A | B | C | D | E | F | G | H | I | J | K | L | M | N | O | P | R | S | T | U | V | W | Y | Z

COSMAS BATUBARA




Nama :
COSMAS BATUBARA

Lahir :
Purbasaribu, Simalungun, Sumatara Utara, 19 September 1938

Agama :
Katolik

Pendidikan :
-SD
-SLA
-Perguruan Tinggi Publisistik Jakarta (B.A., 1964)
-Fakultas Ilmu Sosial UI, Jakarta (1974)


Karir :
-Guru (1960-1963)
-Ketua Umum PMKRI, Kepala Penerangan Lembaga Pembinaan Kesatuan Bangsa (1963-1967)
-Ketua Presidium KAMI Pusat (1966)
-Anggota DPR-RI (1967-1978)
-Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (1973-1978)
-Menteri Muda Urusan Perumahan Rakyat, kemudian Menteri Negara Perumahan Rakyat (1978-sekarang), Anggota DPP Golkar


Alamat Rumah :
Jalan Slipi, Eks Trans Asia M/I-B, Jakarta Barat

 

COSMAS BATUBARA


Datang ke Jakarta pada usia 16 tahun, yang ingin dilakukan Cosmas sederhana saja: menambah ilmu, dan mencari pengalaman. Yatim sejak usia delapan, ia meninggalkan Purbasaribu, desa kelahirannya di Simelungun, Sumatera Utara, cuma berbekal ijazah sekolah guru (SGB). Cosmas ingin berdikari.

"Almarhum ayah saya cuma mandor pembuat jalan," tuturnya. Tiba di rantau, beruntung ia bisa mengajar di SD Strada, Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat -- sambil melanjutkan studi di SGA. Setelah duduk di Sekolah Tinggi Publisistik, anak ketujuh keluarga sederhana itu aktif di PMKRI. Ia pernah menjadi ketua umum pengurus pusat di organisasi mahasiswa Katolik tersebut. Tetapi, kuliahnya di Publisistik hanya sampai di tingkat yang waktu itu diakui negara: sarjana muda. Ia kemudian menyelesaikan studinya pada Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI.

Namanya mencuat sebagai aktivis mahasiswa ketika pecah G-30- S/PKI, 1965. Melalui organisasi KAMI, yang ia turut mendirikannya, Cosmas aktif menumbangkan Orde Lama. Dalam saat- saat paling mencekam itu, ia tampil mengesankan: tenang, tetapi berani.

Cosmas, yang mengakui nilai pelajaran sekolahnya "sedang- sedang", merampungkan kuliahnya pada 1974. Sejak 1966 ia diangkat menjadi anggota DPR-GR sebagai wakil mahasiswa, dan aktif berkampanye untuk Golkar sejak Pemilu 1971. Duduk selama tujuh tahun sebagai anggota DPR, ia diangkat menjadi Menteri Muda Urusan Perumahan Rakyat dalam Kabinet Pembangunan III. Walaupun mengaku belum tahu apa-apa tentang masalah perumahan, ia menerima jabatan itu dengan rasa percaya diri yang besar. "Kalau kita diberi kepercayaan, pasti orang itu menganggap kita mampu. Mengapa kita tidak mencoba?" ujarnya.Menurut anggota Dewan Pembina Golkar itu, pada Pelita IV akan dibangun 300 ribu unit rumah -- 140 ribu oleh Perum Perumnas dan 160 ribu oleh perusahaan non-Perumnas lewat dukungan kredit BTN dan PT Papan Sejahtera. Perbaikan kampung -- yang dilakukan di 200 kota dalam Pelita III -- diprogramkan ditingkatkan sampai di 400 kota. Pemugaran rumah desa juga digalakkan, dari 4.808 menjadi 10 ribu lokasi.

Kembali duduk dalam Kabinet Pembangunan IV sebagai Menteri Negara Perumahan Rakyat, Cosmas menganggap bahwa pembangunan rumah sederhana sesuai dengan amanat para pendiri republik. "Perumahan memegang peranan penting dalam pembinaan watak dan kepribadian bangsa," ujarnya. Karena itu, pembangunan perumahan, menurut Menteri, akan ditingkatkan terus dari Pelita ke Pelita, sehingga pada tahun 2000 sebagian besar rakyat Indonesia sudah menempati rumah yang layak.

Dalam hubungan ini, Menteri yang ramah dan murah senyum ini sempat mengimbau agar pembangunan perumahan jangan menjadi usaha "tabrak lari". Tertunggaknya pelunasan kredit oleh sejumlah nasabah -- Rp 7 milyar pada 1983 -- sangat disesalkan Cosmas. Ia lalu meminta agar BTN melakukan penagihan dari rumah ke rumah.

Menjelang perayaan 17 Agustus 1984, bekas ketua presidium KAMI itu mengingatkan tiga tantangan serius yang dihadapi bangsa Indonesia: tuntutan keadilan yang semakin meningkat, penyediaan dana pembangunan yang kian membesar, dan ketimpangan antara pertumbuhan angkatan kerja dan kemampuan penyediaan lapangan kerja.

Cosmas berkenalan dengan R.A. Cypriana Hadiwijono pada 1964, ketika keduanya sama aktif di PMKRI. Menikah tiga tahun kemudian, wanita asal Yogyakarta itu kini bermarga Saragih, yang diperoleh setelah diajak pulang kampung. Keempat anaknya menggemari olah raga tenis, seperti kedua orangtua mereka. Di samping itu, Cosmas juga breaker anggota Orari, dengan callsign YB.027ACB: Yankee Bravo Zero Alpha Charlie Bravo.

Copyright PDAT 2004

comments powered by Disqus

 


CONNY RIOWSKINA SEMIAWAN (CONNY STAMBOEL) | COSMAS BATUBARA | CORNELIS J. RANTUNG | CHRISTINE HAKIM (HERLINA CHRISTINE) | CIPUTRA | CHRISTIANTO WIBISONO | CHRISTIAN HADINATA | CHRISMANSYAH RAHADI (CHRISYE) | CHEPOT HANNY WIANO | CHEHAB RUKNI HILMY | CHARLES ONG | CARLOS FILIPE XIMENES BELO | CARLA TEDJASUKMANA | Candra Wijaya | Chairul Tanjung | Chand Parwez Servia | Christine Hakim | Chrys Kelana | Ciputra | Cornelia Agatha


Arsip Apa dan Siapa Tempo ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq