A | B | C | D | E | F | G | H | I | J | K | L | M | N | O | P | R | S | T | U | V | W | Y | Z

PONIMAN




Nama :
PONIMAN

Lahir :
Surakarta, Jawa Tengah, 18 Juli 1926

Agama :
Islam

Pendidikan :
- HIS, MULO
- Kambu Kyoiku Tai
- SSKAD V, Bandung (1956)
- Seskoad, Bandung (1964)


Karir :
- Peta (1944)
- Kasi Pendidikan Yon Divisi Siliwangi (1945)
- Danki Divisi Siliwangi (1946)
- Danyon TT III Siliwangi (1950)
- Dansektor TT III Siliwangi (1954)
- Kasrem TT III Siliwangi (1957)
- Danrem Purwakarta TT III Siliwangi (1959)
- Danrem Priateng Kodam VI Siliwangi
- Danrem Suryakencana Kodam VI Siliwangi (1962)
- Kasdam III 17 Agustus (1964) Pangdam III 17 Agustus (1966)
- Pangdam XV Pattimura (1968)
- Pangdam V Jaya (1970)
- Pangkostrad (1973)
- Pangkowilhan I (1974)
- Deputi Kasad (1977-1980)
- Kasad (1980-1983)
- Menhankam (1983-sekarang)


Alamat Rumah :
Jalan Bangka I No. 56, Kemang, Jakarta Selatan Telp: 773139

Alamat Kantor :
Departemen Pertahanan Keamanan Jalan Merdeka Barat 13/14, Jakarta Pusat Telp: 374408

 

PONIMAN


Sejak Poniman menjabat Menteri Pertahanan Keamanan (Menhankam), terjadi perubahan struktur organisasi Departemen Hankam/ABRI. Ia menyatakan, sejak lahir TNI mempunyai ciri pada tiap periode, sesuai dengan keadaan dan lingkungan. Perubahan tersebut, "Bukan merupakan koreksi, melainkan suatu evolusi dalam pemikiran, sesuai dengan tuntutan dan perkembangan Hankam/ABRI," katanya.

Pada waktu lalu, jabatan Menhankam dan Pangab (Panglima Angkatan Bersenjata) dipangku seorang pejabat. Sekarang, diangkat seorang Menhankam dan seorang lain sebagai Panglima ABRI. ; Sebagai pembantu Presiden, dengan mendayagunakan sumber daya nasional, Menhankam menyelenggarakan kemampuan pertahanan keamanan negara. Pangab memimpin ABRI dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab atas pembinaan dan penggunaan Angkatan Bersenjata. Tetapi, "Keduanya merupakan dwitunggal yang bertugas mengelola pertahanan keamanan negara," kata Poniman.

Mas Poniman -- demikian ia biasa dipanggil para rekannya -- sebelumnya adalah Kepala Staf TNI-AD. Murah senyum, ia juga berpenampilan tenang. Pragmatis, ia juga jeli membaca situasi. Wawasannya jauh menjangkau ke depan.

Misalnya, ia menyimpulkan, dalam waktu dekat tidak akan timbul perang umum. Namun, "Perang terbatas merupakan ancaman yang harus diwaspadai. Perang revolusioner dan perang dingin termasuk bahaya laten," katanya. Mas Poniman tidak mengkhawatirkan intervensi langsung dari luar negeri. "Yang paling berbahaya justru dukungan luar negeri terhadap kerusuhan di dalam negeri," katanya.

Ia mengingatkan perlunya membina hubungan baik dengan bangsa- bangsa lain. Namun, diakuinya, karena perbedaan kepentingan, Indonesia mungkin saja "bertabrakan" dengan bangsa lain itu. Tetapi, karena cinta damai, "Kita harus mengutamakan penyelesaian melalui perundingan dan diplomasi," katanya.Putra Pak Kartowijono ini lahir di Surakarta, Jawa Tengah, tetapi lama menetap di daerah Jawa Barat. Karier militernya diawali di sana, saat berjuang mengusir Belanda. Turut menumpas dua kali pemberontakan komunis di Indonesia, ia mengingatkan, "Bangsa Indonesia tidak boleh kehilangan tongkat dua kali."

Membendung dan menumpas kekuatan komunis, menurut Poniman, tidak cukup hanya dengan pembubaran dan pelarangan ajarannya saja. Kemiskinan dan kebodohan merupakan bumi subur bagi komunisme. Agar Indonesia tidak menjadi tanah subur bagi kaum komunis, "Kita harus menyukseskan pembangunan, meningkatkan kesejahteraan, dan memerangi kebodohan," ujarnya.

Jenderal yang sederhana ini berkembang dari komandan satuan kecil. Dapat mencapai kedudukannya sekarang, "Adalah berkat peranan dan dukungan prajurit bawahan saya," katanya. Untuk memantapkan kemanunggalan ABRI-Rakyat ia mengimbau prajurit agar selalu mencintai rakyat. "Tidak ada pemimpin tanpa rakyat. Juga tidak ada komandan yang hebat seorang diri dapat merebut sasaran satuannya," katanya.

Mas Poniman berpengalaman baik di staf maupun di lapangan. Ia menjelaskan, pada Repelita IV pembangunan bidang Hankam ditujukan pada pengembangan secara bertahap kemampuan Hankam. Ia mengharapkan segera dapat memproduksi senjata berat dan roket kendali. Juga kendaraan bermotor lapangan, kapal-kapal, dan pesawat udara ringan keperluan militer. "Kita jangan menggantungkan diri kepada luar negeri," katanya.

Menikah dengan Ida Djubaedah, Poniman dikaruniai empat anak. Ia memperoleh 17 penghargaan berupa bintang dan tanda jasa. Beberapa perwira tinggi TNI-AD menyebutnya sebagai "Seorang jenderal yang sulit dibedakan, kapan sedang marah atau tidak, karena senyum selalu menghiasi bibirnya."

Copyright PDAT 2004

comments powered by Disqus

 


PADMO WAHJONO | PAIRAN MANURUNG | PAK KASUR (SOERJONO) | PANDJI Wisaksana | PERMADI | PERRY G. PANTOUW | PETER DOMINGGUS LATUIHAMALLO | PETER FRITZ SAERANG | PETER SIE | PETER SUMARSONO | PETRUS OCTAVIANUS | PETRUS SETIJADI LAKSONO | PHILIPPUS HENDRA HERKATA | PIET ZOETMULDER S.J. | POERNOMOSIDI HADJISAROSA | PONIMAN | PONTJO NUGRO SUSILO SUTOWO | POPO ISKANDAR | POPPY SUSANTI DHARSONO | PRAHASTOETI Adhitama | PRAMUDYA Ananta Toer | PRIGUNA SIDHARTA | Permadi | Prima Rusdi | Putu Wijaya


Arsip Apa dan Siapa Tempo ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq