Nama : H. RIDWAN SAIDI
Lahir : Jakarta, 2 Juli 1942
Agama : Islam
Pendidikan : - SR Tamansari, Jakarta (1955)
- SMPN II, Jakarta (1959)
- SMAN I Budi Utomo, Jakarta (1962)
- Fakultas Ilmu Sosial Universitas Indonesia (1977)
Karir : - Kepala Staf Yon Suprapto Resimen Mahasiswa Arif Rahman Hakim (1966)
- Ketua Umum HMI (1974-1976)
- Anggota DPR/MPR (1977-sekarang)
- Departemen Organisasi & Pemilu DPP Partai Persatuan Pembangunan (sekarang)
Kegiatan Lain : - Sekjen Persatuan Mahasiswa Islam Asia Tenggara (Pemiat) (1973-1975)
- Ketua KNPI (1973-1978)
Karya : - Islam, Pembangunan Politik dan Politik Pembangunan, Pustaka Panji Mas, 1983
- Islam dan Moralitas Pembangunan, Pustaka Panji Mas, 1983
- Pemuda Islam dalam Dinamika Politik Bangsa 1925-1984, Rajawali, 1984
Alamat Rumah : Jalan Burung Merak II/31, Blok N-3, Bintaro Jaya, Jakarta Selatan Telp: 736077
Alamat Kantor : DPR/MPR Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat Telp: 5801485
|
|
H. RIDWAN SAIDI
Yang merancang dan membuat lambang baru Partai Persatuan Pembangunan (PPP) -- berbentuk bintang sudut lima -- ternyata Ridwan Saidi. "Proses pembuatannya hanya satu hari saja. Proses pengendapannya yang lama," ujar Ketua Departemen Organisasi & Pemilu DPP PPP itu. Konon, ia pernah belajar melukis dari bekas teman SMP-nya, Sutradara Ali Shahab.
Eksponen Angkatan '66 ini masih bersuara lantang. Ketika diberlakukan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), Januari 1983, Ridwan mempertanyakan satu dari tiga unsur Tiga Tuntutan Rakyat (Tritura) -- turunkan harga. "Bagi kesaksian sejarah, adalah jelas tura turunkan harga tidak dapat dipersamakan dengan naiknya harga," katanya. Ridwan kecewa. "Elite Angkatan '66 mencoba berpokrol bambu tentang arti tura turunkan harga, dengan mengaburkan pengertian-pengertian yang asli."
Lahir di Jakarta, bekas Ketua Umum HMI ini berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya dulu pegawai negeri yang hidup pas- pasan. Masa prasekolah dilaluinya di madrasah, yang para ustadnya diberi wewenang menghukum anak didik yang nakal. "Mana ada guru sekarang yang berani memukul muridnya yang nakal?" kata Ridwan.Ia prihatin terhadap kesadaran berorganisasi anak muda sekarang. "Coba, apa sekarang masih ada organisasi yang mengutip uang iuran? Padahal, itu satu di antara bentuk pernyataan rasa tanggung jawab," ujar Ridwan. Kalau hendak melakukan kegiatan, katanya, mereka langsung bicara soal sponsor. "Ini gejala pemanjaan pada generasi muda."
Ridwan sendiri, semasa mahasiswa, pernah dua setengah tahun berhenti kuliah. Hanya memiliki celana dua potong, yang satunya malah sobek. Kini, sebagai anggota DPR, ia hanya memiliki sebuah skuter Bajaj. Namun, ia lebih senang naik bis. Konon, ia hidup hanya dari gajinya.
Ia penggemar seni, terutama sastra dan musik. "Saya senang jazz. Pertunjukan Tjok Sinsu sapai Jack Lesmana selalu saya tonton," ujarnya. Dari Wisnani, istrinya, yang asal Minang, Ridwan kini ayah sejumlah anak. Wisnani dulu juga aktivis HMI, lulusan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam UI.
|