A | B | C | D | E | F | G | H | I | J | K | L | M | N | O | P | R | S | T | U | V | W | Y | Z

Graito Usodo




Nama :
Marsekal Muda TNI Graito Usodo

Lahir :
Temanggung, Jawa Tengah, 7 Februari 1944

Agama :
Islam

Pendidikan :
- SD (1957)
- SMP (1960)
- SMA-B (1963)
- Sekolah Para (1967)
- Sekolah Komando (1968)
- Akabri Udara
- Sekolah Penerbang (1969)
- Flite Check Cours (PT PAS), (1974)
- Rating HS 125 Course (Inggris), (1978)
- Air Trans Pilot Lisence Course (1978)
- Penataran P-4
- Sekkau (1989)
- Sekolah Survial (Malaysia), (1981)
- Sekolah Instruktur Penerbang (1982)
- ESGI (Seskoau €“ Prancis), (1983)
- CSI (Seskogab Prancis), (1984)
- Kursus Program Kejuangan (1984)
- Management of Training Course (1984)
- IDMC (USA), (1988)
- Lemhannas KSA-VI (1996)


Karir :
- Pa Dp Akaud Lanuma Adi Sucipto (1 Desember 1968)
- Mako Koops Lanuma Halim Perdanakusuma (24 Juli 1969)
- Pa Pnb Skad I Wing Ops 002 Lanuma Abdul Rahman Saleh (1 September 1969)
- PN Merpati Nusantara Airlines di Biak (20 Januari 1973)
- Pelita Air Service Jakarta (17 Juni 1974)
- Captain Pilot Skyvan (1 Oktober 1976)
- Captain Pilot Casa (1 Januari 1977)
- Pa Pnb Skad 2 Wops 001 Kopatdara (1 Januari 1979)
- Pa Lat/Instruktur Pnb Skad 2 Wops 001 Kopatdara (1 Oktober 1979)
- Captain Pilot F-27 TS (22 Oktober 1979)
- Latgap ABRI Tanjung Pinang (1 Januari 1980)
- Latgab ABRI Timor Timur (1 Januari 1981)
- Kepala Sekolah SAR & Survival (14 Januari 1981)
- Flight Leader €œB€ Skap 2 (1 November 1981)
- Patun Seskoau Lembang (1 Maret 1984)
- Wadan Korsis Seskoau Lembang (15 Mei 1984)
- Kasubdit Opstrin Seskoau Lembang (1 April 1985)
- Pabandya Bangkuat Sbanrenstrat Srena Mabes TNI-AU (1 Pebruari 1986)
- Dan Denma Mabes TNI AU (1 Oktober 1988)
- Paban Renstrat Srenaau (1 Januari 1991)
- Waasrena Kasau (25 Maret 1993)
- Wadan Seskoau (23 November 1994)
- TA.TK Sahli Pangab Bidang Kesra (1 Pebruari 1995)
- TA.TK III Sahli Pangab Bidang Inbang (1 September 1996)
- Anggota MPR (1998-1999)
- Kapuspen TNI (24 Januari 2000€“Maret 2002)


Penghargaan :
- Bintang Yudha Dharma Pratama - Bintang Yudha Nararya - Bintang Swa Bhuwana Paksa Nararya - Satyalancana Kesetiaan XXIV Tahun - Satyalancana GOM VII Dharma Phala (Kalbar) - Satyalancana Seroja - Satyalancana Penegak - Satyalancana Dwidya Sistha - Satyalancana Dwidya Sistha ulangan 1

Keluarga :
Istri : Hedy Soenoko Anak : 1. Aninditta Savitry 2. Esthetika Wulandari

Alamat Rumah :
Jalan Trikora Raya No. AE 7, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur Telepon (021) 8010330, 809713

Alamat Kantor :
Pusat Penerangan Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur Telepon (021) 84595100, 84591278

 

Graito Usodo


MULAI awal Maret 2001 ia bukan lagi Kapuspen Markas Besar TNI. Yang menggantikannya adalah mantan Pangdam Jaya di masa kerusuhan Mei 1998, Mayjen Sjafrie Sjamsoeddin.

Graito adalah marsekal muda berpenampilan kalem, rendah hati, tapi humoris. Pada saat-saat tertentu, misalnya pada konferensi pers, ia berubah semakin serius, namun tak kalem lagi --seringkali menggebu-gebu, yang tak lain dan tak bukan itu adalah upaya menjelaskan duduk-soal masalah kepada wartawan. Ia memang sangat peduli pada akurasi berita.

Graito lahir di Temanggung, Jawa Tengah, dari keluarga tentara. Ayahnya perwira Angkatan Darat. Ibunya kepala sekolah. Usia enam tahun, ia mengikuti keluarganya pindah ke Jakarta. Memasuki sekolah di Ibu Kota, ia tak bisa berbahasa Indonesia, karena itu ia musti mengulang di kelas nol. Padahal, di Temanggung ia sudah di kelas satu SD.

€œDi masa kecil, saya sangat bandel,€ tutur Graito. Di Kali Krukut, Kebayoran, dekat tempat tinggalnya setelah di Jakarta, Graito kecil suka mandi kalau sungai sedang banjir; ia menceburkan diri dari atas pohon waru. Waktu sekolah menengah, tangannya patah dua kali ketika bermain bola voli dan sepakbola.

Orangtuanya menginginkan Graito jadi dokter. Nama Usodo sendiri artinya obat. €œSaya bukan anak cerdas semasa sekolah. Jadi, prestasi saya biasa saja dan tidak bisa masuk kedokteran,€ ujar Graito. Alasan lain, kalau melanjutkan ke Universitas Indonesia, ia takut disusul adiknya, karena: €œAdik saya pintar.€

Akhirnya Graito masuk Akademi Angkatan Udara. Ketika jadi taruna itulah ia melihat korp penerbang sebagai korp yang paling menantang. €œAkhirnya saya putuskan, saya ingin jadi penerbang.€

Dari ribuan yang mendaftar, setelah melalui penyaringan ketat, hanya dua puluh orang yang diterima -- termasuk Graito. Ibunya €“ yang tahu €œkemampuan€ anaknya -- heran, apalagi setelah ia berpangkat letnan dua. Padahal, semasa sekolah ia lebih banyak bermain bola voli dan sepakbola, dan kurang berkonsentrasi pada pelajaran sekolah. Juga, ia sering ke pesta dansa, terutama foxtrot, cha-cha, jive, waltz. €œSaya paling senang dansa jive,€ akunya.

Setelah lulus, Graito ditempatkan di pesawat pengebom skuadron satu di Lanuma Abdurrahman Saleh, Malang. Ketika pesawat pengebom langka €” karena pasokan pesawat dan sukucadangnya pernah diboikot Amerika setelah Indonesia di masa Presiden Soekarno meng-€œgo to hell" €“kan bantuan sang imperialis, Graito dipinjamkam ke Pertamina. Ia menjadi penerbang sipil di Pelita Air Service (1970).

Setelah cukup lama menikmati karir penerbang sipil, Graito kembali lagi ke skuadron transpor. Sebelumnya, ia sempat dua tahun sekolah di Prancis. Sebelum berangkat ke sana, ia tak merasa perlu belajar bahasa Prancis lebih dulu €“ ia stel yakin saja. Saat menjalani tes bahasa itu, lembar jawabannya ia biarkan kosong €“ kecuali namanya. Sebenarnya Graito tahu jawabannya, katanya, cuma ia tak bisa menuliskannya dalam bahasa Prancis.

Graito akhirnya ditempatkan di kelas nol. Mau tak mau, ia pun mencari guru privat melalui iklan di koran. Maka, dipilihlah guru yang paling cantik bernama Monique. €œAkhirnya dari seluruh peserta yang ikut pendidikan, saya nomor lima untuk pelajaran bahasa Prancis,€ katanya.

Pengalamannya terbang di kawasan Gunung Kinabalu, Kalimantan, bersama co-pilot yang sangat terampil tak terlupakan olehnya. Waktu itu Graito sendiri sudah instruktur penerbang dengan pengalaman ribuan jam terbang. Toh sebagai pilot ia sempat melakukan kesalahan fatal. Seharusnya ia mendarat dengan arah 130 derajat, tapi ia melakukannya dengan arah 310 derajat. Anehnya, katanya, €œPengatur landasan memperbolehkan saya mendarat. Padahal kalau ada pesawat yang mau lepas landas mungkin bisa bertabrakan. Kemudian ketika dipanggil, saya mengaku salah.€

Graito lalu menarik hikmah dari kecerobohan itu: sejago apa pun tupai melompat, suatu saat mungkin saja jatuh. €œPada diri setiap manusia, ada saja unsur lupa, gegabah, tidak koreksi, dan sebagainya,€ ujarnya. Untuk itu, perlu mawas diri.

Kegemarannya membaca dan penguasaan bahasa asing sangat membantu karirnya. Di samping karangan Karl May yang sudah ia lelap sejak kecil, Graito suka membaca buku-buku tentang sosok pemimpin berpengaruh. Antara lain ia menyebut nama-nama Bung Karno, Jenderal Douglas MacArthur, dan Lord Nielson. €œBung Karno pandai membangkitkan semangat; Douglas MacArthur jenderal yang brilian; Lord Nielson memiliki karisma kepemimpinan sangat tinggi,€ kata Graito.

Sebagai corong TNI, apa strateginya menghadapi pers? Ia menyebut resep: desa mengepung kota. Melalui radio di daerah-daerah, Graito meng-counter media cetak. €œKalau tertulis, bila saya melakukan kesalahan, itu merupakan 'rezeki' buat wartawan. Kalau di radio saya salah, dua menit kemudian saya bisa langsung memperbaikinya,€ papar ayah dua anak itu.

Soal pendidikan keluarga, suami Hedy Soenoko ini cukup demokratis. Graito yang muslim tetap menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya. Sementara itu, istrinya beribadah menurut agamanya sendiri, Kristen Protestan. Soal pendidikan anak, €œAnak pertama, Aninditta Savitry, saya yang mendidik dengan cara Islam. Anak kedua, Esthetika Wulandari, istri saya yang mendidiknya.€

Satu yang dia pesan untuk kedua anaknya: "Papamu tidak akan mempengaruhi apa-apa, tapi carilah suami di mana kamu bisa bangga meletakkan kepalamu di dadanya."

Copyright PDAT 2004

comments powered by Disqus

 


GANDHI | GATOT Achmad Safari Amrih | GATOT SOEHERMAN | GEDE PUDJA | GEDONG BAGOES OKA | GEORGE ADRIAAN DE NEVE | GERARDUS MAYELA SUDARTA | GHEA SUKASAH | GOENAWAN PARTOWIDIGDO | GOENAWAN SUSATYO MOHAMAD | GOPE T. SAMTANI | GREGORIUS SIDHARTA SOEGIYO | GREGORIUS SUGIHARTO | GUFRAN DWIPAYANA | GUNAWAN SIMON | GUNO SAMEKTO | GUSTAAF HENDRIK MANTIK | Garin Nugroho | Gede Bayu Suparta | Graito Usodo | Gusnaldi


Arsip Apa dan Siapa Tempo ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq