Nama : SALAMUN ALFIAN TJAKRADIWIRJA
Lahir : Cirebon, Jawa Barat, 2 Agustus 1927
Agama : Islam
Pendidikan : - HIS, Cirebon (1940)
- SMP, Cirebon (1946)
- SMA, Cirebon/Bandung (1949)
- Fakultas Ekonomi UI (sampai tingkat III, 1952)
- Ryksbelasting Academie, Rotterdam, Negeri Belanda (1955)
Karir : - Guru di SMA Muhammadiyah & SMA IPPI, Jakarta (1949- 1952)
- Jawatan Bea Cukai Departemen Keuangan (1955-1957)
- Karyawan Direktorat Jenderal Iuran Negara (1957-1963)
- Kepala Biro Urusan Pendapatan Negara, Departemen Urusan Pendapatan, Pembiayaan dan Pengawasan (1963-1966)
- Direktur Jenderal Keuangan/Moneter Departemen Keuangan RI (1966-1973)
- Sekjen Departemen Keuangan RI (1973-1981)
- Dirjen Pajak Departemen Keuangan (1981 -- sekarang)
Alamat Rumah : Jalan Prapanca IV No. 57, Jakarta Selatan Telp: 770389
Alamat Kantor : Direktorat Jenderal Pajak Departemen Keuangan Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan Telp: 582063
511609
|
|
SALAMUN ALFIAN TJAKRADIWIRJA
Nama Salamun A.T. tiba-tiba melejit di awal tahun 1985. Kebijaksanaan Direktorat Jenderal Pajak yang dipimpinnya, untuk mengadakan pemutihan pajak, menjadi perhatian seluruh masyarakat Indonesia. Efektifkah langkah itu? "Sangat efektif," katanya tegas. Lalu diungkapkannya bahwa jumlah wajib pajak (WP) meningkat dari sekitar 600 ribu menjadi satu juta lebih. "Walau dari segi keadilan, saya merasakan bahwa dengan pemutihan itu mereka yang selama ini setia dan jujur membayar pajak dirugikan," ujarnya lirih.
Sebelum kebijaksanaan pemutihan pajak itu, Indonesia menduduki urutan paling bawah dalam hal WP bila dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara. Dengan jumlah penduduk 150 juta jiwa lebih, jumlah WP hanya satu juta.
Pria kelahiran Cirebon ini adalah anak kedua dari empat bersaudara. Sejak umur tujuh tahun telah ditinggal mati ayahnya. Ibunya membesarkan Salamun dan saudaranya dengan sehektar sawah peninggalan ayahnya. "Saya terpaksa membantu Ibu berjualan kerupuk dan terasi," kata Salamun mengenang. Kemudian ia pun dititipkan pada bibinya. Nama Salamun A.T. sering diartikan rekan-rekannya sebagai; Salamun Anak Tjirebon.Ketika bersekolah sempat mengikuti Tentara Pelajar. Tahun 1947 ia hijrah ke Yogyakarta dan mengikuti latihan dan pendidikan siasat, perang gerilya. Tamat SMA 1949, ia lalu ke Jakarta, masuk Fakultas Ekonomi UI. Untuk biaya kuliah, "Saya mengajar sejarah di SMA." Ia mengajar di SMA Muhammadiyah dan di SMA Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia.
Ketika ia duduk di tingkat III, Departemen Keuangan memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk dididik di luar negeri. Ia tertarik, mengikuti tes dan berhasil terpilih sebagai calon siswa untuk pendidikan Public Finance (Keuangan Negara). Bersama mereka yang terpilih, Salamun dididik di Rykbelasting Academie, Rotterdam, Belanda.
Salamun tidak senang dengan pengelompokan alumni. Di Ditjen Pajak ia tidak membedakan apakah orang tersebut dari UGM, UI, Unpad, dan lain sebagainya. "Jika orang tersebut bersalah, saya tindak. Kalau berjasa, saya beri penghargaan," katanya. Pengelompokan alumni bagi Salamun akan menimbulkan solidaritas yang keliru.
Bersama istrinya, T. Gartiwi sekali dalam sepekan bermain golf di Pondok Indah. Ayah empat anak ini juga memiliki kebun buah-buahan di daerah Cibogo, Cipayung. "Saya suka menanam tanaman yang produktif. Mangga dan jeruk misalnya," ujar Salamun.
|