A | B | C | D | E | F | G | H | I | J | K | L | M | N | O | P | R | S | T | U | V | W | Y | Z

Toeti Heraty Noerhadi Roosseno




Nama :
Toeti Heraty Noerhadi Roosseno

Lahir :
Bandung, Jawa Barat, 27 November 1933

Agama :
Islam

Pendidikan :
- SD, Bandung (1945)
- SMP Putri, Yogyakarta (1948)
- SMA I, Jakarta (1951)
- Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung (sarjana muda, 1955)
- Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (S1, 1962)
- Rijks Universiteit, Leiden (sarjana filsafat, 1974)
- Fakultas Sastra Universitas Indonesia (doktor filsafat, 1979)


Karir :
- Dosen Universitas Padjadjaran, Bandung (1958-1966)
- Dosen Universitas Indonesia (1974-1985)
- Ketua Dewan Kesenian Jakarta (1968-1971)
- Ketua Program Pascasarjana Bidang Studi Filsafat UI (1991-2000)
- Rektor Institut Kesenian Jakarta (1990-1996)
- Direktur Utama Biro Oktroi Roosseno


Kegiatan Lain :
- Wakil Ketua Yayasan Pengembangan Kreativitas
- Anggota Dewan Penyantun YLBHI


Keluarga :
Ayah : Prof. Ir. Roosseno Ibu : R. Ay. Oentari Suami : Prof. Dr. Eddy Noerhadi Anak : 1. Cita Citrawinda Priapantja 2. Inda Citraninda Noerhadi 3. Migni Myriasandra

Alamat Rumah :
Jalan Cemara 6, Gondangdia Menteng, Jakarta 10350 Telepon 324505, 3905837 Faksimili 325890

 

Toeti Heraty Noerhadi Roosseno


Usia tua kadang-kadang memang tak bisa jadi ukuran soal gairah hidup seseorang. Apalagi, jika orang tua itu bernama Toeti Heraty Noerhadi. Di usia yang hampir mendekati 70 tahun, anak perempuan Prof Dr Roosseno, sesepuh konstruksi beton Indonesia dan penerima Bintang Mahaputra 1984, ini justru terlihat makin bergairah mengolah hidup.

Untuk manusia sebayanya€”yang biasanya cenderung menikmati pensiun dan sakit-sakitan€” kegiatan Toeti justru bisa dikatakan makin meluas dan multidimensi. Dia aktif di mana-mana. Sibuk mengajar di Universitas Indonesia (UI) dan bolak balik Salemba-Depok, aktif di Suara Ibu Peduli dan YLBHI. Ia juga masih terus melukis, menulis buku dan puisi, mengurus orkestra dan galeri, sampai mengurus bisnis dan cucu-cucunya.

Tapi meski super sibuk dengan seabrek kegiatannya, sosok filsuf perempuan sejatinya lebih melekat pada Toeti. €œSeluruh hidup saya intinya didasari filsafat,€ ujar ibu dari empat anak, ini. Dan Toeti, sebagai filsuf, sudah banyak ikut menghasilkan orang-orang dengan nama kesohor.

Lewat jurusan filsafat Universitas Indonesia, duduk sebagai ketua dan guru besar di sini, lahir orang-orang seperti Karlina Leksono, Seno Gumira Ajidarma, Bur Rasuanto, dan Gadis Arivia. Beberapa di antara mereka juga sudah ada yang menggondol gelar doktor filsafat. €œKalau ada kesuksesan saya, barangkali karena berhasil memperkenalkan studi filsafat pada orang-orang eksakta,€ ujar perempuan yang hobi membaca buku apa saja dan pemilik 8.000 buku itu.

Lahir dari keluarga berpendidikan, istri Prof Eddy Noerhadi ini sejak kecil memang getol belajar meski perjalanan studinya, terutama sejak SMA, tidak semulus dugaan banyak orang. Itu bukan karena Toeti termasuk murid yang bodoh, tapi lebih banyak disebabkan seringnya ia berpindah-pindah kota dan sekolah, mengikuti kepindahan pekerjaan sang ayah yang insinyur. Persoalan yang sama juga dihadapinya saat kuliah.

Fakultas kedokteran ia tinggalkan saat menginjak tingkat empat, lalu pindah ke Belanda dan memilih jurusan psikologi. Ini pun tak diselesaikannya sampai tuntas. Krisis antara Belanda-RI soal Irian Jaya memaksanya meninggalkan studinya di Negeri Kincir Angin. €œPulang ke Indonesia saya meneruskan mendalami psikologi di UI, meski saya tinggal di Bandung,€ kenang Toeti.. Jarak yang cukup jauh, Jakarta-Bandung, ditambah kondisinya yang sedang hamil €“Toeti menikah ketika belajar di Belanda€” membuat studinya di psikologi juga terlunta-lunta. €œKondisi saya saat itu,€ kata mantan Rektor Institut Kesenian Jakarta, ini, €œmemang sedang sulit.€

Tapi beruntung, Toeti menyelesaikannya semuanya pada akhirnya. Beberapa tahun setelah itu, ia kembali ke Belanda mengambil master filsafat. Dipilihnya filsafat bukan tanpa sebab. Alasan pertama, ilmu psikologi di Indonesia saat itu masih dipandang aneh. Alasan lain, di psikologi ia mengaku tidak menemukan kejiwaan. €œSaya jenuh dengan hal-hal yang sifatnya jasmani,€ ujarnya. Terakhir ia berhasil mempertahankan desertasinya di Fakultas Sastra UI bidang filsafat.

Mungkin karena itu, selain dukungan otak dan ketekunan, Toeti menganggap banyak hal yang terjadi dalam hidupnya, termasuk perjalanan studinya, sebagai sebuah kebetulan. Banyak hal yang tidak disengaja yang justru terjadi dalam hidupnya. Tidak disengaja menjadi penulis dan penyair, tidak disengaja masuk bisnis dan Hak dan Kekayaan Inteleketual (HAKI) dan sebagainya. €œSaya simpulkan apa yang kita inginkan belum tertentu tercapai. Tapi yang kita capai sering karena faktor kebetulan, dan bagi saya banyak faktor kebetulan. Itu menjadi hikmah,€ akunya.

Seorang paranormal pernah menyebutnya lolos memasuki lubang jarum. Dan Toeti percaya pada ramalan itu, karena menurutnya, €œHidup saya memang banyak yang seperti lolos dari lubang jarum.€

Kini, setelah berkali-kali lolos dari lubang jarum, Toeti hanya menginginkan hidupnya terus sehat dan panjang umur. Harapan ini disebutnya masih berhubungan dengan keinginannya yang lain, yaitu menulis dan berkelana. Soal politik, mantan Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengaku sudah tak terbebani apa pun, kecuali hanya mengamati. Tentu saja, apatisme ini€”jika bisa disebut begitu€” bertolak belakang dengan harapannya ketika dulu reformasi baru bergulir.

Saat itu, perempuan yang menguasai empat bahasa asing ini terbebani perasaan harus mengubah dunia. €œKetika reformasi bergulir,€ kata Toeti, €œkita yakin bahwa situasi harus berubah.€ Sekarang semuanya memang berubah. Ia merasa, setiap orang harus kembali ke kehidupan wajar dan bekerja dan tidak bisa lagi ke pentas hipnotisme massa lewat jalan pintas. €œKita kembali ke cara hidup biasa saja dengan pegangan moral,€ ujarnya.

Copyright PDAT 2004

comments powered by Disqus

 


TRY SUTRISNO | TINO SIDIN | TADJUL ARIFIN | TAHI BONAR SIMATUPANG | TAHIR DJIDE | TANRI ABENG | TAPI OMAS IHROMI | TAUFIK ABDULLAH | TAUFIQ ISMAIL | TAUFIQ RUSJDI TJOKROAMINOTO | TEGUH | TEGUH KARYA | TEUKU JACOB | TEUKU MOHAMMAD RADHIE | THE NING KING | THEE KIAN WIE | Tamrin Amal Tomagola | Tantowi Yahya | Taufiq Ismail | Teten Masduki | Teuku Jacob | Theo F. Toemion | Todung Mulya Lubis | Toeti Heraty Noerhadi Roosseno | Tomy Winata | Tracy Trinita | Trimedya Panjaitan


Arsip Apa dan Siapa Tempo ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq