A | B | C | D | E | F | G | H | I | J | K | L | M | N | O | P | R | S | T | U | V | W | Y | Z

IBU SOED (Saridjah Niung Bintang Soedibio)




Nama :
IBU SOED (Saridjah Niung Bintang Soedibio)

Lahir :
Sukabumi, Jawa Barat, 26 Maret 1908

Agama :
Islam

Pendidikan :
- Kweekschool, Bandung
- belajar seni suara, musik dan main biola pada Prof. Dr. Mr. J.F. Kramer


Karir :
- Pengajar HIS Petojo, HIS Jalan Kartini, HIS Arjuna (1925-1941). Mencipta sekitar 200 lagu anak-anak, antara lain: Tanah Airku
- Berkibarlah Benderaku
- Kutilang
- Hujan
- Nenek Moyang
- Menanam Jagung. Kegiatan lain: Membatik


Alamat Rumah :
Jalan Moh. Yamin 50, Jakarta Pusat

 

IBU SOED (Saridjah Niung Bintang Soedibio)


Jauh sebelum kita merdeka, Ibu Soed sudah mengajar anak-anak menyanyi. "Ketika itu saya melihat, anak-anak Indonesia kurang berbahagia. Kalau mereka dapat menyanyi dalam bahasa Indonesia, tentu akan menyenangkan. Saya sendiri kesal, mengapa harus mengajarkan lagu berbahasa Belanda kepada murid-murid Indonesia. Mengapa harus menyanyikan tulip, di sini 'kan ada melati?" katanya.

Ia lantas tergugah untuk menciptakan lagu anak-anak. "Saya ingin memberikan kegembiraan kepada anak-anak, agar mereka berkhayal, punya imajinasi, dan nanti bisa mencipta, bekerja .," kata Ibu Soed, yang aslinya bernama Saridjah. Kelak, Pak Kasur, tokoh pendidikan anak-anak itu, mengomentari, "Lagu- lagu Ibu Soed penuh patriotisme."

Lagu Berkibarlah Benderaku, misalnya, diciptakannya setelah melihat kegigihan Yusuf Ronodipuro, Kepala RRI di tahun-tahun pertama kemerdekaan, menolak menurunkan Merah Putih yang tengah berkibar di kantornya. Padahal, Yusuf diancam di bawah laras senjata.

Ia pencipta sejumlah lagu kanak-kanak berirama ceria, antara lain Hai Becak, Ketilang, Kupu-kupu, dan Bila Aku Besar. Tampaknya Ibu Soed tidak biasa merintih. Bahkan, ketika rumah sewaannya di Jalan Kramat, Jakarta, bocor, ia mencipta lagu Hujan "tik-tik-tik bunyi hujan .."

Keterampilannya di bidang musik antara lain ia peroleh dari ayah angkatnya, Prof. Dr. Mr. J.F. Kramer, pensiunan Wakil Ketua Hooge Rechtshof (Kejaksaan Tinggi) di Jakarta, yang kemudian menetap di Sukabumi. Selain pandai bermain biola, oleh Kramer -- indo Belanda yang beribukan wanita Jawa keturunan ningrat -- Ibu Soed dibiasakan mencintai bangsanya.

Dengan biola, Ibu Soed turut mengiringi Indonesia Raya, ketika lagu itu pertama kali didengungkan di Gedung Pemuda, 28 Oktober 1928. Waktu itu ia sudah menjadi Nyonya Bintang Soedibio (almarhum, meninggal 1954). Di tahun-tahun perjuangan, Ibu Soed juga bersahabat dengan Cornel Simanjuntak, Ismail Marzuki, Kusbini, dan tokoh nasionalis lain.

Ayahnya yang sebenarnya Mohamad Niung, pelaut asal Bugis yang kemudian menjadi pengawal Mr. Kramer. Saridjah lahir sebagai anak bungsu dari 13 bersaudara -- 11 di antaranya sudah meninggal.

Hidup ditemani cucu dan buyut, di hari tuanya Ibu Soed tetap mencipta lagu, dan membatik. "Tetapi saya bukan pengusaha batik. Saya mementingkan nilai seninya," katanya. "Saya menciptakan satu motif untuk satu orang." Penerima Satya Lencana Kebudayaan ini biasa berolah raga jalan kaki, setiap pagi sekitar tiga kilometer.

Copyright PDAT 2004

comments powered by Disqus

 


I GUSTI NGURAH OKA DIPUTHERA | I GUSTI NGURAH BAGUS | I GUSTI NGURAH PUTU WIJAYA | I KETUT Gde Widiana | I NYOMAN MOENA | I WAYAN SURPHA | IBNU SUTOWO | IBRAHIM HASAN | IBRAHIM HOSEN | IBRAHIM RISJAD | IBU SOED (Saridjah Niung Bintang Soedibio) | ICUK SUGIARTO | IDA BAGUS MADE | IDA BAGUS MANTRA | IDA BAGUS OKA PUNIAATMAJA | IDHAM | IDHAM CHALID | IDRIS SARDI | IHROMI | IKE SOEPOMO | IMAM MUNANDAR | IMAM ZARKASYI | IMAN CHAERUL UMAM | IMAN EMMANUEL GINTING MALIK (EL MANIK) | IMAN TAUFIK | INDAH BERLIANI SOETOPO | INKE MARIS | IRAVATI M. SUDIARSO | IRENG MAULANA | ISBANDI SOEWARDI | ISKANDAR ALISJAHBANA | ISKANDAR SURYAATMADJA | ISMAIL Saleh | ISMAIL SUNI | ISMED BATARA SIREGAR | ISMID HADAD | IVANNA LIE | IWAN DARMANSJAH | IWAN JAYA AZIS | IWAN STAMBOEL | IZZAC HINDOM | Iwan Suryaputra | I Gede Ardika | Ichlasul Amal | Ignas Kleden


Arsip Apa dan Siapa Tempo ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq