A | B | C | D | E | F | G | H | I | J | K | L | M | N | O | P | R | S | T | U | V | W | Y | Z

Jos Luhukay




Nama :
Joseph Fellipus Peter Luhukay

Lahir :
Jakarta, 18 Desember 1946

Agama :
Katolik

Pendidikan :
1. Teknik Elektro, Universitas Indonesia (S1, 1972)
2. Ilmu Komputer, University of Illinois at Urbana-Champaign, AS (MSc., 1982)
3. Ilmu komputer, University of Illinois at Urbana-Champaign, AS (Ph.D., 1983)
4. Executive Workshop on Information Management, Harvard Business School, Boston, AS (1993)
5. Executive Workshop on Making Corporate Boards More Effective, Harvard Business School, Boston, AS (2002)


Karir :
1. Staf Pusat Ilmu Komputer UI (1972 - 1991)
2. Anggota Staf Ahli Proyek Pengembangan Sistem Informasi Menteri Keuangan RI (1972-1975)
3. Anggota Staf Ahli Menteri Negara Riset dan Teknologi RI (1974 - 1977)
4. Dosen Teknik Elektro Fakultas Teknik UI (1975 - 1989)
5. Dosen tamu Ilmu Komputer di Univ. of Illinois at Urbana-Champaign, AS (1982 - 1983)
6. Kepala Program S1 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik UI (1984 - 1991)
7. Kepala Laboratorium Komputer, Arsitektur dan Desain, Pusat Antaruniversitas untuk Ilmu Komputer, Universitas Indonesia (1985 - 1991)
8. Kepala Program Pascasarjana bidang Komputer dan Ilmu Informasi Universitas Indonesia (1985 - 1991)
9. Konsultan senior dan koordinator Divisi Teknologi Informasi PT IndoConsult, Jakarta (1986 - 1989)
10. Penasihat untuk Technology Steering Committee, Bank Dagang Negara, Jakarta (1987 - 1988)
11. Penasihat eksekutif (paro waktu) Information Technology Group Head, Bank Niaga, Jakarta (1989 - 1990)
12. Penasihat eksekutif Bank Niaga, Jakarta (1989 €“ 1990; 1994-1995)
13. Wakil Presiden, Information Technology Group Head, Bank Niaga, Jakarta (1991-1992)
14. Wakil Presiden, Information Systems Group Head, Bank Niaga, Jakarta (1992-1993)
15. Senior Vice President, Systems & Operations Bank Niaga, Jakarta (1993-1994)
16. Anggota Dewan Penasihat Bank Niaga Jakarta (1994-1995)
17. Special Advisor to the Chairman, Bakrie & Brothers Group, Jakarta; InfoBase & EIS Development for Top Group Executives (November 1994 - July 1995)
18. Advisor to the President Director, Merpati Nusantara Airlines, Jakarta (Oktober 1994 - April 1995)
19. Systems Advisor to the Managing Director, Bahana Pembinaan Usaha Indonesia, Jakarta (Oktober 1994 - Juni 1995)
20. Executive Vice President, Operations, Bahana Pembinaan Usaha Indonesia, Jakarta (June 1995 - May 1996)
21. Penasihat Dewan Direktur Bank Dagang Negara (1995 - 1998)
22. Pejabat Direktur Program Pascasarjana dan dosen paro waktu STMIK Bina Nusantara (November 1995 - Agustus 1996)
23. Deputi Rektor Universitas Bina Nusantara (sejak September 1996)
24. Direktur Eksekutif Capital Market Society of Indonesia (Juni 1996 €“ Agustus 1998)
25. Chief Operations Officer Satuan Tugas Prakarsa Jakarta/ Jakarta Initiative Task Force (September 1998 - January 2000)
26. Partner Ernst&Young, Jakarta (Februari - September 2000)
27. Sekjen Komite Nasional mengenai Kebijakan Good Corporate Governance (Agustus 1999-Juli 2001).


Keluarga :
Anak: 2 (dua anak)

Alamat Rumah :
Jalan Tumaritis 9, Cilandak, Jakarta 12430. Telepon & Faksimile (+62-21) 769-1212

 

Jos Luhukay


Sebagai anak tangsi, Jos Luhukay anak tangsi mampu berdwifungsi. Ia tak hanya piawai urusan teknologi informasi (TI), tapi juga andal menelaah dan menganalisis masalah ekonomi, terutama perbankan. Lelaki yang lama hidup di lingkungan militer ini terlibat cukup aktif dalam Prakarsa Jakarta, lembaga yang memfokuskan diri pada restrukturisasi utang konglomerat.

