JIL Edisi Indonesia

Kautsar Azhari Noer: Agama Adalah Kualitas Personal

Kata “beragama” sudah terlampau identik dengan ketaatan pada sebuah institusi dan segenap sistem ajaran tertentu, sehingga tak jarang orang beragama abai akan spiritualitas. Untuk itu, takrif “beragama” perlu diartikan sebagai kualifikasi tertentu yang menunjuk pada kualitas pribadi/personal seseorang dalam beragama. Demikian hasil perbincangan Novriantoni dari Jaringan Islam Liberal (JIL) dengan Kautsar Azhari Noer, pengajar Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, tentang spiritualitas dunia modern, Kamis (12/1) lalu.

22/01/2006 | Wawancara | Komentar (2) #

Formalisasi Syariat Islam dalam Konteks Kekinian

Oleh MAKSUN

Karena nilai keabadian dan universalitas Alquran terletak pada prinsip moralnya, maka pernyataan hukum (legal specific) seperti hukum potong tangan, cambuk, jilid, dan sebagainya, tidak berlaku secara universal. Hukuman itu hanyalah solusi temporal dan bersifat tentatif atas peristiwa-peristiwa yang muncul saat Alquran diturunkan.

20/01/2006 | Kolom | Komentar (8) #

Genealogi Gerakan Islam di Indonesia

Oleh Umdah El-Baroroh

Kelengahan Yudi melihat dinamika internal ini juga telah menjebaknya dalam melihat fenomena anak muda NU di akhir abad 20. Ia dengan serta merta memasukkan mereka dalam barisan liberalisme Islam. “Kalau ada Rumadi atau Baso di sini, pasti mereka akan keberatan untuk dimasukkan dalam Islib”.

17/01/2006 | Diskusi | Komentar (0) #

Ismail atau Ishak?

Oleh Abd Moqsith Ghazali

Seluruh kitab suci yang berada dalam rumpun tradisi abrahamik mengisahkan peristiwa penyembelihan Ibrahim terhadap puteranya. Karena itu, umat Islam, kristiani, dan kaum Yahudi mengimani bahwa penyembelihan itu bukan mitos yang perlu dijebol, tapi fakta yang harus diimani. Begitulah.

16/01/2006 | Editorial | Komentar (18) #

Apologia: Isu Lama Media Baru

Oleh Hairus Salim HS

Sikap negatif di dalam apologia ini beriringan dengan sikap untuk membenarkan ajaran milik sendiri. Semakin mampu menunjukkan kekeliruan paham orang lain, semakin kukuh ia membenarkan ajaran sendiri. Mungkin memang begitu cara bekerja sebuah apologia.

16/01/2006 | Kolom | Komentar (4) #

Romo Eddy Kristianto: Perlu Kearifan Membiarkan dan Memberi Waktu

Cara-cara represif tidak selamanya akan berguna dalam menyikapi kelompok-kelompok sempalan dalam komunitas suatu agama. Adakalanya, teknik membiarkan dan memberi tenggat waktu merupakan kearifan yang perlu ditempuh. Demikianlah penurutan Romo Eddy Kristiyanto, Dosen Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara Jakarta, dan anggota Komisi Teologi di Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) tentang pengalaman Gereja Katolik dalam menangani kelompok-kelompok yang dianggap sesat atau sempalan, kepada Novriantoni dari Jaringan Islam Liberal (JIL) Kamis lalu (5/1/2006).

16/01/2006 | Wawancara | Komentar (1) #

Amerika di Mata Kita

Oleh Burhanuddin

Buku hasil survei ini melahirkan varian baru ‘demokrat Islamis,’ yakni Muslim yang mendukung dan menjalankan demokrasi, setidaknya secara elektoral, tapi tetap memperteguh identitas dan agenda-agenda Islam yang eksklusif bagi kehidupan publik. Menilik hasil survei yang menunjukkan afirmasi Muslim atas demokrasi, voters turn-out yang tinggi dalam pemilu 2004, tapi masih defisit pada level kebebasan sipil, maka sulit untuk menepis kenyataan munculnya varian baru ini dalam perpolitikan di tanah air.

16/01/2006 | Buku | Komentar (5) #

Tentang Iman

Oleh Ulil Abshar-Abdalla

Ada iman lain yang lebih konkret bentuknya, karena ia berhubungan dengan situasi tertentu, yaitu iman sebagaimana dihayati oleh kelompok masyarakat tertentu, di tempat tertentu, di suatu masa tertentu; misalnya iman orang-orang Jawa, di Wonogiri, pada awal abad 20. Menurut saya, inilah iman yang jauh lebih memikat untuk ditelaah, sebab ia lebih berbentuk.

09/01/2006 | Editorial | Komentar (11) #

Suara Langit

Oleh Trisno S. Sutanto

Berhadapan dengan sesuatu yang sudah diyakini sebagai kepercayaan seseorang, kecanggihan hukum seperti macan kehilangan giginya. Bagaimana mungkin keyakinan seseorang diadili? Atau dituduh sebagai “sesat dan menyesatkan”? Atau juga “penghinaan terhadap agama”? Bukankah kriteria yang dipakai untuk mengukur suatu keyakinan, khususnya keyakinan agama, sesungguhnya juga merupakan keyakinan?

09/01/2006 | Kolom | Komentar (7) #

Siti Musdah Mulia: Situasi Sosial-Keagamaan 2006 Bisa Lebih Buruk

Menjelang penutup akhir tahun 2005, hanya ada satu peristiwa sosial-keagamaan yang menggembirakan. Yaitu pengakuan bahwa eksistensi Jamaah Islamiyah (JI) di tanah air, dengan jejaring terornya adalah fakta, bukan mitos belaka. Selebihnya, banyak gejala sosial-keagamaan tahun 2005 yang mengharukan. Lalu, apakah kondisi sosial-keagamaan di Indonesia akan lebih cerah di tahun 2006?

09/01/2006 | Wawancara | Komentar (3) #
Halaman: 33 dari 109 « First  <  31 32 33 34 35 >  Last »

comments powered by Disqus


Arsip Jaringan Islam Liberal ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq