A | B | C | D | E | F | G | H | I | J | K | L | M | N | O | P | R | S | T | U | V | W | Y | Z

FEISAL TANJUNG




Nama :
FEISAL TANJUNG

Lahir :
Tarutung, Sumatera Utara, 17 Juni 1939

Agama :
Islam

Pendidikan :
-SD (1952), SMP (1955), dan SMA (1958), Medan
AMN, Magelang (1961)
-Sedaspara dan Sussarbangif (1962)
-Sekolah Komando, Batujajar (1964)
-Kupaltu Infanteri (1966)
-Suslapa Infanteri (1968)
-Fuhrungs Akademie der Bunderwehr, Hamburg, Jerman Barat (1972)
Seskogab (1977)
-International Defence Management Course, Monterrey, AS (1981)
Lemhanas (1982)


Karir :
-Dan Ki Yonif 152 Dam XV/Pattimura (1962-1964)
-Dan Ki Yon I, Dan Karsa Yudha, kemudian Dan Group I RPKAD (1964--1972)
-Dosen Seskoad (1972-1974) ; Kepala Staf, kemudian Dan Brigif 17 Kostrad (1974-1979)
-Asop Kostrad (1979)
-Pangkopur Linud Kostrad (1981-1983)
-Dan Pusif TNI-AD (1983-1985)
-Pangdam VI/Tanjungpura (1985-sekarang)


Kegiatan Lain :
Komandan Tim Ekspedisi Lembah X Irian Jaya (1969)

Alamat Rumah :
Jalan Lambung Mangkurat 26, Banjarmasin

Alamat Kantor :
Jalan Jenderal Sudirman 7, Banjarmasin

 

FEISAL TANJUNG


Kegagalan mencapai cita-cita ternyata bisa juga membawa hikmah. "Bila cita-cita menjadi prajurit AL diteruskan, belum tentu saat ini saya berpangkat laksamana berbintang dua," ujar Mayor Jenderal Feisal Tanjung, Panglima Kodam VI/Tanjungpura, Agustus 1985.

Angan-angan Sal (atau Jung, panggilan akrabnya) menjadi pelaut tentu ada hubungan dengan Sibolga, kota pantai di tepi Samudra Hindia, tempat ia dibesarkan. Maka, setamat SMP di Medan, ia mencoba melamar menjadi aspiran kadet AL -- dan ditolak. "Umur saya kurang setahun," kata Feisal.

Setamat SMA B (eksakta), ia mencoba lagi. Tetapi, kini tidak hanya di Akademi AL, tetapi juga di AMN (sekarang Akabri Darat). Ternyata, Feisal lebih dahulu mendapat panggilan dari AMN, dites dan lulus. Pada saat itu pula datang panggilan untuk seleksi dari AAL, tetapi ia tidak bisa mundur lagi. "Bila ingin keluar harus membayar ganti rugi," katanya.

Ditempatkan di Kodam XV/Pattimura, ia bertugas di Morotai dalam operasi Trikora, 1962, dan di Seram saat penumpasan gerombolan RMS, 1963. Ketika bergabung dengan RPKAD (kini Kopassus), 1964-1972, Feisal berturut-turut bertugas di Kalimantan Barat, Irian Jaya, hampir semua provinsi di Jawa, masing-masing dalam rangka operasi Dwikora, penumpasan gerombolan OPM, dan G-30-S/PKI. Pada 1973, ia ikut Kontingen Garuda yang bertugas di Vietnam. Dua tahun kemudian, bekas dosen Seskoad itu bertugas di Timor Timur.

Yang paling mengesankannya adalah ketika ia, sebagai komandan Tim Ekspedisi ke Lembah X di Irian Jaya, diterjunkan dari udara ke daerah bergunung-gunung terjal dan terisolasi. Tujuan tim yang terdiri 16 orang, termasuk wartawan televisi NBC dari AS dan seorang wartawan TVRI, menurut Feisal, "Untuk mengumpulkan data dan membuka isolasi penduduk dengan dunia luar."

Feisal mengaku terlambat menikah, yaitu dalam usia 33 tahun. Sekembali dari sejenis "Seskoad" (Fuhrungsakademie der Bunderwehr) di Jerman Barat, ia cuti ke Medan, dan bertemulah, seperti digambarkannya sendiri, dengan "Seorang mahasiswi cukup manis dan simpatik dari Fakultas Kedokteran USU." Mereka menikah pada 1972, seminggu sebelum Feisal bertugas di Vietnam. Masrowida Lubis, yang mengambil gelar dokternya di Unpad, Bandung, memberi Feisal tiga anak

Copyright PDAT 2004

comments powered by Disqus

 


FAHMI IDRIS | FARID ANFASA MOELOEK | FARIDA FEISOL | FEISAL TANJUNG | FERMANTO SOEJATMAN | FERRY SONNEVILLE (FERDINAND ALEXANDER) | FIKRI JUFRI | FRANCISCUS XAVERIUS HADISUMARTO | FRANCISCUS XAVERIUS SEDA | FRANS DANUWINATA | FRANZ MAGNIS-SUSENO | FREDERIK HENDRIK AGUSTINUS HEHUWAT | FRIDOLIN UKUR | FRITS AUGUST KAKIAILATU | F.X. ARIF Adimoelja | F.X. SUSILO MURTI | F. Widayanto | Faisal H. Basri | Faruk H.T. | Fatchur Rochman


Arsip Apa dan Siapa Tempo ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq