Nama : H. MOCHAMMAD SYAH MANAF
Lahir : Jakarta, 26 Oktober 1931
Agama : Islam
Pendidikan : - ELS di Jakarta (1942)
- Daiichi Chu Gakko di Jakarta (1945)
- SMA Perjuangan Budi Utomo, Jakarta (1953)
- Jurusan Administrasi Niaga Fakultas Ketatanegaraan -- Ketataniagaan ,di Jakarta 1968)
Karir : - Anggota BKR: TKR di Cikampek
- Anggota Brigade III Divisi Siliwangi (1945-1951)
- Staf NV Kasuma
- Direktur PT Maskapai Asuransi Padi (1954-1962)
- Direktur Nicas Ltd. (1958-1964)
- Presiden Komisaris PT Gaya Kompas, Shipping Agency, (1959- 1964)
- Direktur White Head Management Consultant Service (1970-1975)
- Direktur PT Pelita Persatuan (1974-kini)
- Anggota DPR-GR/MPRS (1967-1981)
- Anggota MPR (1982-sekarang)
- Pimpinan Umum harian Pelita (sekarang)
Kegiatan Lain : - Wakil Ketua PB NU (1984-sekarang)
- Ketua PB NU Wilayah DKI
- Dewan Penasihat Keluarga Mahasiswa Betawi
- Dewan Pengawas Yayasan Jakarta
- Rektor Universitas Jakarta (sekarang)
Alamat Rumah : Jalan Pattimura 31, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Telp: 772473
Alamat Kantor : Jalan Pulo Mas Barat, Jakarta Timur Telp: 484521 Jalan Jenderal Sudirman 100, Jakarta Pusat Telp: 581362
|
|
H. MOCHAMMAD SYAH MANAF
Maret 1985, Syah Manaf sempat berada di urutan puncak kepemimpinan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Inilah tindak lanjut mosi tidak percaya "Pelaksana Kepemimpinan" DPP PPP -- yang terdiri dari Syah Manaf, Soedardji, Syarifuddin Harahap, dan Badrut Tamam Achda -- terhadap H.J. Naro selaku Ketua Umum DPP PPP. Dengan campur tangan Mendagri Soepardjo Rustam, kericuhan dalam tubuh PPP itu pun redam.
"Kehilangan" jabatan "ketua umum" DPP PPP, ia masih duduk sebagai Wakil Ketua PB Nahdatul Ulama (NU), sambil mengetuai NU wilayah DKI Jakarta. Di luar bidang politik, anak Betawi asli ini menjadi Rektor Universitas Jakarta (Unija), dan Direktur PT Pelita Persatuan.
Ia memang dilahirkan di lingkungan orang politik. Ayahnya, H. Abdul Manaf, almarhum, terakhir pegawai tinggi Departemen Keuangan, bersama Pahlawan Nasional M. Husni Thamrin pernah menjadi anggota Gemente-Raad (semacam DPRD) di zaman penjajahan Belanda. Sang ayah, yang berputra lima orang, mendidik anak ketiganya ini secara demokratis.
Di masa pendudukan Jepang, Syah Manaf masih duduk di bangku SMP, mendapat pendidikan militer dan menjadi komandan regu di sekolahnya. Maka, di zaman Revolusi, ia bergabung dengan TKR Divisi Siliwangi di Jawa Barat. Ia sudah berpangkat letnan dua ketika berhenti dari tentara untuk kemudian melanjutkan sekolah di SMA Perjuangan Budi Utomo, Jakarta. Dari sini lalu ke Fakultas Ketatanegaraan & Ketataniagaan Universitas 17 Agustus, yang ia rampungkan pada 1968.
Ia masuk ke lingkungan NU seperti hendak mengikuti jejak ayahnya, yang pernah menjadi Ketua Wilayah NU DKI Jakarta, 1970-an. Syah Manaf sendiri menjadi Wakil Ketua PB NU sejak 1984.
Abang kandung Asmawi Manaf, bekas Wakil Gubernur DKI Jakarta, ini mendirikan Unija, 1970-an, bersama sejumlah tokoh masyarakat Betawi lainnya. Ia sendiri mendidik kelima anaknya secara demokratis, "Tetapi saya tidak mempunyai banyak waktu untuk berkumpul dengan mereka, karena sibuk mengurusi Unija dan NU. Dan saya sering ke luar kota," tutur Syah Manaf, yang menikah dengan Meitiana, wanita kelahiran Solo, 1957.
Ia gemar berburu binatang liar. "Tetapi, yang merusakkan tanaman petani," katanya. Laki-laki yang rambutnya yang mulai memutih ini juga suka mengayuh sepeda argo selama 15 menit seusai salat subuh. Ia anggota MPR Fraksi Utusan Daerah sejak 1982.
|