Portfolio Makeover Challenge (PMC) Hari Kelima: Menyusun Strategi dan Trading Plan Saham yang Matang

Hari terakhir dari Portofolio Makeover Challenge (PMC) 2025 menjadi puncak dari seluruh rangkaian pembelajaran. Dalam sesi ini, peserta diajak untuk menyusun trading plan yang matang, memahami strategi entry dan exit yang lebih baik, serta mengoptimalkan alat bantu analisis untuk meningkatkan akurasi trading.

Pembahasan utama mencakup Trend Following, Swing Trading, dan Bottom Fishing, dengan fokus pada bagaimana memilih strategi yang paling cocok sesuai dengan kondisi pasar. Selain itu, Pak Rio Rizaldi juga memberikan analisis langsung terhadap beberapa saham potensial dan menjelaskan bagaimana memanfaatkan tools seperti Trend Optimizer dan GS Optima untuk screening saham secara efektif.

Daftar Isi

1. Mengapa Trading Plan Itu Wajib?

Salah satu kesalahan terbesar yang sering dilakukan trader pemula adalah trading tanpa rencana yang jelas. Dalam sesi ini, Pak Rio menekankan bahwa tanpa trading plan, trader akan mudah terbawa emosi dan mengambil keputusan impulsif.

Beberapa elemen penting dalam trading plan:

  • Saham yang akan dipantau → Harus ditentukan sebelum market buka.
  • Titik entry dan exit yang jelas → Termasuk strategi Buy on Weakness dan Sell on Strength.
  • Manajemen risiko → Berapa modal yang dialokasikan untuk satu saham, serta di mana harus menempatkan stop loss.
  • Review dan evaluasi → Setelah trade selesai, penting untuk mengevaluasi hasil dan belajar dari keputusan yang diambil.

2. Trend Following vs. Swing Trading vs. Bottom Fishing

Dalam menentukan strategi trading, ada tiga pendekatan utama yang dibahas:

A. Trend Following (Paling Direkomendasikan)

Mengikuti tren yang sudah terbentukMinim risiko dibanding Bottom FishingCocok untuk kondisi pasar yang bullish

  • Saham harus menembus resistance dengan volume tinggi agar dikategorikan sebagai saham dalam uptrend.
  • Contoh saham yang dianalisis dengan pendekatan ini adalah PANI dan MDKA.
  • Trend Following lebih cocok bagi trader yang ingin mendapatkan keuntungan dari pergerakan harga jangka menengah hingga panjang.

B. Swing Trading (Alternatif dalam Pasar Sideways)

Mengandalkan pergerakan harga di dalam range tertentuCocok untuk saham yang bergerak sidewaysButuh analisis teknikal yang lebih aktif

  • Menggunakan support-resistance sebagai acuan entry dan exit.
  • Harus lebih disiplin dalam menentukan stop loss karena risiko volatilitas.

C. Bottom Fishing (Berisiko Tinggi, tetapi Bisa Menguntungkan)

⚠️ Mencari saham yang sudah turun tajam dan berpotensi rebound ⚠️ Harus hati-hati agar tidak menangkap “falling knife” ⚠️ Hanya cocok untuk trader dengan toleransi risiko tinggi

  • Saham yang dianalisis dalam konteks ini termasuk BRMS dan ENRG, yang memiliki potensi reversal di level support.

3. Studi Kasus Saham yang Dianalisis

Pak Rio juga memberikan contoh nyata dalam penerapan strategi ini dengan menganalisis beberapa saham, antara lain:

  • BRMS → Menunggu entry terbaik di level support kuat.
  • ASII → Sedang mengalami tekanan, sebaiknya dihindari sementara waktu.
  • BUMI → Memiliki banyak resistance, sehingga kenaikan harga masih sulit.
  • PANI → Dibahas apakah masih bisa bullish atau sudah masuk fase koreksi.
  • DEWA, ENRG, MDKA, dan WIRG → Dipantau untuk peluang entry terbaik.

4. Penggunaan Tools Analisis: Trend Optimizer dan GS Optima

Untuk mempercepat proses screening saham, Trend Optimizer dan GS Optima digunakan sebagai alat bantu analisis:

  • Trend Optimizer → Memudahkan trader menemukan saham yang sedang dalam tren naik kuat.
  • GS Optima → Menyediakan data statistik terkait potensi pergerakan saham berdasarkan tren historis.
  • Big Wave Indicator → Digunakan untuk melihat dominasi transaksi di saham tertentu dan mengetahui siapa yang sedang mengendalikan pasar.

5. Exit Strategy: Kapan Harus Keluar dari Saham?

Banyak trader terlalu fokus pada entry point, tetapi lupa bahwa keluar di waktu yang tepat sama pentingnya dengan masuk di harga terbaik.

Beberapa strategi exit yang dibahas:

  • Trailing Stop → Mengunci profit dengan menaikkan level stop loss seiring harga naik.
  • Sell on Strength → Menjual saham di area resistance kuat untuk menghindari penurunan harga.
  • Menentukan Target Harga → Berdasarkan level Fibonacci atau historical resistance.

6. Manajemen Risiko yang Lebih Baik

Trading bukan hanya soal memilih saham yang tepat, tetapi juga bagaimana mengelola risiko dengan bijak.

Kunci manajemen risiko yang efektif:Menentukan ukuran posisi berdasarkan total modal agar tidak terlalu besar dalam satu saham. ✅ Menggunakan stop loss yang realistis, bukan sekadar angka tetap seperti 5%. ✅ Menghindari overtrading dan hanya masuk ke pasar jika ada peluang yang benar-benar valid.

Kesimpulan

Hari terakhir PMC 2025 memberikan strategi yang lebih matang dalam membuat trading plan, memilih strategi yang sesuai dengan kondisi pasar, dan menerapkan manajemen risiko dengan lebih disiplin.

🔥 Poin-poin utama yang bisa diterapkan:
Trend Following adalah strategi yang paling direkomendasikan, terutama dalam kondisi pasar bullish. ✅ Gunakan alat bantu seperti Trend Optimizer dan GS Optima untuk screening saham dengan cepat.
Miliki trading plan sebelum market buka agar bisa mengambil keputusan dengan lebih disiplin.
Jangan hanya fokus pada entry, tetapi juga pahami kapan harus keluar dari pasar.
Manajemen risiko adalah kunci untuk bertahan dalam jangka panjang.

Dengan pemahaman ini, trader bisa lebih percaya diri dalam mengambil keputusan, menghindari kesalahan umum, dan membangun portofolio yang lebih stabil. Siap untuk menerapkan strategi ini di market nyata? 🚀

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *