Nama : IKE SOEPOMO
Lahir : Serang, Banten, Jawa Barat, 28 Agustus 1946
Agama : Islam
Pendidikan : - SR Mardiyuwana Kristen, Banten
- SMP Santa Theresia, Jakarta
- SMA IV, Jakarta (1965)
- Fakultas IPK UI (1965-1967)
Karir : - Penulis novel antara lain Kabut Sutra Ungu
- Kembang Padang Kelabu
- Lukisan Mawar Jingga
- Penulis cerpen di berbagai media (1963 -- sekarang)
Alamat Rumah : Jalan Prapanca Raya 44, Jakarta Selatan Telp: 714783
Alamat Kantor : Idem
|
|
IKE SOEPOMO
Semula, Ike Soepomo selalu mengelak bila ditanya pendapatnya mengenai seks. "Seperti tak ada pertanyaan lain," katanya kesal. Akhirnya, suatu saat, ia mengaku, membicarakan seks baginya bukan hal yang tabu. Tetapi, "Sampai saat ini saya belum atau tidak mampu membahasnya. Sebab, seks itu sesuatu yang indah dan luhur sebagai karunia Tuhan Maha Pencipta," katanya.
Ike tergolong penulis yang kurang produktif. Namun, namanya cukup terkenal. Karya-karyanya sangat digemari dan laku keras setiap terbit. Buku pertamanya, Kabut Sutra Ungu, selain sudah difilmkan, dicetak ulang sampai tujuh kali. Demikian pula Kembang Padang Kelabu, dan Lukisan Mawar Jingga, yang telah diangkat ke layar perak.
Anak keempat dari enam bersaudara ini lahir dari pasangan Mas Tjokrosukarto, campuran Jawa-Madura, dan ibu yang asli Banten. Sejak kecil Ike dididik beragama secara ketat. Ia merasa masa kanak-kanaknya dibelenggu banyak peraturan. "Kadang-kadang ingin berontak saja," katanya. Namun, kini ia berterima kasih atas pengalamannya itu. "Barangkali tanpa mengalami didikan begitu, saya tak mungkin jadi begini," ujarnya.Penulis yang cantik dan selalu rapi ini mulai menulis pada 1963. Dengan nama Ike Tjokro, hasil karyanya dimuat di majalah Wanita, Duta Masyarakat, Suluh Indonesia, dan Indonesia Raya. Setelah menikah dengan Drs. Soepomo Prono -- seorang sarjana farmasi dan perwira angkatan laut -- ia lebih dikenal dengan nama Ike Soepomo.
Sejak kecil ia sudah gemar membaca. "Menyanyi juga bisa, tetapi tidak dikembangkan," katanya. Sibuk sebagai ibu rumah tangga, Ike masih sempat memberikan berbagai ceramah. Sudah menulis beberapa skenario, ia menolak ketika ditawari main film. "Saya tak suka, dan tidak bisa," katanya.
Namun, ibu tiga anak ini mengaku tidak pernah mempunyai cita- cita. Diakuinya, menulis juga selalu spontan. "Kalau mau ya keluar, kalau tidak diam saja," katanya.
Novel-novel Ike, yang lembut dan menyentuh, itu banyak bercerita tentang cinta, perasaan, dan gagasan wanita. Ia menggambarkan cinta itu putih, kekal, dan harum. Dan mengenai kaumnya? "Wanita adalah bunga, tetapi juga batu karang," katanya.
|