A | B | C | D | E | F | G | H | I | J | K | L | M | N | O | P | R | S | T | U | V | W | Y | Z

POPO ISKANDAR




Nama :
POPO ISKANDAR

Lahir :
Garut, Jawa Barat, 17 Desember 1927

Agama :
Islam

Pendidikan :
- Sarjana Muda Matematika ITB
- Sarjana Seni Rupa ITB, 1958
- Belajar melukis pada Angkama, Hendra, dan Barli.


Karir :
- Guru SMP di Bandung, 1950
- Sekolah Guru di Bandung, 1956
- Asisten Dosen ITB, 1957
- Dosen ITB (1957-1961)
- Pembantu Dekan FKSS IKIP Bandung (1970-1973)
- Dekan Seni Rupa LPKJ (1971)
- Lektor Kepala IKIP Bandung (1979 -- sekarang) Kegiatan lain: Kolumnis di harian Pikiran Rakyat, Bandung


Karya :
- Affandi, Suatu Jalan Lain dalam Ekspresionisme, 1978
- Sejarah Senirupa Indonesia Modern (bersama Kusnadi)


Alamat Rumah :
Kompleks IKIP Bandung, Jalan Setiabudi, Bandung

Alamat Kantor :
IKIP Bandung, Jalan Setiabudi, Bandung

 

POPO ISKANDAR


Didampingi istrinya, Djuariah, ayah sebelas anak ini bertolak ke Negeri Belanda, 1985. Ingin mengambil gelar doktor, ia malah diundang menjadi dosen kehormatan di Institut Kesenian Amsterdam, selama setahun. "Ini surprise," ujarnya. "Semula saya mau belajar, ee . malah diminta mengajar." Sebelum berangkat, kakek sejumlah cucu ini belajar jaipong. "Biar nanti tak malu, bila saya harus menari di suatu acara kesenian," katanya.

Ayahnya, Almarhum R.H. Natamihardja, pensiunan mantri bank, mengharapkan Popo menjadi arsitek. Ternyata, ia gagal di jurusan arsitektur, tetapi berhasil meraih gelar sarjana muda matematika. Popo lalu menempuh Jurusan Seni Rupa ITB, 1953. Selesai lima tahun kemudian, ia lalu mengajar di alma maternya.

Selain itu, ia juga dosen seni rupa IKIP Bandung, dan pembantu dekan Fakultas Keguruan Sastra & Seni di institut yang sama. Karier mengajar ia mulai di sebuah SMP di Bandung, 1950. Ia mampu berkarya dan berprestasi sambil mengajar. Departemen P&K menganugerahi Popo Hadiah Seni, 1980, dengan predikat "seniman dan pembina seni kontemporer".Melukis sejak berusia 18 tahun, ia berguru kepada Angkama, Hendra Gunawan, dan Barli Sasmitawinata. Popo juga bergaul rapat dengan Sudjojono dan Agus Djaja.

Paling tidak, sudah 20 kali ia berpameran tunggal. "Pameran bersama tak ingat lagi berapa kali," katanya. Di luar negeri ia antara lain pernah berpameran di Tokyo, Rio de Janeiro, New Delhi, Kuala Lumpur, dan Beijing.

Suatu ketika, Popo berkunjung ke Bateau Lavoir -- bekas studio pelukis Picasso dan Braque, di Paris. "Sangat bersahaja," komentarnya. Di dekat rumahnya, di lingkungan kompleks IKIP Bandung, ia lalu mendirikan studio serupa, 1979. 'Museum Pribadi' ini mirip punya Affandi di Yogya. Bangunannya 150 mu22 di atas tanah seluas 600 mu22. Biayanya Rp 9 juta, "Dikorek dari kocek sendiri," tuturya.

Di samping laut, bambu, buket, perahu, dan ayam jago, Popo lekat dengan tema kucing. "Tabiat kucing variatif," katanya. "Manja, binal, dan buas. Tapi penurut. Karena itu, saya menyukainya."

Popo juga menulis buku, di antaranya Affandi, Suatu Jalan Lain dalam Ekspresionisme, 1978. Selain di harian Pikiran Rakyat, dan Kompas, esei Popo sering muncul di majalah Horison.

Bersama Rusli dan Mochtar Lubis, Popo berpameran, di Balai Budaya, Jakarta, 1985. "Ia masih memiliki 'greget' melukis," komentar seorang pengamat.

Copyright PDAT 2004

comments powered by Disqus

 


PADMO WAHJONO | PAIRAN MANURUNG | PAK KASUR (SOERJONO) | PANDJI Wisaksana | PERMADI | PERRY G. PANTOUW | PETER DOMINGGUS LATUIHAMALLO | PETER FRITZ SAERANG | PETER SIE | PETER SUMARSONO | PETRUS OCTAVIANUS | PETRUS SETIJADI LAKSONO | PHILIPPUS HENDRA HERKATA | PIET ZOETMULDER S.J. | POERNOMOSIDI HADJISAROSA | PONIMAN | PONTJO NUGRO SUSILO SUTOWO | POPO ISKANDAR | POPPY SUSANTI DHARSONO | PRAHASTOETI Adhitama | PRAMUDYA Ananta Toer | PRIGUNA SIDHARTA | Permadi | Prima Rusdi | Putu Wijaya


Arsip Apa dan Siapa Tempo ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq