
Nama : PONTJO NUGRO SUSILO SUTOWO
Lahir : Palembang, 17 Agustus 1950
Agama : Islam
Pendidikan : - SD, Jakarta (1963)
- SMP, Jakarta (1966)
- SMA, Jakarta (1968)
- Jurusan Mesin ITB
Karir : - Direktur Utama PT Adiguna Shipyard Jakarta (1970 -- sekarang)
- Direktur PT Nugra Santana (1980 -- sekarang)
- Dirut PT Handara Graha
- Dirut PT Indobuildco
Kegiatan Lain : - Ketua Umum Hipmi (1979-1983)
- Ketua Umum Nugra Santana Tennis Club
- Ketua Komite Pembinaan Yunior PB Pelti
- Wakil Ketua II Pusat Informasi Bisnis Indonesia (PIBI) (1984 -- sekarang)
Alamat Rumah : Jalan Kamboja 1, Jakarta Pusat Telp: 343774
Alamat Kantor : Jalan S. Parman, Kapling 75, Jakarta Pusat Telp: 542079
|
|
PONTJO NUGRO SUSILO SUTOWO
Ia pernah terdampar di sebuah karang, dekat Pulau Seribu, Teluk Jakarta. Ketika itu ia dan adiknya, Adiguna, sedang tamasya. Tiba-tiba kapal pesiarnya bocor. Hampir semalaman di karang itu, ia tidak bisa berbuat apa-apa. Tiba-tiba terpikir olehnya: "Indonesia ini kaya dengan laut. Kebutuhan kapal banyak. Tetapi mengapa yang membuat kapal sedikit?"
Dalam usia yang baru 20 tahun, ia mendirikan PT Adiguna Shipyard, yang bergerak dalam bidang pembuatan kapal. Mula-mula membuat tongkang kecil, lambat laun berkembang memproduksi kapal ukuran sedang. Sejak 1972 PT Adiguna Shipyard telah menghasilkan 500 kapal dengan bobot mati terbesar 3.500 DWT. Galangan kapalnya sudah bertambah menjadi empat.
Menurut Pontjo Nugro Susilo -- yang lebih dikenal sebagai Pontjo Sutowo -- perjuangan bangsa saat ini bukan lagi perjuangan fisik, tetapi perjuangan ekonomi. Itu sebabnya ia terjun ke dunia bisnis. "Menjadi pengusaha sama hormatnya dengan menjadi jenderal atau pegawai negeri," katanya.
Pontjo Sutowo yang sempat kuliah di ITB Jurusan Mesin ini dilahirkan di Palembang. Ia anak keempat dari enam bersaudara. Ayahnya, Ibnu Sutowo, bekas Dirut Pertamina.
Sebagai pengusaha besar, ia tidak terpaku pada satu jenis bidang usaha. Ia bergerak di bidang kontraktor, bangunan penyewaan gedung, bengkel dan dealer kendaraan bermotor, asuransi, perbankan, peternakan sapi, kuda, dan mutiara. Tidak selalu berjalan mulus, "Usaha konstruksi kami pernah menderita rugi di Arab Saudi," katanya.
Bekas Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) ini mengharapkan pembesituaan kapal-kapal yang tidak memenuhi syarat akan disusul dengan peremajaan. Namun, ia mengakui investasi dan pengembangan industri perkapalan sangat lamban. Pengusaha kekurangan modal dan sulit mendapatkan pinjaman. Tahun 1983 investasi pemerintah pada industri perkapalan hanya sekitar 1 milyar dolar AS, "tetapi investasi di bidang produksi, seperti semen dan pupuk, bisa mencapai 25 milyar dolar," katanya.
Bekerja sama dengan Kadin, ia membentuk Pusat Informasi Bisnis Indonesia (PIBI) dengan modal Rp 1 milyar. Tujuannya, "Memberi informasi yang akurat dan mutakhir pada pengusaha- pengusaha Indonesia," katanya.
Menikah dengan Wenny, ia dikaruniai empat anak. Pemilik hotel Hilton ini termasuk penggemar banyak olah raga, seperti golf, balap mobil, berenang, bulu tangkis, dan tenis. Ia Ketua Umum Nugra Santana Tennis Club, klub tenis yang ia dirikan.
|