Portfolio Makeover Challenge (PMC) Hari Keenam (Booster Class): Strategi Menghadapi IHSG Bearish

Pada tanggal 26 Februari 2025, Galeri Saham kembali mengadakan Booster Class sebagai bagian dari rangkaian Portofolio Makeover Challenge (PMC) 6. Sesi ini diadakan untuk membantu alumni PMC menghadapi kondisi pasar yang sedang bearish dan menyesuaikan strategi trading mereka agar tetap optimal.

Booster Class dipandu oleh Rio Rizaldi, founder Galeri Saham, yang membahas beberapa poin penting mengenai kondisi pasar, strategi stock picking, serta cara menyusun trading plan yang lebih adaptif terhadap dinamika IHSG.

Daftar Isi

Kondisi IHSG dan Implikasinya bagi Trader

Salah satu fokus utama dalam sesi ini adalah situasi IHSG yang sedang berada dalam tren turun. Rio menjelaskan bahwa IHSG saat ini sedang berada di area support kuat dalam kisaran 6.481 – 6.569.

  • Jika IHSG berhasil bertahan di level ini, kemungkinan akan terjadi rebound.
  • Namun, jika support ini ditembus, trader perlu lebih berhati-hati dan menyesuaikan strategi dengan volatilitas yang lebih tinggi.
  • Trader harus melihat pergerakan pasar dalam big picture, bukan hanya timeframe pendek, agar tidak terbawa emosi dalam pengambilan keputusan.

Strategi Stock Picking: Saham Tipe A vs. Saham Tipe B

Untuk membantu peserta memahami cara memilih saham dalam kondisi pasar yang kurang menguntungkan, Booster Class memperkenalkan konsep Saham Tipe A dan Saham Tipe B.

1. Saham Tipe A

  • Karakteristik:
    • Saham yang sudah mengalami penurunan signifikan.
    • Memiliki potensi rebound yang besar jika kondisi pasar membaik.
    • Menarik perhatian trader agresif yang mencari peluang swing trading.
  • Contoh Saham: BBCA, BBRI, BMRI, BBNI, PTBA, GJTL, UNTR.
  • Strategi:
    • Memanfaatkan momentum rebound dengan tetap menerapkan stop loss yang ketat.
    • Memperhatikan volume transaksi untuk mengidentifikasi minat beli yang kuat.

2. Saham Tipe B

  • Karakteristik:
    • Saham yang tidak mengalami penurunan signifikan saat IHSG melemah.
    • Menunjukkan ada akumulasi atau pertahanan harga dari pelaku pasar besar.
    • Lebih cocok untuk strategi jangka menengah hingga panjang.
  • Contoh Saham: BRIS, Java, LPPF, BUKA, WIRG, DMMX, MLPL, BRMS.
  • Strategi:
    • Memanfaatkan kekuatan harga dan tren naik lebih stabil.
    • Menunggu breakout dari resistance penting untuk memastikan momentum kenaikan.

Konsep Tipe A vs. Tipe B ini menjadi salah satu bagian penting dalam sesi ini karena membantu trader memahami bagaimana menyusun portofolio dengan keseimbangan antara saham yang memiliki potensi rebound dan saham yang lebih defensif.

Rekomendasi Saham yang Dipantau

Dalam sesi ini, beberapa saham yang menjadi perhatian berdasarkan analisis teknikal dan sentimen pasar adalah:

  • Saham Tipe B (Lebih Stabil di Tengah IHSG Bearish): BRIS, Java, LPPF, BUKA, WIRG, DMMX, MLPL, BRMS.
  • Saham Tipe A (Potensi Rebound dari Penurunan Tajam): BBCA, BBRI, BMRI, BBNI, PTBA, GJTL, UNTR.
  • Saham Lain yang Dibahas: JPFA, INET, GJTL, LPPF, DMMX, AVIA, EMTEK, BBRI, MDKA, AMRT, MYOR, RAJA, DEWA, TLKM.

Strategi Trading Berdasarkan Kinerja Institusi

Dalam sesi ini, juga dibahas mengenai bagaimana trader harus menyikapi rekomendasi institusi seperti downgrade MSCI terhadap saham tertentu.

  • Sering kali, big players sudah keluar dari saham tertentu sebelum downgrade diumumkan, menyebabkan harga jatuh lebih dalam setelah berita keluar.
  • Trader disarankan untuk tidak langsung membeli saham yang baru saja mengalami downgrade, tetapi menunggu harga stabil dan menunjukkan tanda-tanda akumulasi.

Bagaimana Menentukan Saham yang Harus Dibuang?

Untuk menghindari kerugian lebih lanjut, Booster Class juga memberikan panduan mengenai cara menentukan saham yang harus segera dilepas dalam kondisi pasar bearish.

  • Jika saham terus turun tanpa ada tanda-tanda reversal, lebih baik segera keluar.
  • Hindari saham yang mengalami breakdown dari support kunci tanpa volume yang mendukung rebound.
  • Jangan menahan saham dengan harapan harga akan naik kembali tanpa ada konfirmasi teknikal.

Beberapa saham seperti BBCA, INCO, dan UNVR mendapat perhatian khusus karena potensi tekanan harga lebih lanjut.

Screening Saham dengan Profit Trader Module & Trend Optimizer

Peserta juga diberikan panduan tentang bagaimana menggunakan Profit Trader Module (PTM) dan Trend Optimizer Stock Screener (TOSS) untuk menyaring saham yang masih memiliki peluang kenaikan.

  • PTM membantu mengidentifikasi saham yang memiliki potensi tren kuat.
  • TOSS digunakan untuk mencari saham yang mengalami akumulasi dan siap breakout.
  • Tools ini memungkinkan trader memilih saham lebih cepat tanpa harus menganalisis semua saham satu per satu.

Kesimpulan

Booster Class dalam PMC 6 memberikan wawasan yang lebih dalam mengenai strategi menghadapi kondisi IHSG yang sedang bearish.

✅ Trader perlu menyesuaikan strategi berdasarkan kondisi pasar, bukan hanya melihat harga saham yang sudah turun.
✅ Saham Tipe B lebih direkomendasikan untuk trader yang ingin stabilitas, sementara Saham Tipe A cocok untuk trader yang lebih agresif.
✅ Screening saham dengan alat bantu seperti PTM dan Trend Optimizer sangat membantu dalam menemukan saham yang lebih berpotensi naik.
✅ Manajemen risiko tetap menjadi faktor kunci dalam menghadapi ketidakpastian pasar.

Dengan pendekatan yang lebih sistematis, trader dapat membuat keputusan yang lebih rasional dalam mengelola portofolio mereka di tengah dinamika pasar yang terus berubah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *