A | B | C | D | E | F | G | H | I | J | K | L | M | N | O | P | R | S | T | U | V | W | Y | Z

YAP THIAM HIEN




Nama :
YAP THIAM HIEN

Lahir :
Banda Aceh, 25 Mei 1913

Agama :
Protestan

Pendidikan :
-Europe Lagere School, Banda Aceh (1926)
-MULO, Banda Aceh (1929)
-AMS A-II (Westersch Classiek), Yogyakarta 1933
-Hollandsch Chinesche Kweekschool, Jakarta (1934)
-Universitas Leiden, Negeri Belanda (1947)
-Vrije Universiteit, Amsterdam (Doktor HC, 1980).


Karir :
-Mengajar pada Hollandsch Chinese Zendings School, Cirebon (1934-1935)
-Tionghwa Hwee Kwan Hollandsch Chinese School, Rembang (1935- 1938)
-Christelijke School Batavia (1938-1942)
-Pegawai kantor asuransi Indische Lloyd, Jakarta (1938-1942) ; Pegawai -Balai Harta Peninggalan, Jakarta (1943-1946)
-Advokat (1949 -- sekarang)
-Anggota Komite Eksekutif International Commission of Justice (1969 -- sekarang)
-Anggota Dewan Penasihat Peradin (1980-1985). Kegiatan lain: Ketua Badan Pendidikan Gereja Kristen Indonesia (1950-1964)
Wakil Ketua Baperki (1954-1965)
Anggota Konstituante (1956-1959)
Ketua Komisi Hidup Baru DGI (1966-1982)
Wakil Ketua Komisi Bantuan Antar-Gereja World Council of Churches (1968-1975).


Alamat Rumah :
Jalan Dr. Semeru Raya 3, Jakarta Barat Telp: 591007

Alamat Kantor :
Jalan Gajah Mada 18, Jakarta Pusat Telp: 356683

 

YAP THIAM HIEN


Berusia di atas 70, dan berperawakan kecil ramping, Yap Thiam Hien tetap melangkah tegap. Suaranya masih selantang dahulu.

Terkadang sikapnya bagai mendua. Pada masa Orde Lama, misalnya, ia mengimbau pembebasan Moh. Natsir, Moh. Roem, Mochtar Lubis, St. Sjahrir, Subadio Sastrosatomo, dan H. Princen, yang masuk tahanan politik. Tetapi setelah Orde Lama tumbang, ia malah membela para tokoh rezim yang tenggelam itu.

Semua itu bukannya tanpa risiko. Pada 1968 dan 1974, Yap sampai ditahan karena dituduh terlibat G-30-S dan Peristiwa Malari. Tetapi John, panggilan akrab Yap, seperti tidak bergeming. "Laki-laki pantang meneteskan air mata," katanya.

Suka memprotes, dan membenci kesewenang-wenangan tumbuh dari pengalaman masa kecilnya. Di kota kelahirannya, Banda Aceh, John adalah satu dari sedikit anak Cina yang belajar di SD khusus Belanda, ELS. Di sana ia merasakan betapa tidak enaknya diperlakukan diskriminatif dan diejek-ejek. Dalam pelajaran matematika dan sejarah, ia selalu meraih nilai 10. Tetapi untuk bahasa Belanda, bagaimanapun pintarnya ia, nilainya tidak pernah di atas 6. Dalam pada itu, anak-anak Belanda selalu mengata-ngatainya.

Sebagai cucu kepala kelompok Cina, "Kapten" Yap Hun Han, hidupnya berkecukupan waktu itu. "Engkong orangnya keras, penuh disiplin," ujar Yap, anak pertama dari tiga bersaudara. Lepas MULO (SMP) di Banda Aceh, ia pergi ke Yogyakarta, dan merampungkan AMS (SMA) Jurusan Sastra Barat. Dari sinilah ia terlatih membaca berbagai jenis literatur, terutama sejarah. Baik yang berbahasa Belanda, maupun Jerman, Inggris, Prancis, dan Latin. Pindah ke Jakarta, ia masuk sekolah guru.

Dari pekerjaan sebagai guru dan pencari langganan telepon, hidup Yap sebenarnya sudah enak. Tetapi, ia tergoda masuk Fakultas Hukum, yang baru dibuka di Jakarta, yang -- karena mendaratnya Jepang -- ia rampungkan di Leiden, Negeri Belanda.

Kini bagi Dr. Yap Thiam Hien, S.H., bidang pengacara bukan sekadar profesi. "Sudah menjadi hobi," katanya. Sebagai pembela ternama, bayarannya memang mahal, tetapi tidak jarang juga ia memberikan pelayanan gratis. Sedangkan jiwa gurunya sudah mendalam, ia turut mengajar di kursus Peradin.

Anggota International Commission of Jurist ini adalah penerima plaket Pengabdi Hukum Teladan, dari Pusat Bantuan dan Pengabdi Hukum Indonesia (Pusbadhi), yang diserahkan oleh Almarhum Adam Malik, 15 Mei 1981. Bersama Adnan Buyung Nasution, Yap juga pendiri Lembaga Bantuan Hukum (LBH). Menikah dengan Tan Gian Khing Nio (1949), yang disebutnya "Menteri Dalam Negeri" (Ibu Rumah Tangga), Yap Thiam Hien dianugerahi dua anak.

Copyright PDAT 2004

comments powered by Disqus

 


YAHYA A. MUHAIMIN | YAP THIAM HIEN | YAPTO SULISTIO SURYOSUMARNO | YASIR HADIBROTO | YOGA SOEGOMO | YOHANES RIBERU | YUDHISTIRA ARDI NOEGRAHA MOELYANA (ANM) MASSARDI | YUNUS EFFENDY HABIBIE | YUSTEDJO TARIK | YUSTINUS KARDINAL DARMOJOEWONO | YUSUF BILYARTA MANGUNWIJAYA | YUWONO KOLOPAKING | YUYUN Wirasasmita | Yudi Utomo Imardjoko


Arsip Apa dan Siapa Tempo ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq