A | B | C | D | E | F | G | H | I | J | K | L | M | N | O | P | R | S | T | U | V | W | Y | Z

FARID ANFASA MOELOEK




Nama :
FARID ANFASA MOELOEK

Lahir :
Liwa Bengkulu, Sumatera Selatan, 28 Juni 1944

Agama :
Islam

Pendidikan :
-SD, SMP, SMA: FK UI, Jakarta (1970)
-Spesialisasi Kebidanan/Kandungan di FK UI (1976)
-Kursus WHO dalam Fertility Management dan Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak di Singapura (1977)
-Ilmu Kebidanan di Universitas John Hopkin, AS (1979)
-Pendidikan Lanjutan Operasi Endoskopi dalam Sterilisasi dan Infertilitas di Jerman Barat (1980)
-Doktor dalam Ilmu Kebidanan dan Ginekologi FK UI (1984)


Karir :
-Dosen di FK UI (1971-sekarang) Dosen Pascasarjana bagian Obstetri dan Ginekologi FK UI
-Kepala Subbagian Kesehatan Reproduksi Klinik Raden Saleh


Kegiatan Lain :
-Ketua Perkumpulan Kontrasepsi Mantap Indonesia
-Ketua Harian Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
-Anggota ASEAN Federation of Obstetrics and Gynecology


Alamat Rumah :
Jalan Kesehatan IV No. 7, Jakarta Pusat Telp: 362656

Alamat Kantor :
FK UI Jalan Salemba Raya 6, Jakarta Pusat

 

FARID ANFASA MOELOEK


Orang-orang yang mandul boleh gembira. Dr. Farid Anfasa Moeloek telah melakukan penelitian yang membuat mereka mempunyai harapan untuk memperoleh keturunan. Tetapi, itu tentu tidak berlaku untuk semua orang.

Sebanyak 308 pasangan telah diteliti Moeloek selama empat tahun. Mereka diwawancarai, suhu tubuh diukur, dan jaringan vagina diteliti. Bila semua baik, dan mereka tidak juga kunjung berketurunan, nah, pasti ada apa-apanya. Kelainan ini, yang menurut Moeloek biasanya pada tuba falopii atau lapisan peritonium dalam rahim, merupakan hal yang sulit diketahui.

Untung, di Inggris ada Steptoe dan Edward yang pada 1978 mengembangkan semacam teropong superkecil yang bisa dimasukkan ke dalam rongga perut. Dengan alat yang disebut laparaskopi itu dokter bisa melihat kondisi di dalam rahim. Lazimnya, laparaskopi hanya dipakai jika pasien yang mandul gagal diobati. Tetapi Moeloek menyarankan agar laparaskopi justru dipakai sebelum pengobatan. Percobaannya berhasil. Misalnya, 22 orang pasien yang lewat pemeriksaan klinis konvensional dikategorikan normal, dengan laparaskopi dapat dipastikan hanya 2 dari 22 orang itu yang benar-benar normal.

Penelitian yang dilakukan Moeloek membuatnya meraih gelar doktor dalam ilmu kebidanan dan genekologi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1984. Disertasinya berjudul Laparaskopi pada Pemeriksaan Klinik Infertilitas Wanita.

Moeloek tumbuh di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Lulus UI 1970, ia melanjutkan pendidikan menjadi ahli kebidanan dan kandungan. Berikutnya, Moeloek memperdalam fertility management di Singapura dan di Universitas John Hopkin, AS. Pendidikan lanjutan operasi endoscopy dalam sterilisasi dan infertility ia dapat di Jerman Barat. Ia menikah dengan sesama dokter, Nila Djuwita. Tiga putra dan putri yang manis kini meramaikan hidup lelaki berkumis dan berkaca mata itu.

Copyright PDAT 2004

comments powered by Disqus

 


FAHMI IDRIS | FARID ANFASA MOELOEK | FARIDA FEISOL | FEISAL TANJUNG | FERMANTO SOEJATMAN | FERRY SONNEVILLE (FERDINAND ALEXANDER) | FIKRI JUFRI | FRANCISCUS XAVERIUS HADISUMARTO | FRANCISCUS XAVERIUS SEDA | FRANS DANUWINATA | FRANZ MAGNIS-SUSENO | FREDERIK HENDRIK AGUSTINUS HEHUWAT | FRIDOLIN UKUR | FRITS AUGUST KAKIAILATU | F.X. ARIF Adimoelja | F.X. SUSILO MURTI | F. Widayanto | Faisal H. Basri | Faruk H.T. | Fatchur Rochman


Arsip Apa dan Siapa Tempo ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq