A | B | C | D | E | F | G | H | I | J | K | L | M | N | O | P | R | S | T | U | V | W | Y | Z

Fatchur Rochman




Nama :
Fatchur Rochman

Lahir :
Solo, Jawa Tengah, 21 Juni 1946

Agama :
Islam

Pendidikan :
1. Sekolah Rakyat, Solo (1955)
2. SMP, Solo, (1958)
3. SMA, Solo, (1961)
4. Teknik Sipil ITB ( S1, 1967)
5. Man Management LPPM (1974)
6. Finance Managemen LPPM (1975)
7. Marketing Management LPPM (1975)
8. Minaut LPPM (1977)
9. Cost Engineering PII & Mobil Oil Co (1979)
10. Senior Excecutive Programme Fountaiebleu & Project Controle (INSEAD, 1979)
11. Un Stage Perfectionement Profesionnel dans le Dommaine de l'Auscultation Entretein et Reinforcement des Chaussees, Paris, Prancis (1982)


Karir :
1. Founder Member Bangun Tjipta Grup (1969)
2. Manager Teknik PT Yakawiyu (1967-1969)
3. Manager Teknik CV Bangun Tjipta (1969-1972)
4. Direktur PT Bangun Tjipta Sarana (1972-1987)
5. Komisaris PT Marga Sarana Raya (1978-1980)
6. Komisaris PT Arjuna Plaza (1986-sekarang)
7. Komisaris Artaguna Cipta Sarana Pratama (1989-1994)
8. Komisaris PT Bangun Cipta Pratama (1987-sekarang)
9. Komisaris PT Bangun Cipta Kontraktor (1987-sekarang)
10. Direktur Utama PT Jakarta Sarana Raya (1987-sekarang)
11. Direktur Utama PT Bangun Tjipta Sarana (1987-sekarang)
12. Komisaris Utama PT Flora Tjipta Sarana (1985-sekarang)
13. Komisaris Utama PT.Bangun Tirta Sarana (1985-sekarang)
14. Komisaris Utama PT Yudha Ciptasarana (1989-sekarang)
15. Wakil Komisaris Utama PT Kemang Pratama (1994-sekarang)
16. Komisaris Utama PT Harmoni Cipta
17. Komisaris Utama PT Arthaguna Sarana Pratama (1994-sekarang)
18. Komisaris Utama PT Arthawahana Pratadinamika (1994-sekarang)
19. Direktur Utama PT Mitra Wisata Anyer (1991-sekarang)
20. Direktur Utama PT Jakarta Lingkar Baratsatu (1995-sekarang)


Kegiatan Lain :
1. Anggota Persatuan Insinyur Indonesia (PII; 1967-sekarang)
2. Anggota HAKI Himpunan Ahli Konstuksi Indonesia (HAKI; 1967-sekarang)
3. Ketua IV Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI; 1987)
4. Anggota Pengurus (Asosiasi Kontraktor Indonesia (AKI; 1988)
5. Anggota Organisasi Amatir Radio Indonesia (Orari; 1989-sekarang)
6. Bendahara AKI (1989-sekarang)
7. Ketua HIPJI (1992-1997); Ketua Umum AKI (1992-1995)
8. Ketua Kompartemen Jasa Pelaksana Konstruksi , Kadin Indonesia (1994-1999)
9. Ketua Umum Asosiasi Jalan Tol Indonesia (1989-sekarang)
10. Ketua Kompartemen Jasa Pelaksana Konstruksi , Kadin Indonesia (1994-1999)
11. Anggota Dewan Pengembangan Usaha Nasional (1999-sekarang)


Keluarga :
Isteri : Yuni Yuniarti Anak : 1. Fatya Faizanur 2. Feizaty Fatimah 3. Yeihan Yusra Achmad 4. Fatchiaty Farikha

Alamat Rumah :
Tulodong 6 Bawah 10 / 15 Jakarta, Kebayoran Baru, Jakarta 10260. Telepon: 021-5736120

Alamat Kantor :
Gedung Bangun Tjipta, Jl. Gatot Subroto 54 €“ Jakarta 12190. Telepon: (021) 573 6120. Faksimili: 6221-526 4093. HP: 081-671 7139

 

Fatchur Rochman


Terlahir di tengah keluarga pengusaha batik Solo, Fatchur Rohman akrab dengan dunia bisnis sejak kecil. Ketika menjadi mahasiswa ITB, ia berteman bahkan tinggal sekamar dengan Siswono Yudo Husodo €“ yang saat ini Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani. Sama berminat pada bisnis, mereka kemudian menjadi pengusaha properti ternama dan malahan dalam perusahaan yang sama: PT Bangun Tjipta Sarana. Fatchur sendiri belakangan terlibat dalam banyak usaha segrup.

Sukses Fatchur tentu tidak dengan seketika. Setamat ITB, ia bekerja di perusahaan kontraktor. Karena banyak waktu luang seusai kerja, ia lalu berpikir membuka usaha sendiri. Akhirnya dia, Sugianto dan Siswono, membuka usaha konstruksi. €œModal awal kita Rp 17 juta, itu terjadi pada 1969,€ papar anggota nya.

Tak dinyana, mereka dilirik Pertamina. Itulah klien pertama mereka yang terbilang besar €“ yang memberi sekitar 90 persen dari seluruh pekerjaannya. Dimulai dengan proyek pembangunan perumahan pegawai perusahaan minyak negara itu, usaha mereka berkembang perlahan-lahan. Berkah yang menyenangkan sekaligus mengkhawatirkan.

Dan kekhawatiran itu menyadi nyata. Pada 1970-an Pertamina kolaps, banyak ordernya yang terhenti. Repotnya, kata Fatchur, kontrak-kontrak mereka dengan Pertamina itu bukan kontrak kontruksi semata. Mereka juga sekaligus diminta mendisain, menyediakan lahannya dan mengerjakan pembangunannya. Keuntungannya memang setimpal, namun risikonya juga lebih besar.

Lahir dan besar di lingkungan saudagar batik membuat risiko usaha seperti itu sudah dikenalnya sejak dini. Ia dan saudara-saudaranya bahkan tak pernah terpikir menjadi pegawai negeri. Kakek dan nenek dari pihak bapak dan ibunya juga saudagar batik. Sejak kelas empat ia sudah dilibatkan dalam urusan batik membatik itu. €œMulai mengantar dagangan, terkadang menagih utang, atau membeli barang,€papar lelaki yang gemar membaca buku biografi ini.

Masa kecilnya seperti kebanyakan anak yang lain; sepulang sekolah lempar taruh, lalu langsung lari ke luar rumah. Main bola, memancing, dan berenang di sungai menjadi kegiatannya sehari-hari. €œTerkadang sebel juga lagi asyik main bola dipanggil orangtua,€ kenang Fatchur, yang pernah aktif di berbagai asosiasi pengusaha, termasuk Kamar Dagang Indonesia (Kadin).

Adalah lumrah saat itu bila anak-anak dilibatkan dalam pekerjaan keluarga. Menurutnya Fatchur, bisnis orangtuanya efisien, karena mereka tak perlu membayar terlalu banyak orang dan secara tidak langsung si anak terlibat dalam proses belajar bisnis. Ia bahkan sejak kecil sudah pandai membaca peluang bisnis dan mengatur uang. Bila pegawai ayahnya selesai membatik, miosalnya, kayu bekas membakar malam (lilin) yang telah menjadi arang ia kumpulkan, lalu ia jual. Tak aneh bila uang jajannya lebih banyak dari yang diberikan ibunya.

Dari kedua orangtuanya ia juga memperoleh kearifan: dalam berbisnis, setiap orang harus memegang janji. Tak hanya janji waktu penyerahan, tapi juga janji kualitas barang. Boleh jadi dari sinilah datang suksesnya menjadi bos selusin perusahaan di bawah grup Bangun Cipta. Sebagai pembangun perumahan, ia menerapkan kebijakan yang seimbang antara pembangunan rumah sederhana dan rumah mewah. Soalnya, orang sekarang cenderung membeli rumah melalui sistem kredit.

Masa pendidikan sekolah dasar hingga menengah atas, ia jalani di kota kelahirannya. Untuk pendidikan lanjutan, Fatchur memilih kuliah di Bandung yang semata karena ia tahu di sanalah tempat ia dapat meraih gelar insinyur. Waktu itu, ia belum tahu €“ dan tak peduli€”bahwa lembaga pendidikannya bernama Institut Teknologi Bandung (ITB). Padahal, di kota yang lebih berdekatan, Yogyakarta, sudah Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. Namun sialnya, setelah studinya rampung pada 1967, pelaksanaan wisudanya tertunda sampai tiga tahun lantaran peristiwa G 30 S.

Sibuk berbisnis, Fatchur tergolong terlambat menikah. Ini gara-gara ia terpengaruh dengan cerita seorang temannya dari Jerman, yang sudah berusia 42 tahun tapi masih membujang. Bertekad tetap tidak menikah, karena ia takut ketika ia sudah berusia 60-an tahun, ia sudah tidak mampu memasukkan anaknya ke perguruan tinggi. Sempat bertekad tetap membujang, toh hatinya cait saat bertemu Yuni Yuniarti, yang usia mereka terpaut 27 tahun. €œYa saya pikir, waktu ketemu tidak melihat ada perbedaan yang menyulitkan, ya sudah, kawin saja,€ ujar ayah empat anak ini sembari terbahak.

Copyright PDAT 2004

comments powered by Disqus

 


FAHMI IDRIS | FARID ANFASA MOELOEK | FARIDA FEISOL | FEISAL TANJUNG | FERMANTO SOEJATMAN | FERRY SONNEVILLE (FERDINAND ALEXANDER) | FIKRI JUFRI | FRANCISCUS XAVERIUS HADISUMARTO | FRANCISCUS XAVERIUS SEDA | FRANS DANUWINATA | FRANZ MAGNIS-SUSENO | FREDERIK HENDRIK AGUSTINUS HEHUWAT | FRIDOLIN UKUR | FRITS AUGUST KAKIAILATU | F.X. ARIF Adimoelja | F.X. SUSILO MURTI | F. Widayanto | Faisal H. Basri | Faruk H.T. | Fatchur Rochman


Arsip Apa dan Siapa Tempo ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq