A | B | C | D | E | F | G | H | I | J | K | L | M | N | O | P | R | S | T | U | V | W | Y | Z

GATOT Achmad Safari Amrih




Nama :
GATOT Achmad Safari Amrih

Lahir :
Magelang, Jawa Tengah, 19 Mei 1936

Agama :
Islam

Pendidikan :
-SD, Semarang
-SMP, Salatiga
-SMA, Semarang
-Fakultas Hukum UI (1963)


Karir :
-Jaksa pada Kejaksaan Negeri Semarang
-Kepala Bagian Inteligen Kejari Semarang
-Kepala Kejaksaan Negeri Demak (1971-1975)
-Bupati Sukoharjo, Jawa Tengah (1975-1983)
-Gubernur Kalimantan Tengah (1984-sekarang)


Alamat Kantor :
Kantor Gubernur Kalimantan Tengah, Palangkaraya

 

GATOT Achmad Safari Amrih


Suatu hari, Gatot Amrih dipanggil Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Soepardjo Rustam -- dan ia heran. "Apa tidak keliru? Orang ugal-ugalan begini kok diangkat jadi gubernur, apa tidak aneh?" tutur bekas Bupati Sukoharjo, yang sejak Januari 1984 ditetapkan sebagai Gubernur Kalimantan Tengah ini. "Waktu saya mau diangkat jadi bupati, ayah saya sendiri juga heran, apa saya bisa?" ia menambahkan.

Ternyata, Gatot memang bukan pilihan yang keliru. Ketika ia menjadi Bupati Sukoharjo, Jawa Tengah, 1975, daerah itu sudah dilangganani penyakit busung lapar (HO). Apa akal? Sambil memperbaiki jaringan irigasi daerah yang berpenduduk padat dan sebagiannya selalu kekurangan air itu, Gatot juga memerintahkan agar tanaman padi yang tidak tahan wereng dicabuti. Di samping itu, cara penanaman padi harus sehamparan, agar mudah melakukan pemberantasan hama. Hasilnya, pendapatan daerah naik dari Rp 70 juta (1975) menjadi Rp 675 juta per tahun (1983). "Sejak 1982, HO pun menjauh," ujar Gatot, yang juga dinilai berhasil mengirimkan transmigran ke luar Jawa.Keberhasilannya di Sukoharjo bukan saja dicatat Mendagri, tetapi juga oleh instansi asalnya, Kejaksaan. Oktober 1983, bekas Kepala Kejaksaan Negeri Demak ini menerima piagam penghargaan Dharma Adhyaksa dari Jaksa Agung Ismail Saleh. Dalam menjalankan tugasnya, ia dinilai berhasil mencerminkan doktrin Tri Krama Adhyaksa.

Gatot mengaku meminati kepamongprajaan sejak kecil. Mungkin pengaruh pekerjaan ayahnya, yang pernah menjadi lurah di Banyumas, sedangkan ibunya anak bupati di zaman Belanda. Walaupun kemudian Gatot berhasil menjadi sarjana hukum, dan bekerja di lingkungan kejaksaan, "Waktu menjadi jaksa pun, saya juga selalu ditugasi pada bidang pembinaan wilayah," katanya.

Suksesnya di Sukoharjo tampaknya berkat sikap dan orientasinya yang merakyat. Dan ini dibawanya ke Kalimantan Tengah. Misalnya, ketika ia bertemu muka dengan Komisi V DPR-RI di Palangkaraya, Agustus 1985, Gatot menyatakan akan minta berhenti dari jabatannya bila permintaan membuka jalan di provinsinya dalam Pelita IV ditolak pemerintah pusat. Pembukaan jalan yang menghubungkan antarkabupaten dianggapnya sangat penting bagi integrasi daerah dan kelancaran lalu lintas. Selama ini, perhubungan di Kalimantan Tengah hanya mengandalkan sungai besar yang mengalir dari utara ke selatan, sehingga sejumlah kabupaten yang tidak dilintasi sungai seperti terputus dengan ibu kota provinsi.

Menikah dengan Ninuk Wiratmi, 1965, Gatot belum dikaruniai anak. Tetapi, ia mengasuh dua kemanakannya yang sudah dianggapnya sebagai anak sendiri. Ia menyenangi beberapa cabang olah raga, dan selalu menganjurkan anak buahnya aktif berolah raga.

Copyright PDAT 2004

comments powered by Disqus

 


GANDHI | GATOT Achmad Safari Amrih | GATOT SOEHERMAN | GEDE PUDJA | GEDONG BAGOES OKA | GEORGE ADRIAAN DE NEVE | GERARDUS MAYELA SUDARTA | GHEA SUKASAH | GOENAWAN PARTOWIDIGDO | GOENAWAN SUSATYO MOHAMAD | GOPE T. SAMTANI | GREGORIUS SIDHARTA SOEGIYO | GREGORIUS SUGIHARTO | GUFRAN DWIPAYANA | GUNAWAN SIMON | GUNO SAMEKTO | GUSTAAF HENDRIK MANTIK | Garin Nugroho | Gede Bayu Suparta | Graito Usodo | Gusnaldi


Arsip Apa dan Siapa Tempo ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq