Pengalaman Naik Bus dari Pulogadung: Ganas Luar Biasanya Petugas Terminal di Hari-H Lebaran
Pindahan dari Multiply
Judul Asli: Awas! Petugas Terminal Luar Biasa Ganas di Hari-H Lebaran
URL: http://ahmadabdulhaq.multiply.com/journal/item/14/pengalaman-naik-bus-dari-pulogadung-ganas-luar-biasanya-petugas-terminal-di-hari-h-lebaran
Tanggal: 7 Oktober 2007
Lebaran tinggal beberapa hari. Adakah di antara Anda yang berminat mudik pada hari-H lebaran alias tanggal 1 Syawwal? Hati-hatilah. Pengalaman saya di awal tahun 2000 (Idul Fitri 1420 H) mungkin bisa dijadikan pelajaran untuk kita semua. Karena biasanya media mewartakan bahwa puncak arus mudik adalah sebelum hari raya, maka saya menetapkan niat mudik di hari-H dengan harapan akan lebih nyaman (tidak berdesak-desakan). Pada H-1 saya melakukan survai di terminal Pulogadung Jakarta Timur dan mendapatkan informasi bahwa harga tiket ke Solo adalah Rp 22.500 sudah termasuk tuslah.
Sesuatu yang tak pernah saya bayangkan terjadi di hari keberangkatan saya di hari-H. Ternyata bus-bus yang biasa melayani rute dari Jakarta ke Jawa Tengah dan Jawa Timur tidak terlihat sama sekali. Saya baru menyadari bahwa para kru bus pun juga butuh merayakan Idul Fitri bersama kerabat mereka. Padahal di hari itu terminal masih dijejali calon penumpang yang ingin mudik. Yang tinggal hanyalah bus-bus bantuan yang biasanya melayani rute dalam kota Jakarta. Yang juga tidak biasa adalah tidak ada lagi teriakan awak bus yang terkadang tidak ramah dan agak memaksa calon penumpang untuk naik bus mereka.
Ganas dan serakah
Yang menonjol di hari itu adalah aksi para pegawai Departemen Perhubungan yang menjadi petugas di terminal Pulogadung. Mereka tahu betul bagaimana memanfaatkan suasana keruh ini untuk mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya dari para calon penumpang yang tidak punya pilihan lain harus memanfaatkan “jasa” mereka. Semua petugas berseragan Dephub di terminal pada hari itu menjelma menjadi preman ganas yang serakah. Mereka menguasai penuh setiap bus yang melintas di dekat massa. Mereka mematok tarif berlipat-lipat dari tarif yang ditetapkan pemerintah. Misalnya tarif untuk bus jurusan Solo, mereka meminta Rp 50.000 dari tiap penumpang atau lebih dari 200% dari tarif yang tertera pada pengumuman.
Kami sekeluarga yang berjumlah tujuh orang pun terpaksa membayar harga yang jauh lebih mahal daripada yang kami bayangkan, yakni Rp 350.000. Kami naik bus Metro Mini besar yang biasanya melayani trayek Pasar Senen-Depok PP. Di perjalanan sang sopir sempat mengungkapkan bahwa dia tidak mendapatkan sama sekali uang lebih yang dipungut oleh petugas terminal dari para penumpang. Dia hanya memperoleh penghasilan sewajarnya seperti pada hari-hari lain di sekitar lebaran.
Sidak juga harus pada hari-H
Inspeksi mendadak (sidak) Gubernur di Terminal Pulogadung
Seharusnya sidak juga dilakukan pada hari-H lebaran.
Foto: Diskominfomas
Kalau yang dikatakan sopir Metro Mini itu benar, maka pantaslah predikat pemeras diberikan kepada para petugas terminal khususnya terminal Pulogadung. Di masa yang akan datang, pihak yang berwenang mengawasi arus mudik seharusnya tidak terpaku hanya mengawasi tingkah laku para pengusaha jasa angkutan dalam menerapkan tarif, tetapi juga tidak menutup mata bahwa premanisme nyata-nyata telah dipertontonkan oleh petugas-petugas terminal yang seharusnya menjadi pembina bagi penyedia jasa angkutan penumpang. Untuk meredam praktik brutal ini, Menteri Perhubungan atau Gubernur DKI Jakarta juga seharusnya melakukan sidak di terminal pada hari-H.
Nah, lebaran tahun ini, masihkah Anda berniat untuk mudik dengan kendaraan umum di hari-H? Kalau Anda penasaran ingin membuktikan kebenaran tulisan saya ini, atau Anda memang punya dana ekstra dan rela untuk diperas, maka jalankanlah niat Anda. Saya yakin, keadaaan sekarang tetap belum berubah seperti delapan tahun yang lalu. Karena sampai saat ini belum terdengar Dephub melakukan reformasi birokrasi seperti halnya Departemen Keuangan, BPK, dan MA, sehingga praktik pemerasan yang merupakan bagian dari KKN akan tetap tumbuh subur di lingkungan Dephub.
Tetapi, kalau Anda sependapat bahwa pengalaman saya adalah suatu kesialan dan Anda tidak ingin mengalami hal yang sama, maka sebaiknya Anda melakukan mudik sebelum hari-H atau Anda tunda saja perjalanan mudik Anda setelah hari-H sampai armada favorit Anda kembali bisa Anda jumpai.
Akhir kata, selamat mudik, semoga selamat sampai kembali ke kantor Anda masing-masing. Jangan ada yang terlambat masuk kerja karena pemerintah telah memaksa kita untuk cuti bersama dengan waktu yang menurut saya terlalu panjang. Selamat Idul Fitri 1428 H. Mohon maaf lahir dan batin.
Lihat Pula
(diposting 19-09-2008)
BETUL NEH…………….., BENER BANGET…!
TX YE……
Ck ck ck… Dasaaar…
Saran yang bagus sekali mas Ahmad, buat teman-teman kita di MP yang punya rencana mudik atau keluar kota di pekan Idul Fitri! 🙂
Setuju mas, cuti terlalu panjang dan ini sepertinya cuma ada di Indonesia. Saya juga mendukung serta mendoakan agar secepatnya pihak DEPHUB melakukan reformasi, khususnya tes uji laik jalan bagi kendaraan umum
Salam kenal dari saya….
tidak tahu harus percaya pemerintah atau siapa
semakin lama, qt semakin tertindas saja
supir angkutan umum pun lebih takut dengan petugas dephub (DLLAJR) ketimbang “ditilang” polantas, katanya lebih “ganas” dan punglinya lebih besar ketimbang polisi… tapi anehnya di mata masyarakat selalu polisi yg terkesan lebih bobrok ketimbang dephub… kalo ga percaya, tanya aja sopir angkot, bis kota, akap, atau supir truk… 🙂
benwal said
tapi anehnya di mata masyarakat selalu polisi yg terkesan lebih bobrok ketimbang dephub…
Karena masyarakat sering berhubungan langsung dengan pulisi. Kalau musuh DLLAJR ya para angkutan umum itu. Orang Dishub yang memeras masyarakat mungkin cuma di Pulogadung ‘kali
wahhh.. tetep aja kaya gitu ya, saya udah lama ga ke pulogadung.
t4mp4h said
wahhh.. tetep aja kaya gitu ya, saya udah lama ga ke pulogadung.
Saya juga udah lama nggak lihat terminalnya. Tapi praktik premanisme petugas mungkin masih terjadi sampai sekarang.
😀
marahi awang-awangen mulih kang …….. heheheheh
wah gitu yah… TFS
nggambleh said
marahi awang-awangen mulih kang …….. heheheheh
Yo bareng aku bae, numpak saka terminal 2 Cengkareng 😀
jatiagung said
TFS
Same-same ya.
BIAR AJA BIAR TAKUT PREMAN2 ITU
muhtarom007 said
BIAR AJA BIAR TAKUT PREMAN2 ITU
Lho. Premanisme kok dibiarin? Maksudnya biar preman makan preman ‘gitu?
muhtarom007 said
BIAR AJA BIAR TAKUT PREMAN2 ITU
Petugas terminal bukan memerangi preman, tapi malah memangsa rakyat (penumpang).
tujuh orang, mending charter mini bus kalo memungkinkan. Bayar dikit lebih tinggi, tapi lega, dan duitnya gak masuk pemeras.
martoart said
tujuh orang, mending charter mini bus kalo memungkinkan. Bayar dikit lebih tinggi, tapi lega, dan duitnya gak masuk pemeras.
Wah, sama sekali nggak kepikiran, Mas. Lagipula, kami mana tahu ada banyak preman berseragam di Pulogadung? Orang tujuh lugu-lugu semua 😀
Wih, syerem ya, A? Masak pegawai negeri malah memeras rakyat kayak gitu? Keterlaluan itu namanya!
[…] Pengalaman Naik Bus dari Terminal Pulogadung pada Hari-H Lebaran […]