Sebagai anak tentara, ia selalu mengikuti ke mana pun orangtuanya betugas, yang membuatnya tak pernah memiliki kawan karib. Anehnya, ia justru mensyukurinya. Ia dapat belajar beradaptasi dengan cepat terhadap lingkungannya. €œSaya juga tidak pernah menemukan nilai yang cukup dominan, mapan, dan mempengaruhi karakter saya,€ kata lelaki berdarah Maluku yang lahir di Jakarta ini.

Itu membuat rasa ingin tahunya berkobar-kobar dan memiliki ambisi. €œSejak umur 17 tahun saya telah merancang masa depan saya, kira-kira pada usia 55 tahun saya menjadi apa, usia 25 tahun berencana memperoleh Phd. Saya membuat proyeksi yang cukup panjang tentang masa depan,€ katanya. Tak aneh bila ia merasa sebagai manusia yang tak pernah gagal. Itulah yang ia syukuri.

Sejak kecil ia bercita-cita ingin menjadi insinyur. Selepas kuliah ia pernah menjadi teknisi di Angkatan Udara. Sayang itu tak lama dilakoninya, lantaran kehidupan tentara yang sangat minim membuatnya tak betah. Ada pendorong mengapa ia memilih Angkatan Udara. Selain karena kakeknya prajurit TNI Angkatan Udara, ia tak menyukai Angkatan Darat. €œAngkatan darat tugasnya hanya perang melulu, di AU ada kenikmatan ketika kita bisa menerbangkan pesawat,€ kilahnya.

Meski dididik dalam lingkungan tentara, ia diajar untuk berpikiran bebas-- meski masih bergaya militer. Misalnya saat ayahnya pulang kantor, ia mengambil posisi siap melaporkan dan mengingat-ingat lagi apa yang ia kerjakan seharian. Ada diskusi saat itu antara ia dan orang tuanya. €œTapi karena masa itu Ayah sering dikirim berperang, waktu saya lebih banyak dengan Ibu yang mengajarkan saya tentang nilai dan juga bahasa asing,€ papar Jos yang lancar bercakap bahasa Inggris dan Belanda.

Sepanjang 1972 hingga 1977 ia malang melintang di berbagai lembaga sebagai teknisi. Pada 1980 ia memperdalam ilmu komputer di University of Illinois di Urbana Champaign, AS, hingga memperoleh gelar Ph. D. (1983). Sekembalinya dari negeri Abang Sam ia mendirikan Fakultas Ilmu Komputer UI. €œSaya merasakan bahwa perkembangan IT 99,9 % terletak di negara maju, dan kita hanya sebagai pemakai. Itulah yang membuat saya terdorong mendirikan Fakultas Ilmu Komputer,€ ujarnya.

Lantaran kerja ahli TI dianggap tukang ia menyempatkan diri mengambil Ph. D. bidang bussiness administration, di universitas yang sama. Kedekatannya kepada ekonomi secara praktis bermula karena seringnya ia mengikuti rapat pengambilan keputusan pada Bank Niaga, tempat ia bekerja. €œSampai-sampai saya mengalami ,pembelokan, bidang, memimpin masyarakat pasar modal, kemudian menjadi ketua pelaksana Prakarsa Jakarta yang sama sekali tidak ada IT-nya,€ imbuhnya. Itulah titik balik ia menjadi pakar ekonomi.

Menurutnya, salah satu sebab kejatuhan ekonomi Indonesia adalah karena bukan pengusaha yang mengejar modal. Sebaliknya para bankir menguber pengusaha untuk menyalurkan dananya. Sayangnya ketidakefektifan aparatur pemerintah dan pengusaha membuat banyak terjadi pelanggaran di semua lini.

Ia tak mengharamkan belajar kepada siapa saja, itulah kiat suksesnya. Baginya posisi dan predikat bukanlah hal yang absolut, €œBisa saja dari para staf muncul pandangan yang lebih segar, jernih dan belum terkontaminasi. Inilah yang saya ambil dari setiap orang di sekitar saya. Setiap pribadi merupakan satu hal yang kompleks dan sangat menarik untuk dikaji,€ terang pengagum Henry Ford dan Mahatma Gandhi itu.

Selain mengutak-atik komputer, ia masih menyempatkan diri traveling untuk mempelajari budaya asing. Bukan Eropa yang ia tuju, tapi negara-negara seperti Tibet, Nepal, dan Zimbabwe yang ia datangi. €Dua sampai tiga kali, dan selalu dengan keluarga, terutama anak-anak saya. Saya lebih suka mengunjungi tempat-tempat yang tidak banyak dikunjungi turis, walaupun juga tidak menutup kemungkinan pergi ke Eropa dan Amerika,€ tutur pria yang hanya betah tidur empat jam dalam sehari itu.

Teknologi informasi yang dikuasainya memang bukan ilmu yang mandeg, tapi suatu disiplin ilmu yang hingar-bingar dengan teknologi yang cepat silih berganti. Toh itu membuatnya merasa ada yang kurang dan tersusupi rasa sepi. €œSaya ingin dekat dengan alam, kembali ke alam,€ tutur pendiri Fakultas Ilmu Komputer UI itu. Cara mengatasinya, ia kerap kali melakukan tetirah ke negeri sepi seperti Tibet, untuk menengkan diri. Negeri itu memang negeri penuh keajaiban, baginya. Di sana kerap terjadi sesuatu yang tak dapat dinalar, hal yang juga terjadi di Indonesia. Misalnya tekanan demi tekanan yang terus menghimpit bangsa ini, tapi tak luntur. €œItulah mistik,€ ujarnya.

Ia memiliki hubungan yang sangat unik dengan istrinya yang berprofesi sebagai musisi dan ahli bahasa, dua hal yang tak ia kuasai. Sedang istrinya tipikal gagap teknologi, yang menurutnya, Microsoft Word saja tak mampu menguasainya. €œTapi kita saling mengisi dan saling menghormati,€ tuturnya.

Ia memiliki obsesi besar, agar bangsa ini pada abad 21 memiliki akses yang sama terhadap IT. Ia juga mengajak semuanya berpikir mengatasi imbas dari TI. €œBayangkan segala sesuatunya dapat dilakukan tanpa meninggalkan rumah, ikatan-ikatan sosial bisa pudar,€ tuturnya. Caranya, kegiatan yang memungkinkan orang berkumpul harus sering dilaksanakan pada era itu. €œMisalnya sepak bola,€ Jos menunjuk, serius.

Hingga usia 30 tahun ia tak pernah merasa gagal. Itulah yang membuatnya mulai mendalami religi. Bahkan ia berharap, bila dilahirkan kembali ia ingin menjadi manusia yang dekat dengan alam.

Copyright PDAT 2004

comments powered by Disqus

 


JUWONO SUDARSONO | J. SADIMAN | JACKSON ARIEF | JAILANI Naro | JAKOB OETAMA | JAKOB SUMARDJO | JAMES DANANDJAJA | JAMES T. RIADY | JAMIEN A. TAHIR | JANTO WONOSANTOSO | JAYA SUPRANA | JENNY MERCELINA LALOAN (LA ROSE) | JENNY ROSYENI RACHMAN | J.H. HUTASOIT | JIM ABIYASA SUPANGKAT SILAEN | JITZACH ALEXANDER SEREH | JOHANA SUNARTI NASUTION | JOHANNA MASDANI | JOHANNES Adriaan Arnoldus Rumeser | JOHANNES Baptista Sumarlin | JOHANNES Chrisos Tomus Simorangkir | JOHNNY WIDJAJA | JONI P. SOEBANDONO | JOSEPHUS ADISUBRATA | JUDHI KRISTIANTHO SUNARJO | JULIUS TAHIJA | JUSUF PANGLAYKIM (J.E. PANGESTU) | J. Kristiadi | J.B. Kristiadi | Jacob Nuwa Wea | Ja'far Umar Thalib | Jajang C. Noer | JAYA SUPRANA | Jim Supangkat | Joe Kamdani | Johnson Panjaitan | Joko Pinurbo | Jos Luhukay | Juan Felix Tampubolon | Jujur Prananto | Jusuf Kalla | Juwono Sudarsono


Arsip Apa dan Siapa Tempo ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq