
Nama : JENNY MERCELINA LALOAN (LA ROSE)
Lahir : Pekalongan, 1933
Agama : Islam
Karir : - Novel-novel hasil karyanya: Wajah-Wajah Cinta
- Bukan Karena Aku tidak Mencintai
- Chairiah
- Jalan yang Sepi
- Kebenaran di Balik Kenyataan, Benang-Benang Kusut. Pengasuh Rubrik di majalah Kartini (sekarang)
- Penulis di majalah Asri
Kegiatan Lain : - Perancang mode
- Direktris Don Rio
Alamat Rumah : Jalan Liliana 13, Prapanca Bawah, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
|
|
JENNY MERCELINA LALOAN (LA ROSE)
Pada masa kecilnya, ia bercita-cita menjadi dokter -- di samping ibu yang baik. Tetapi, "Entah mengapa, saya bosan dengan pelajaran berhitung. Habis, selalu harus menghafal 100310041, dan seterusnya," ujar Jenny Mercelina Laloan. Kelak, ia lebih dikenal sebagai La Rose, pengarang novel, dan pengisi kolom berbagai majalah wanita dan hiburan. Nama pena "Rose" menunjukkan kegemarannya pada mawar.
Wanita kelahiran Pekalongan, Jawa Tengah, ini menghabiskan masa kanak dan remajanya di Desa Naongan, Manado, Sulawesi Utara. Ayahnya seorang pendeta yang mengembangkan misi Kristen Advent di sana. La Rose sendiri, setelah menikah dengan Dhamar Sosrodanukusumo, seorang wiraswasta, beralih menjadi muslimat yang taat. Ia kini sudah hajah.
Kendati sudah menulis sejak masa sebelumnya, La Rose justru terkenal pada waktu membanjirnya majalah-majalah wanita. Memakai mesin listrik IBM, ia menulis apa saja tentang wanita, lelaki, cinta, dan rumah tangga. Di majalah Kartini, misalnya, ia penunggu rubrik "Cinta Sejuta Rasa Bersama La Rose". Dalam Asri, ia menulis Makna Sebuah Rumah. Ia juga menulis cerita bersambung dan cerita pendek.Kalau tidak di rumahnya, daerah Kebayoran Baru, Jakarta, La Rose pergi ke "pondok"-nya di Cimelati, Puncak, untuk menulis. Sedikitnya 14 judul novel telah dihasilkannya. Di antaranya, Wajah-Wajah Cinta, Chairiah, Jalan yang Sepi, dan Kebenaran di Balik Kenyataan -- yang terakhir dengan latar belakang masa revolusi. Novelnya Benang- Benang Kusut, diterbitkan pula di Malaysia.
Seperti penampilan orangnya sendiri, tulisan La Rose blak- blakan. Juga dalam melukiskan adegan percintaan. "Masya Allah! Saya malah dituduh terlalu berani menulis tentang seks. Lha, soal seks apa? Saya menulis tentang perjalanan hidup manusia," kilah wanita berpendidikan SLA, yang menguasai bahasa Inggris, Belanda, dan Prancis ini.
Kuning langsat, cantik, La Rose tampak lebih muda dari usianya. Riasan wajahnya tipis saja. Ibu empat anak -- yang memberinya lima cucu -- itu gemar berenang, lari pagi, dan berkebun, serta membaca karangan Iqbal, Khalil Gibran, dan Al Ghazali. Ia juga merancang mode dan melukis. Bersama suaminya ia membuka bisnis jahit-menjahit, berpapan merk Don Rio, di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.
|