 Nama : POERNOMOSIDI HADJISAROSA Lahir : Klaten, Jawa Tengah, 7 September 1934 Agama : Islam Pendidikan : - SMA, Solo (1953) - Jurusan Mesin ITB (tingkat persiapan lengkap, 1956) - Fakultaet fuer Bargbau und Huettenwesen der Bergakademie Clautsthal, Jerman Barat (diplom ingenieur -- 1960 - doktor ingenieur -- 1963) Karir : - Pegawai Direktorat Perindustrian Dasar Deperdatam (1963-1965) - Sekretaris Menteri Negara Urusan Konstruksi dan Kepala Staf Proyek Conefo (1965-1966) - Kepala Staf Proyek Jatiluhur (1966-1968) - Ketua Jurusan Metalurgi FT UI (1965-1978) - Pudek III FT UI (1964-1971) - Kepala Staf Pimpro Pembukaan Persawahan Pasang Surut dan Ketua Dewan Riset Departemen PUTL (1968-1973) - Kabiro Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Departemen PUTL (1966- 1973) - Deputi Ketua Bappenas (1967-1973) - Dirjen Binamarga Departemen PU (1973-1978) - Menteri PU (1978-1983) - Dirut PT Panasatek Kegiatan Lain : - Ketua Umum Inkai - Ketua Federasi Karate Asia Oceania (AOAKF) - Wakil Presiden International Amateur of Karatedo Federation (IAKF) Alamat Rumah : Jalan Penjernihan 11, Jakarta Pusat Telp: 582922 Alamat Kantor : PT Panasatek Jalan Sudirman 65-66, Jakarta Pusat Telp: 582733 |
POERNOMOSIDI HADJISAROSA Tidak melupakan bidang konstruksi, kini bekas menteri pekerjaan umum ini banyak bicara mengenai teknologi informasi. "Kita perlu menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya arti dan manfaat informasi pada masyarakat Indonesia," katanya. Ia kini menjabat Direktur Utama PT Panasatek, perusahaan yang memproduksi peralatan komputer mikro. Bekas Kepala Biro Ilmu Pengetahuan dan Teknologi DPUTL ini mengakui, syarat untuk keberhasilan alih teknologi belum terpenuhi di Indonesia. Sebab, "Sikap hidup rasional, yang mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, masih kurang pada masyarakat," katanya. Murah senyum dan dikenal bersahaja, penggemar keroncong ini juga menggeluti dunia karate. Sekalipun bukan karateka, ia dipercaya menjadi Ketua Umum Institut Karate-do Indonesia (Inkai). Dalam skala internasional, ia memangku jabatan Ketua Federasi Karate Asia Oceania (AOAKF), dan Wakil Presiden International Amateur Karate Federation (IAKF).Insinyur dan doktor lulusan Fakultatet fuer Bergbau und Huettenwesen der Bergakademie Clautshal, Jerman Barat, ini mengibaratkan teknologi sebagai bagian dari gunung es. Bagian yang muncul di permukaan itulah yang diperjualbelikan. Sedangkan "Lapisan dalam yang jumlahnya besar dan mendasar masih dikangkangi negara-negara maju," katanya. Sebagai Ketua Yayasan 5K (Kerja Sama Interaktif, Koordinasi, Kendali, Komunikasi, dan Komputerisasi), ia mengimbau perlunya menciptakan kondisi ekonomi informasi. Yaitu kondisi tempat informasi dirasakan bermanfaat, dan untuk memperolehnya diperlukan biaya. "Ekonomi informasi merupakan satu di antara jalan pintas memacu sikap hidup rasional," katanya. Mengaitkan keahliannya dengan bisnis yang ia geluti, ia menangani usaha Konsultan Jasa Komputer untuk Manajemen Proyek dan Konstruksi. Sejumlah instansi pemerintah sudah menggunakan komputer hasil produksi PT Panasatek. Mereka juga memberikan latihan menggunakan komputer dalam menghadapi PON XI di Jakarta, 1985. Ayah dua anak, yang juga guru besar di Universitas Indonesia, ini punya kecenderungan tak ingin dipuji. Ia tidak pernah mengambil gajinya dari UI. Haknya itu ia alihkan kepada orang lain. Dapat berbuat begitu, "Merupakan kenikmatan yang tidak ternilai harganya," katanya. |
Copyright PDAT 2004