Y | Z

WARINO LESTANTO




Nama :
WARINO LESTANTO

Lahir :
Solo, Jawa Tengah, 12 Januari 1953

Agama :
Islam

Pendidikan :
-SD Wuryantoro I, Solo (1965)
-SLP Dwijaya, Jakarta (1970)
-SLA Trijaya di Jakarta (1973)


Karir :
-Atlet Angkat Besi (1969 -- sekarang)
-Karyawan Bea Cukai (1983 -- sekarang) Meraih medali emas di Kejuaraan Nasional di Jakarta 1980
-di PON IX 1982
-di SEA Games Manila 1982
-dan meraih medali perunggu di Asian Games 1983; Menerima Satyalencana Kebudayaan dari pemerintah RI, 1981


Alamat Rumah :
Kampung Larangan Rt 04/01 Ciluduk, Tanggeng, Jakarta Selatan

Alamat Kantor :
Bea Cukai Jalan Cilincing Cakung, Jakarta Timur Telp: 495061

 

WARINO LESTANTO


Keluar dari SMA karena orangtuanya yang petani tidak mampu membiayai, Warino meninggalkan Wonogiri, Jawa Tengah, 1967. Jakarta, kota tujuan, diharapkannya mampu membawa keajaiban. Terdampar di kawasan Senayan, dan tinggal di perumahan liar dalam keadaan menganggur, suatu hari seorang kenalan menawarinya pekerjaan sebagai petugas perawatan peralatan atlet angkat besi. Ia langsung setuju.

Warino, yang memang penggemar olah raga, terutama sepak bola, iseng-iseng mencoba mengangkat barbel, setelah para atlet angkat besi selesai berlatih. Pembina olah raga Rio Tambunan, yang melihat kesungguhannya berlatih, mengajak Warino bergabung di klub Garuda Jaya yang dipimpinnya. Sebuah impian, walau tidak terlalu ajaib, mulai menjadi kenyataan. Mengkhususkan diri di nomor barbel kelas ringan, di tingkat nasional kini Warino menjadi rajanya.

Dengan bimbingan pelatih Charlie Depthios dan Madek Kasman, ia tampil ke berbagai pertandingan, dan meraih sejumlah medali emas. Tiga antaranya lewat Kejuaraan Nasional di Jakarta, 1980, PON IX di Jakarta, 1982, dan SEA Games di Manila, 1982. Dalam Asian Games 1983 di Manila, Warino meraih medali perunggu. Sebelumnya, 1972, ia menjuarai Kejuaraan Asia di Singapura -- debutnya di luar negeri -- dan dalam kejuaraan di Pakistan, 1982. Dalam kejuaraan Asia di Bangkok, 1975, Warino keluar sebagai juara kedua. Untuk semua prestasinya, ia menerima Satyalencana Kebudayaan dari Pemerintah Indonesia, 1981.Pada awal 1983, Warino sempat resah karena hidup tanpa pekerjaan tetap. Sesaat setelah mengangkat barbel seberat 165 kg, di arena angkat besi SEA Games XII di Singapura, yang menghasilkan medali emas, ia diwawancarai reporter TVRI. Dan ia menyatakan akan mengundurkan diri sekembali ke tanah air, dan mencari pekerjaan. Pulang ke Indonesia, ia dipanggil Menteri Muda Urusan Pemuda dan Olah Raga, A. Gafur, dan disalurkan ke Kantor Wilayah X Bea & Cukai Cakung. Ia ditempatkan di bagian gudang. "Semacam pesuruhlah, begitu," kata anak sulung dari empat bersaudara itu.

Diakuinya, sebelum bekerja, pendapatannya lebih banyak -- sumbangan dari para pembina semacam Rio Tambunan dan Almarhum Erwin Baharuddin. Kulkas, televisi, dan tape recorder yang mengisi rumahnya di Kampung Larangan, pinggir selatan Jakarta, juga hasil pemberian orang. Toh, ia lebih senang bergaji tetap.

Kini, Warino mengaku tidak begitu aktif lagi latihan angkat besi. Merasa lelah dan tidak cukup banyak waktu, ia masih tetap berlatih dua kali seminggu, dua jam setiap kali, di Senayan. Ia juga mulai melatih, khususnya para lifter yunior.

Warino bertemu dengan Kartini, gadis sekampungnya, di tempat latihan di Garuda Jaya. Mereka menikah, 1975, dan kini sudah beroleh tiga anak. Kartini membantu sang suami dengan menitipkan kue bikinannya di warung-warung.

Copyright PDAT 2004

comments powered by Disqus

 


W.A.F.J. TUMBELAKA | WAHONO | WANG SUWANDI | WARDOYO | WARINO LESTANTO | WIDARTI GOENAWAN | WIDJOJO Nitisastro | WIDODO SUKARNO | WIJARSO | WILLEM JOHAN WAWOROENTOE | WILLIAM SOERYADJAYA | WILLIBRORDUS SURENDRA BROTO RENDRA | WILLY MOENANDIR MANGOENDIPRODJO | WIM KALONA | WIM UMBOH (ACHMAD SALIM) | WIRATMO SOEKITO | Wahyu Hidayat | Waldjinah | Widjanarko Puspoyo | Widodo Adi Sutjipto | Wimar Witoelar | Wynne Prakusya


Arsip Apa dan Siapa Tempo ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq