Tag Archives: Kliping Media

Priok, Komnas HAM, dan Nasib RUU Pengadilan HAM

Sumber: Satunet.com http://satunet.com/artikel/isi/00/07/03/19610.html http://satunet.com/artikel/isi/00/07/08/19611.html http://satunet.com/artikel/isi/00/07/10/19614.html http://satunet.com/artikel/isi/00/07/15/19616.html Oleh: Munir, S.H. Bagian I Komnas HAM mengumumkan hasil penyelidikan atas kasus Tanjung Priok dan menyatakan telah terjadi pelanggaran HAM berat. Pelanggaran HAM berat itu dilakukan baik oleh aparat militer maupun massa yang berunjuk

Mempertanyakan Bangkitnya “Civil Society”

Sumber: Satunet.com http://satunet.com/artikel/isi/00/06/12/17379.html http://satunet.com/artikel/isi/00/06/17/17383.html Oleh: Munir, S.H. –o povo, el pueblo, il popolo, le peuple, ho laos– Bagian I Sebagaimana diuraikan dalam tulisan-tulisan sebelumnya (Meniti jembatan transisi I-IV), faktor-faktor penting bagi transisi menuju demokrasi justru menjadi faktor minor dalam warna

Meniti Jembatan Transisi Demokrasi

Sumber: Satunet.com http://www.satunet.com/artikel/isi/00/05/22/15759.html http://satunet.com/artikel/isi/00/05/27/16074.html http://satunet.com/artikel/isi/00/05/29/16266.html http://satunet.com/artikel/isi/00/06/03/16579.html Oleh: Munir, S.H. Bagian I Tanggal 20 Mei kemarin genap dua tahun berakhirnya kekuasaan Soeharto. Semua kalangan mungkin akan menyepakati saat itu sebagai akhir dari kekuasaan otoritarian Orde Baru, dengan beban untuk menyelesaikan berbagai

Hati-hatilah, Gus! (2 – Habis)

Sumber: Tabloid Adil, 11-05-2000 URL: http://www.detik.com/peristiwa/adil/amienrais/2000/05/11/2000511-092744.shtml Kolom Amien Rais Sambungan dari Hati-hatilah, Gus! (1) Pada kolom pekan lalu saya sudah kemukakan lima agenda besar yang menjadi tugas pokok Gus Dur selaku presiden. Saya juga sudah sampaikan semacam catatan terhadap kinerja Gus Dur

Sebuah Proyek Bernama Peradilan Koneksitas

Sumber: Satunet.com (http://www.satunet.com/artikel/isi/00/05/08/13801.html) Oleh: Munir, S.H. Pekan lalu Pengadilan Negeri Banda Aceh membuka peradilan koneksitas atas kasus pembunuhan Tengku Bantaqiah dan 56 orang santrinya. Kendati telah dikritik bahwa peradilan koneksitas itu tidak memenuhi rasa keadilan serta cacat hukum, pemerintah melalui

Hati-hatilah, Gus! (1)

Sumber: Tabloid Adil, 04-05-2000 URL: http://www.detik.com/peristiwa/adil/amienrais/2000/05/04/200054-100720.shtml Kolom Amien Rais Alhamdulillah, saya sampai sekarang masih —insya Allah— dengan jernih mengikuti perkembangan pemerintahan di bawah Presiden Abdurrahman Wahid secara terus menerus, dan selalu berusaha mengedepankan objektivitas. Saya yakin, sekalipun masing-masing dari kita pasti

Membangun Bangsa dan Menolak Militerisme (3)

Sumber: Satunet.com (http://satunet.com/artikel/isi/00/03/23/10295.html) Oleh: Munir, S.H. Tulisan sebelumnya: Membangun Bangsa dan Menolak Militerisme (2) Aspek penting dalam militerisme adalah pemusatan kekuasaan di satu tangan. Pemusatan itu tidak saja pada struktur hirarkis lembaga negara, akan tetapi lebih jauh dipusatkan kepada individu penguasa.

Membangun Bangsa dan Menolak Militerisme (2)

Sumber: Satunet.com (http://satunet.com/artikel/isi/00/03/23/10295.html) Oleh: Munir, S.H. Tulisan sebelumnya: Membangun Bangsa dan Menolak Militerisme (1) Dalam merumuskan kembali kekuatan sebagai bangsa, tantangan utamanya adalah merumuskan nilai, apakah nilai demokrasi atau lainnya. Kalau kemudian direfleksikan bahwa bahaya militerisme adalah bahaya terhadap bangun bangsa,

Membangun Bangsa dan Menolak Militerisme (1)

Sumber: Satunet.com (http://satunet.com/artikel/isi/00/03/23/10295.html) Oleh: Munir, S.H. Membangun Bangsa (Nation) adalah kata kunci dari semangat awal bagian-bagian masyarakat kita menyatukan diri serta memberikan identitas atas dirinya sebagai Indonesia. Dalam perjalanan sejarahnya, identitas itu tidaklah dinaungi oleh nilai-nilai yang sama. Akan tetapi

Rhoma Irama, Sang Raja Dangdut (II): Ngamen Sambil Sekolah

Ringkasan kisah yang lalu: Sejak Rhoma Irama mencanangkan semboyan Voice of Moslem tanggal 13 Oktober 1973 da memantapkan diri sebagai Raja Dangdut, nyaris tak ada yang berusaha mendongkel kedudukannya. Ia lahir di zaman awal kemerdekaan dan darah seninya sudah terlihat