Webinar Price Forecasting Method (PFM) Galeri Saham 15 Februari 2025
Pada tanggal 15 Februari 2025, Galeri Saham mengadakan webinar Price Forecasting Method (PFM) yang dipandu oleh Rio Rizaldi, founder Galeri Saham. Webinar ini membahas metode price forecasting yang lebih mendalam dibandingkan sesi sebelumnya, dengan tambahan wawasan psikologi pasar, penerapan angka psikologis, dan pengenalan Fibonacci Retracement & Extension untuk saham yang mencapai all-time high. Webinar PFM telah menjadi kegiatan rutin yang telah diselenggarakan beberapa kali sebelumnya oleh Galeri Saham. Webinar PFM terakhir sebelumnya diselenggarakan pada 24 Oktober 2024.
Tonton video PFM 15 Februari 2025 di sini: https://www.youtube.com/watch?v=PX7nY4FOXGQ .
Daftar Isi
Mengapa Trading Berdasarkan Feeling Berbahaya?
Pak Rio menekankan bahwa trading dengan mengandalkan feeling merupakan kesalahan besar yang dapat mengarah pada kerugian besar. Salah satu skenario yang diangkat dalam webinar adalah bagaimana seorang trader bisa mendapatkan keuntungan beberapa kali dengan feeling, lalu meningkatkan modalnya dengan percaya diri yang berlebihan, hanya untuk mengalami kerugian besar ketika prediksinya meleset.
Kesalahan psikologis ini sering kali membuat trader:
- Menggunakan modal lebih besar setelah beberapa kali profit.
- Mengabaikan manajemen risiko karena merasa “benar” sebelumnya.
- Terjebak dalam siklus judi online, di mana setiap kerugian justru memicu keinginan untuk “membalas” pasar.
Metode Price Forecasting yang Dibahas
Ganti Fraksi: Memprediksi Lonjakan Harga
Salah satu teknik utama yang dibahas adalah ganti fraksi, yang hanya berlaku untuk saham di Bursa Efek Indonesia. Pak Rio mencontohkan beberapa saham yang mengalami lonjakan signifikan ketika melewati level harga tertentu yang menyebabkan perubahan fraksi harga. Contoh saham yang dianalisis dalam webinar meliputi RAJA, SSIA, BRMS, dan SCMA.
Mengapa ganti fraksi penting?
- Saham yang mendekati batas fraksi cenderung bergerak lebih cepat karena kelipatan harga berubah.
- Trader lebih tertarik pada saham yang ganti fraksi karena peluang profit menjadi lebih besar.
- Pergerakan harga sering kali mengalami percepatan saat mencapai level-level psikologis ini.
Angka Bulat & Angka Psikologis
Konsep angka bulat dan angka psikologis menjadi topik utama lainnya. Dalam PFM kali ini, dijelaskan bahwa saham sering kali mengalami resistance atau support di angka-angka bulat seperti 10.000, 20.000, atau 50.000. Lebih lanjut, Pak Rio mengungkap bahwa angka psikologis di Bursa Indonesia berkaitan dengan nominal uang rupiah, yaitu 1.000, 2.000, 5.000, 10.000, 20.000, 50.000, dan 100.000.
Contoh kasus:
- PANI yang menunjukkan pola kenaikan tajam menuju angka psikologis 10.000.
- GGRM yang sebelumnya mencapai level psikologis 100.000 sebelum mengalami penurunan tajam.
Previous High & Previous Low: Kapan Harus Jual?
Dalam strategi price forecasting, previous high dan previous low menjadi acuan penting dalam menentukan kapan saham akan mengalami resistance atau support.
Psikologi di balik previous high sebagai resistance:
- Trader yang sudah nyangkut di harga sebelumnya cenderung menjual saham mereka saat harga kembali ke level tersebut.
- Trader baru yang membeli saat breakout sering kali ragu untuk menahan saham ketika mendekati previous high.
Sebagai contoh, saham BREN yang mengalami resistance kuat di 8.000 karena sebelumnya harga tersebut menjadi titik jual besar-besaran.
Fibonacci untuk Saham All-Time High
Jika sebuah saham mencapai all-time high, maka metode price forecasting tradisional seperti ganti fraksi dan angka psikologis tidak lagi relevan. Untuk mengatasi hal ini, Pak Rio memperkenalkan Fibonacci Retracement & Extension sebagai metode yang dapat digunakan untuk memprediksi level harga berikutnya.
Bagaimana cara menggunakan Fibonacci dalam forecasting?
- Gunakan swing low terbaru sebagai titik awal retracement.
- Tentukan swing high sebelum koreksi terjadi sebagai titik akhir.
- Gunakan level 1.618 dan 2.618 sebagai potensi target harga baru.
Contoh penerapan Fibonacci dibahas dalam saham seperti emas (XAU/USD) dan beberapa saham global seperti Meta dan Nvidia.
Hubungan PFM dengan Portofolio Makeover Challenge (PMC)
Webinar ini juga memperkenalkan pendekatan baru dalam PFM, yang menyoroti aspek psikologi trader, penggunaan angka psikologis, serta teknik Fibonacci yang lebih luas. Dengan adanya pembaruan ini, PFM semakin berkembang dan memberikan wawasan yang lebih mendalam bagi para trader.
Pada akhir webinar, Pak Rio menyebutkan tentang Portofolio Makeover Challenge (PMC) yang akan diadakan pada 17-21 Februari 2025. Walaupun hanya disinggung secara singkat, PMC dianggap sebagai kelanjutan alami dari PFM, di mana peserta tidak hanya belajar memprediksi harga saham, tetapi juga belajar bagaimana mengoptimalkan portofolio mereka berdasarkan hasil forecasting.
Beberapa hal yang kemungkinan akan dibahas dalam PMC:
- Strategi diversifikasi berdasarkan price forecasting.
- Kapan harus menyesuaikan bobot portofolio setelah mencapai target harga?
- Strategi cut loss & rebalancing berdasarkan analisis harga.
Kesimpulan: Apakah PFM 15 Februari 2025 Lebih Baik?
✅ Lebih baik dari sebelumnya!
- Webinar ini lebih kaya dengan konteks psikologi pasar dan kesalahan umum trader.
- Metode price forecasting semakin diperjelas dengan contoh-contoh saham aktual.
- Tambahan Fibonacci sebagai metode baru untuk saham yang sudah menembus all-time high.
❌ Namun, masih ada ruang untuk perbaikan:
- Kurangnya data kuantitatif dan backtesting yang bisa memperkuat klaim efektivitas metode.
- Pembahasan Fibonacci masih terbatas dan bisa lebih didetailkan dalam sesi khusus.
- Belum ada integrasi dengan volume & order flow analysis, yang bisa meningkatkan akurasi price forecasting.
🌟 Verdict: 8.5/10 – Webinar yang sangat kaya wawasan, tetapi masih bisa lebih kuat dengan data dan pembahasan teknis lanjutan. 🚀
Leave a Reply