A | B | C | D | E | F | G | H | I | J | K | L | M | N | O | P | R | S | T | U | V | W | Y | Z

EDDIE MARJUKI NALAPRAYA




Nama :
EDDIE MARJUKI NALAPRAYA

Lahir :
Jakarta, 6 Juni 1931

Agama :
Islam

Pendidikan :
-SD dan SMP, Tasikmalaya
-Sekolah Bintara Administrasi, Surabaya (1951)
-Sekolah Bintara Atas, Bandung (1955)
-Sekolah Perwira, Bandung (1957)
-Security Course, Jepang (1962)
-Command and General Staff College, Fort Leavenworth, AS (1972)


Karir :
-Bintara Detasemen Pertahanan MBAD (1950)
-Anggota Pasukan PBB di Kongo (1960)
-Ajudan Pangdam VI/Siliwangi (1961)
-Den Kawal Pribadi Presiden (1967)
-Waassop Kodam V/Jaya (1974)
-Asisten Pengamanan Garnizun Ibu Kota (1975)
-Asinten Kodam V/Jaya (1977)
-Kasdam V/Jaya (1979-1983)
-Asisten Teritorial Hankam (1983-1984)
-Wakil Gubernur DKI Jaya (1984-sekarang)


Kegiatan Lain :
-Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (1981-sekarang)
-Ketua Umum Radio Antar Penduduk Indonesia (1980-sekarang)


Alamat Rumah :
Jalan Kertanegara 11, Jakarta Selatan

Alamat Kantor :
Jalan Medan Merdeka Selatan 8, Jakarta Pusat

 

EDDIE MARJUKI NALAPRAYA


Pada awal 1986, Wakil Gubernur DKI Jakarta ini kembali terpilih sebagai Ketua Umum (IPSI). Padahal, "Saya sebetulnya sudah capek," katanya. Sebagai wakil gubernur, ia membidangi ketertiban, agama, pembangunan desa, sosial, politik, agraria, penerangan, dan pemerintahan.

Sulung dari delapan bersaudara, Eddie cucu (dari pihak ibu) Kiai Bochri alias Bogo, pendekar silat dari Rempoa. Kakek inilah yang memberi dia nama Marzuki. Adapun ayahnya, Sutirman, pegawai pelabuhan, menambahkan nama Nalapraya -- konon berarti bukit berapi-api.

Rajin mengaji, pintar silat, dan pemberani, Marzuki kecil bersekolah di Kwitang. Tinggal bersama adik kakeknya yang pegawai PTT, tiap akhir minggu ia dijemput pulang ke Tanjungpriok. Sambil dibonceng sepeda, ayahnya bertutur mengenai gubuk-gubuk di Ancol yang mereka lalui. "Inilah pribumi yang menderita, sementara Belanda tinggal di gedung mewah," kata sang ayah. Bagi Marzuki, inilah "Pelajaran pertama tentang nasionalisme."

Tatkala pecah revolusi, ia dibawa mengungsi ke Tasikmalaya, Jawa Barat, 1947. Di sana ia bergabung dengan Detasemen Garuda Putih. Berdisiplin dan periang, ia disayang komandannya, Kapten Burdah. Ia tidak canggung mengasuh anak sang komandan, Oma Irama, "Yang waktu itu masih kecil dan suka mengompoli saya," tuturnya.

Uniknya, ia hampir selalu berkantor di sekitar Monas. Mula- mula di Merdeka Barat, kemudian di Merdeka Utara setelah ditarik dari Divisi Siliwangi ke MBAD, dan ketika menjadi pengawal Presiden RI, 1966. Diselingi belajar dua tahun di AS, sejak 1970, ia kembali ke tanah air menjadi Asisten I Kodam V/Jaya. Pernah di Merdeka Timur tatkala ia kepala Staf Komando Garnizun Ibu Kota. "Sekarang, gongnya di Merdeka Selatan," katanya.

Menikah dengan gadis indo Jerman,Jawa, Anne Marie, ia dikaruniai lima anak. Semasa pacaran, tuturnya, "Biar keren saya bernama Eddie. 'Kan nggak enak jika selalu dipanggil si Juki," selorohnya. Pada 1963, Ny. Anne Marie wafat, Eddie menikah lagi dengan wanita Indo Prancis-Bugis, Ny. Merry, yang setelah hajah menjadi Ny. Mariam, 1976. Ketua Radio Antar- Penduduk Indonesia (RAPI) ini suka musik dangdut, dan gemar memasak. "Masakan saya lebih enak dari ayam goreng Kentucky," katanya. "Di sana resep kolonel, saya punya resep jenderal."

Copyright PDAT 2004

comments powered by Disqus

 


ED ZOELVERDI | EDDIE LEMBONG | EDDIE MARJUKI NALAPRAYA | EDHY HANDOKO | EDI KOWARA ADIWINATA | EDI SEDYAWATI | EDUARD KAREL MARKUS MASINAMBOW | EKA DARMAPUTERA ALIAS THE OEN HIEN | ELFA SECIORIA HASBULLAH | ELFIRA Rosa Nasution | ELLIAS PICAL | ELLISA MERIAM BELLINA MARIA BAMBOE | ELLY CHANDRA H.O.K TANZIL | ELVI SUKAESIH | EMHA AINUN NAJIB | EMIL SALIM | EMMA TAHAPARY | ENDANG ADI NUSANTARA SAIFUDDIN ANSHARI | ENDANG WIJAYA | ENGKIN ZAINAL MUTTAQIEN | ERIC F.H. SAMOLA | ERNA ANASTASIA WITOELAR | EUIS DARLIAH | EVA ARNAZ (Evayanthi Arnaz) | Eddie Widiono Suwondho | Edi Sedyawati | Edi Subekti | Eko Budihardjo | Elvyn G. Masassya | Emil Salim | Emmy Hafild | Endriartono Sutarto


Arsip Apa dan Siapa Tempo ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq