Nama : Rafael Candra Wijaya
Lahir : Cirebon, Jawa Barat, 16 September 1975
Agama : Katolik
Pendidikan : - SD Santa Maria Cirebon
- SMP Santa Maria Cirebon
- SMA Ragunan, Jakarta Selatan
Karir : - Atlet bulutangkis, bergabung dengan Klub Pelita Bakrie (1989-1998), Jaya Raya (1998-sekarang)
Penghargaan : - Juara Dunia 1997
- Juara All England 1999
- Juara Taiwan Open 1997 dan 1999
- Juara Singapura Open 1997 dan 1998
- Juara Japan Open 2000 dan 2001
- Juara Olimpiade 2000
- Juara Indonesia Open 2000 dan 2001
- Penghargaan Edy Choong Players 2000 dari IBF
Keluarga : Ayah : Hendra Wijaya
Ibu : Indranita
Istri : Caroline Indriani
Anak : G. Christopher Wintan Wijaya
Alamat Rumah : Taman Semanan Indah A5/12 Cengkareng, Jakarta Barat
Alamat Kantor : Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur
|
|
Candra Wijaya
Candra Wijaya
Atlet bulutangkis peraih emas Olimpiade Sydney 2000 ini memang tumbuh dalam keluarga penggemar bulutangkis. Ayahnya, Indra Wijaya, mantan atlet olahraga yang sama, pemilik klub Rajawali, tempat Candra pertama kali bermain bulutangkis. Pada usia 12 tahun, ia meninggalkan kota kelahirannya, Cirebon, dan menyusul kakaknya di Jakarta. Di Jakarta, dari semula coba-coba, ia lama-lama makin jatuh cinta pada bulutangkis dan terus berlatih. €œSaya kemudian menikmatinya,€ ujarnya, €œAkhirnya, saya mematok diri saya bahwa saya harus juara.€
Di Jakarta, pertama main di klub Pelita Bakrie, sebelum pindah ke klub Jaya Raya. Berbagai pertandingan ia ikuti dan sederet prestasi ia raih. Prestasi internasional pertama yang ia raih adalah ketika memenangi Kejuaraan Dunia 1997 di Skotlandia, berpasangan dengan Sigit Budiarto. Dari keberhasilan itu, Candra memperoleh beasiswa dari IOC Solidarity (Solidaritas Komite Olimpiade Internasional) berupa bantuan dana latihan selama mempersiapkan diri ke Olimpiade Sydney 2000.
Beasiswa itu pun tak sia-sia. Di Olimpiade 2000 di Sydney, berpasangan dengan Tony Gunawan, ia menyumbangkan medali emas untuk Indonesia. Tak heran, dari Federasi Bulutangkis Dunia (IBF) ia memperoleh penghargaan Eddy Choong Player of The Year 2000. Baginya, menjadi juara bukan untuk mencari popularitas tapi prestasi. €œPopularitas kita dapat sejalan dengan apa yang kita kerjakan,€ katanya.
Semua prestasi itu tidak lepas dari kerja keras, kemauan dan semangat yang besar, serta dukungan keluarga termasuk motivasi dari istri. €œSaya kalau belum memenuhi target akan terus berlatih lebih luar biasa,€ kata Candra. Karena totalitasnya di bulutangkis, ia berhenti sekolah setamat SMA, dan berkonsentrasi penuh di bulutangkis.
Sebelum berkeluarga, waktu Candra dihabiskan di Pelatnas. Tetapi setelah menikah pada 2000 dengan Caroline Indriani, yang juga atlet, ayah seorang anak bernama G. Christopher Wintan Wijaya itu lebih banyak datang ke Pelatnas saat latihan. Selama masih kuat, ia bertekad akan terus bermain bulutangkis. Ia ingin mempertahankan medali emas di Olimpiade 2004.
Sebagai atlet dengan banyak prestasi, Candra berpendapat bahwa penghargaan dari pemerintah masih kurang. €œSeharusnya prestasi dan penghargaan itu harus diperhatikan betul; saya merasakannya belum maksimal,€ cetus juara All England 1999 ini. Selain itu, ia berharap agar atlet tidak dijadikan obyek dan proyek kepentingan pribadi dan segelintir orang.
Waktu luangnya, misalnya libur tiga hari seusai mengikuti kejuaraan, ia habiskan bersama keluarga. Candra suka lukisan, keindahan alam, ikan, dan burung. €œSaya suka ketenangan dan menyendiri untuk merefleksikan diri ke depan dan ini dapat membuat saya mantap,€ tuturnya. Dalam penampilan, ia mencintai kesederhanaan.
|