A | B | C | D | E | F | G | H | I | J | K | L | M | N | O | P | R | S | T | U | V | W | Y | Z

Widodo Adi Sutjipto




Nama :
Widodo Adi Sutjipto

Lahir :
Boyolali, Jawa Tengah, 1 Agustus 1944

Agama :
Islam

Pendidikan :
- SD
- SLTP
- SLTA
- Akademi Angkatan Laut Angkatan XIV (1968)


Karir :
- Perwira Senjata KRI Irian (1968)
- Kepala Operasi Keamanan Lanal Semarang (1974)
- Perwira Pelaksana KRI Samadikun (1985)
- Komandan KRI Wolter Robert Monginsidi (1986)
- Komandan KRI Ki Hajar Dewantara (1988)
- Komandan KRI Abdul Halim Perdana Kusuma (1989)
- Komandan Gugus Keamanan Laut Koarmabar (1993)
- Kastaf Koarmabar (1994)
- Panglima Koarmabar (1995)
- Anggota MPR dari Fraksi ABRI, Ketua Panitia Ad Hoc (PAH) Badan Pekerja MPR (1997)
- Wakil Kasal (1997)
- Kepala Staf AL (29 Juni 1998-17 Juli 1999)
- Wakil Panglima TNI (17 Juli-26 Oktober 1999)
- Panglima TNI (26 Oktober 1999-sekarang)


Keluarga :
Istri : Sri Murniati, S.E. Anak : 1. Sari Murdowati 2. Doni Murdono 3. Dedi Murdadi

Alamat Kantor :
Mabes TNI Cilangkap, Jawa Barat

 

Widodo Adi Sutjipto


WIDODO Adi Sutjipto, yang lebih dikenal sebagai Widodo A.S., kini Panglima TNI, berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya seorang guru. Karena itu, ia tidak berani memimpikan yang muluk-muluk. Kalaupun akhirnya ia bergabung dengan Akademi Angkatan Laut (AAL), itu karena: "Saya hanya ingin mendapatkan pendidikan gratis," ujarnya.

Pilihannya itu akhirnya membawanya ke posisi tertinggi di TNI AL. Di era reformasi, Presiden Abdurrahman Wahid (saat itu) mengangkatnya menjadi Penglima TNI. Jadi, dialah jenderal pertama dari kalangan non-Angkatan Darat yang menduduki posisi tertinggi di TNI.

Ketika Widodo diangkat menjadi Kepala Staf Angkatan Laut, Indonesia tengah dilanda krisis. Kendati begitu, lelaki yang dikenal sebagai seorang pragmatis ini tidak menjadi kecil hati dengan masalah kurangnya biaya. "Itu semua soal strategi," kata Widodo. Dalam soal kegiatan patroli laut, misalnya, ia melakukan perubahan. "Kami menggunakan pesawat untuk mendukung kapal patroli. Daripada secara terus-menerus mengarungi air, kapal patroli hanya perlu menunggu informasi dari pesawat kita sebelum melakukan gerakan. Cara ini lebih menghemat bahan bakar dan meminimalkan penggunaan mesin," ujar Widodo lebih lanjut.

Pendekatan praktisnya tersebut tidak lepas dari pengalamannya sebagai komandan di tiga kapal perang. Pernah juga ia bertugas membawa kapal perang dari Belanda ke Indonesia, 1990.

Dalam berbagai kesempatan, ia menyampaikan agar TNI jangan lagi menyakiti hati rakyat. TNI akan benar-benar meninggalkan dwifungsi dan berkonsentrasi sepenuhnya pada tugas pertahanan negara. "TNI akan sepenuhnya menjadi tentara profesional," katanya.

Widodo juga selalu mendukung upaya-upaya penegakan hak asasi manusia, yang selama ini sering dilanggar militer. Widodo pula yang membubarkan Bakorstranas dan meniadakan prosedur penelitian khusus atau litsus, yang pada masa Orde Baru menjadi alat politik penguasa untuk menyaring aparat pemerintah.

Keberadaan Widodo di tampuk kekuasaan militer tak pernah sepi dari guncangan warisan masa Orde Baru, di antaranya berupa pelanggaran hak asasi manusia oleh militer. Belum lagi konflik sipil di berbagai daerah: Maluku, Aceh, Poso, Kalimantan Tengah. Tapi, tampaknya ia mampu mengatasinya. Seperti komentar banyak kalangan, Laksamana Widodo memang pandai meniti buih.

Hubungannya dengan Abdurrahman Wahid sempat tidak nyaman, saat presiden yang kiai itu hendak mengeluarkan dekrit pembubaran DPR/MPR. Widodo tak setuju terhadap keinginan Gus Dur. Maka, saat pembicaraan mencapai puncak dan mulai menegang, ia pun meninggalkan Istana.

Presiden Wahid mengeluarkan dekrit tanpa didampingi Panglima TNI dan sebagaimana kita lihat, Gus Dur kemudian digantikan Megawati, dan Widodo masih dipercaya menjadi Panglima TNI.

Copyright PDAT 2004

comments powered by Disqus

 


W.A.F.J. TUMBELAKA | WAHONO | WANG SUWANDI | WARDOYO | WARINO LESTANTO | WIDARTI GOENAWAN | WIDJOJO Nitisastro | WIDODO SUKARNO | WIJARSO | WILLEM JOHAN WAWOROENTOE | WILLIAM SOERYADJAYA | WILLIBRORDUS SURENDRA BROTO RENDRA | WILLY MOENANDIR MANGOENDIPRODJO | WIM KALONA | WIM UMBOH (ACHMAD SALIM) | WIRATMO SOEKITO | Wahyu Hidayat | Waldjinah | Widjanarko Puspoyo | Widodo Adi Sutjipto | Wimar Witoelar | Wynne Prakusya


Arsip Apa dan Siapa Tempo ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq