A | B | C | D | E | F | G | H | I | J | K | L | M | N | O | P | R | S | T | U | V | W | Y | Z

GUSTAAF HENDRIK MANTIK




Nama :
GUSTAAF HENDRIK MANTIK

Lahir :
Bandung, Jawa Barat, 26 April 1928

Agama :
Protestan

Pendidikan :
-MULO
-STM
-Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (1966)


Karir :
-Bintara Brigade Guntur, Divisi Siliwangi (1946) ; Asisten II Kodam V/Jaya (1963)
-Anggota DPR GR (1967)
-Kepala Staf Garnisun Ibu Kota
-Pangdam IX/Mulawarman (1971-1973)
-Pangdam V/Jaya (1973-1977)
-Gubernur Sulawesi Utara (1978-1985)
-Wakil Ketua MPR RI (1985-sekarang)


Alamat Rumah :
Jalan Ki Mangunsarkoro 36, Jakarta Pusat

Alamat Kantor :
Gedung DPR/MPR, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat

 

GUSTAAF HENDRIK MANTIK


Menjelang akhir masa jabatannya yang lima tahun, sejak 1982, ia sempat menerima 80 pernyataan kebulatan tekad. Berbagai lembaga dan kelompok masyarakat setempat mengharap ia tetap bertahan, menjadi Gubernur Sulawesi Utara untuk masa jabatan yang kedua. Tetapi, "Biarlah saya pensiun, supaya orang lain bisa tampil," katanya. "Bagi yang berumur di atas 55 tahun, lebih baik mawas diri saja."

Tongkat estafet kepemimpinannya diserahkan kepada Brigadir Jenderal Cornelis John Rantung, 1985. Peralihan jabatan ini, "Agar tidak terjerumus ke dalam kepentingan pribadi, dan pengkultusan seseorang," ujarnya. Tiga bulan kemudian, masih pada tahun yang sama, ia diangkat menjadi Wakil Ketua MPR-RI, menggantikan Almarhum M. Soenandar Prijosoedarmo.

Selalu rapi dan banyak senyum, Mantik sangat formal mengambil jarak. Terutama di kalangan pemerintah daerah, ia berusaha menciptakan suasana kerja yang tertib. Ketika menjadi gubernur, ia berhasil meningkatkan disiplin dan menanamkan kepercayaan kepada aparat. Daerahnya pernah menempati urutan kedelapan dari sepuluh pemenang Parasamya Purna Karya Nugraha, di antara 27 provinsi di Indonesia. Di bidang keluarga berencana (KB), menjadi nomor empat, setelah Bali, Jawa Timur, dan Yogyakarta.Pada saat pecah Revolusi Kemerdekaan, Mantik adalah komandan pasukan Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS), di Bandung dan Jakarta. Akrab dengan nama panggilan "Bung Guus", ia berpendidikan dasar kemiliteran para amfibi. Kariernya mulai di Brigade Guntur Divisi Siliwangi, 1946.

Selain itu, ia pernah berturut-turut mengikuti Suski, Kupalda, SSKAD, PPI angkatan ke-2, IMTI angkatan ke-3, dan sekolah persamaan DPAD. Di bidang operasi, Mantik ikut menumpas pemberontakan PKI Madiun, APRA di Bandung, RMS di Maluku, dan DI/TII di Jawa Barat. Di masa Trikora, ia juga turut merebut Irian Jaya, kemudian ikut menumpas G-30-S/PKI dan gerombolan Hasan Tiro.

Berbagai jabatan penting yang pernah dipangku Mantik, antara lain Asisten II Kodam V Jaya, Kastaf Garnisun Ibu Kota, Panglima Kodam IX Mulawarman, dan Kodam V Jaya. Sebelum menjadi Gubernur Sulawesi Utara, ia Pangkowilhan I yang meliputi Sumatera dan Kalimantan. Pada 1967, ia menjadi anggota DPR GR dari Fraksi ABRI.

Konon, Mantik merupakan orang pertama berdarah Minahasa yang mampu meraih pangkat letnan jenderal. Ketika Hari Ulang Tahun (HUT) Minahasa ke-557 di Tondano, DPRD Tingkat II di sana mengangkat Mantik sebagai warga utama, 1985. Istrinya, Mingkid, diangkat sebagai Ibu Teladan.

Ayah tiga anak dan kakek seorang cucu ini penggemar fotografi. Sebagai penasihat Persatuan Fotografi Indonesia (PFI), ia mengaku sasaran bidik kameranya, "Alam dan lingkungan." Mengenai merk kamera, "Tidak perlu terlalu mewah," katanya.

Copyright PDAT 2004

comments powered by Disqus

 


GANDHI | GATOT Achmad Safari Amrih | GATOT SOEHERMAN | GEDE PUDJA | GEDONG BAGOES OKA | GEORGE ADRIAAN DE NEVE | GERARDUS MAYELA SUDARTA | GHEA SUKASAH | GOENAWAN PARTOWIDIGDO | GOENAWAN SUSATYO MOHAMAD | GOPE T. SAMTANI | GREGORIUS SIDHARTA SOEGIYO | GREGORIUS SUGIHARTO | GUFRAN DWIPAYANA | GUNAWAN SIMON | GUNO SAMEKTO | GUSTAAF HENDRIK MANTIK | Garin Nugroho | Gede Bayu Suparta | Graito Usodo | Gusnaldi


Arsip Apa dan Siapa Tempo ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq