A | B | C | D | E | F | G | H | I | J | K | L | M | N | O | P | R | S | T | U | V | W | Y | Z

AMIRMACHMUD




Nama :
AMIRMACHMUD

Lahir :
Cimahi, Jawa Barat, 21 Februari 1923

Agama :
Islam

Pendidikan :
- HIS (1938)
- Gemeente Ambachtsschool (1940)
- Kursus Werktuikunde (1940)
- Kursus Topografie Dienst (1941)
- Pembela Tanah Air (Peta, angkatan I, 1943)
- Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (SSKAD, angkatan I, 1951)
- Kursus "C" (1960).


Karir :
- Shodancho Daidan III, Bandung (1942-1944)
- Ketua BKR Lembang (1945-1946)
- Dan Ki III Resimen X Lembang (1946-1947)
- Danki I Bandung Utara (1947-1948)
- Danyon 11 April, Sumedang (1949-1950)
- Danyon 309 Cirebon/Tasikmalaya (1950-1952)
- Danyon 301, Limbangan, Garut (1953-1954)
- Kastaf Resimen 8 Bogor (1954-1956)
- KSU III TT III/Siliwangi, Bandung (1956-1958)
- Pamen De I Mabad, Jakarta (1958-1960)
- Ass. 2 Ks. Kora I G 2 (1961-1962)
- Merencanakan Operasi Gabungan Trikora (Jayawijaya), 1961
- Pangdam X/LM, Kalimantan Selatan (1962-1965)
- Pangdam V/Jaya (1965-1969)
- Menteri Dalam Negeri RI (1969-1982)
- Ketua DPR/MPR RI (1982-sekarang)


Alamat Rumah :
Jalan Teuku Umar 3, Jakarta Pusat

Alamat Kantor :
Gedung DPR/MPR RI, Jakarta

 

AMIRMACHMUD


Jenderal purnawirawan ini pernah menjadi Menteri Dalam Negeri selama 13 tahun. Merangkap sebagai Ketua Lembaga Pemilihan Umum (LPU), ia berhasil melaksanakan pemilihan umum (Pemilu) 1971, 1977, dan 1982. Kemudian mengetuai DPR/MPR sejak 1982, setahun kemudian ia menyukseskan Sidang Umum MPR.
DPR, menurut Amirmachmud, adalah penyalur aspirasi rakyat, dan pengawas pelaksanaan Undang-Undang (UU), Anggaran Perencanaan Biaya Negara (APBN), juga kebijaksanaan pemerintah. Jadi, sifatnya politis, bukan teknis seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). "Fungsi ini telah dilaksanakan DPR, yang implementasinya berdasarkan tata tertib DPR itu sendiri," ujarnya.
Ia membantah anggapan masyarakat seolah-olah DPR hanya melegalisasikan apa-apa yang dikemukakan pemerintah dan tidak melaksanakan kontrol. "DPR bukan keranjang sampah atau stempel pemerintah," katanya. Anggota Dewan jika menemui hal-hal yang tidak benar dalam kunjungannya ke daerah akan mempertanyakannya kepada pemerintah. Kalaupun terjadi persamaan pendapat antara DPR dan presiden, "prosesnya tidak sederhana, melalui pembicaraan yang cukup panjang," tambah Amirmachmud.
Pada periode 1984-1985, lembaga ini, bersama pemerintah, merampungkan lima RUU menjadi UU. Yaitu UU tentang Pemilu, Susunan dan Kedudukan MPR/DPR/DPRD, Parpol dan Golkar, Referendum, dan Kemasyarakatan.
Amir pernah dijuluki buldoser, "Penggilas musuh-musuh Pancasila," kata seorang pengamat. Masa kecilnya tidak banyak terungkap. Ayahnya, Almarhum Haji Atang Sastrawinata, pensiunan karyawan PU yang dikaruniai tujuh anak. Dua meninggal dunia, Amirmachmud kemudian anak kedua dari lima bersaudara yang hidup.Karier militernya mulai pada usia 20 tahun. Di zaman Jepang ia menjadi anggota Pembela Tanah Air (Peta). Tatkala Revolusi, ia menggabungkan diri dengan Barisan Keamanan Rayat (BKR). Langsung terlibat dalam pertempuran menghadapi Inggris dan Belanda di kawasan Jawa Barat, ia komandan kompi I, brigade III, hingga 1947.
Kemudian, Amir ikut menumpas PKI di Madiun. Kembali ke Jawa Barat, di Sumedang pasukannya dihadang DI/TII. Setelah itu, ia turut menumpas Angkatan Perang Ratu Adil (APRA), 1950.
"Peristiwa demi peristiwa mematangkan saya dalam politik," tuturnya. Dan, "Saya makin yakin akan kebenaran Pancasila." Ia tampil memegang peranan penting dalam penumpasan G-30-S/PKI di Ibu Kota dan sekitarnya, 1966. Saat itu Amir menjabat Pangdam V/Jaya, menggantikan Umar Wirahadikusumah.
Bersama Almarhum Basuki Rachmat dan M. Jusuf, Amirmachmud berperanan dalam lahirnya Surat Perintah 11 Maret (Supersemar). "Keberangkatan kami bertiga ke Bogor menemui Bung Karno tidak direncanakan, dan tanpa persiapan," tuturnya. "Dengan Pak Harto pun kami tidak pernah membicarakan apa yang dinamakan Supersemar. Oleh sebab itu, keluarnya Supersemar benar-benar merupakan mukjizat Allah," tambahnya.
Menikah dengan R.H. Siti Hadidjah, Amir dianugerahi dua anak dengan delapan cucu. Istrinya, penyandang Bintang Gerilya RI, wafat dalam usia 59 tahun, 1984. Empat bulan kemudian, Amir menikah lagi dengan Shri Hardhani Sadat Siswowijoyo, 47, yang akrab dipanggil Naniek oleh teman sepermainannya di lingkungan Mangkunegaran, Surakarta.
Menerima 14 bintang jasa dan 10 satya lencana dari pemerintah RI, Amir di tengah kesibukannya memimpin DPR/MPR, juga menulis buku. Antara lain Membangun Politik Dalam Negeri (1981); Membangun Kehidupan Beragama di Bumi Pancasila (1981), dan Membangun Sosial Budaya Pancasila (1983).

UPDATE :
Amirmachmud menjabat Ketua DPR/MPR sampai 1987. Pada 21 April 1995, ia menghembuskan napas terakhir di RS Dustira Cimahi, Bandung, dalam usia 72 tahun.



Copyright PDAT 2004

comments powered by Disqus

 


A. MATTULADA | A. SULASIKIN MURPRATOMO | ABDOEL RAOEF SOEHOED | ABDUL AZIS LAMADJIDO | ABDUL DJALIL PIROUS | ABDUL GAFAR ABDULLAH (EBIET G. ADE) | ABDUL GAFUR TENGKU IDRIS | ABDUL KADIR | ABDUL KARIM OEY | ARBI SANIT | ARDIANSYAH | ANWAR NASUTION | ARIEF BUDIMAN | ARIFIN CHAIRIN NOER | ANTON SOEDJARWO | ARIFIN M. SIREGAR | AMRI YAHYA | ARISTIDES KATOPPO | AMIRMACHMUD | ARSWENDO ATMOWILOTO | AMIR MOERTONO | AWALUDDIN DJAMIN | AZWAR ANAS | ALI SADIKIN | AHMAD SYAFII MAARIF | AHMAD SADALI | ACHDIAT KARTA MIHARDJA | ABDULLAH PUTEH | ABDULGANI | ABDUL RACHMAN RAMLY | ABDUL QADIR DJAELANI | ABDUL LATIEF | A. Deni Daruri | A.T. Mahmud | Abdul Hakim Garuda Nusantara | Abdul Mun'im Idries | Abdullah Gymnastiar | Ade Armando | Ade Rai | Afan Gaffar | Agnes Monica | Agum Gumelar | Ahmad Syafi'i Ma'arif | Alfons Taryadi | Amir Syamsuddin | Amiruddin Zakaria | Amri Yahya | Amrozi | Anand Krishna | Ananda Sukarlan | Anang Supena | Andrianus Meliala | Andy F. Noya | Anton Bachrul Alam | Anton M. Moeliono | Apong Herlina | Arbi Sanit | Aria Kusumadewa | Arifin Panigoro | Aristides Katoppo | Arjatmo Tjokronegoro | Arswendo Atmowiloto | Arwin Rasyid | Asikin Hanafiah | Atmakusumah Astraatmadja | August Parengkuan | Ayu Azhari | Ayu Utami | Azyumardi Azra | Anwar Nasution | Arief Budiman | Abdul Rahman Saleh | Anton Apriyantono | Adyaksa Dault


Arsip Apa dan Siapa Tempo ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq