A | B | C | D | E | F | G | H | I | J | K | L | M | N | O | P | R | S | T | U | V | W | Y | Z

TADJUL ARIFIN




Nama :
TADJUL ARIFIN

Lahir :
Tasikmalaya, Jawa Barat, 15 Januari 1915

Agama :
Islam

Pendidikan :
-SD di Desa Warung Doyong
-Pondok Pesantren Suryalaya


Karir :
Pimpinan Pondok Pesantren Suryalaya (1956 -- sekarang)

Alamat Rumah :
Jalan Pondok Pesantren Suryalaya, Desa Pagerageung, Panumbangan, Tasikmalaya, Jawa Barat

 

TADJUL ARIFIN


Gemericik air di sungai dan kolam pemeliharaan ikan, sepanjang hari dan malam, mengisyaratkan kelengangan. Ini bagian dari suasana Pesantren Suryalaya -- surya artinya cahaya, laya sama dengan tempat -- yang terhampar di lembah antara Gunung Cakrabuana dan Gunung Sawal, di hulu Sungai Citandui, Jawa Barat. Di sini suasana teduh dan khusyuk.

Didirikan oleh Almarhum Syeh Haji Abdullah Mubarok bin Noor Muhammad, yang terkenal sebagai Abah Sepuh, pada hari Kamis 7 Rajab 1323 Hijriah, atau 5 September 1905, pesantren ini merupakan pusat ajaran Tarekat Qadiriyyah Naqsabandiyah. Penganutnya sekitar dua juta, tersebar di pelbagai kota di Indonesia, bahkan sampai ke Muangthai dan Singapura.

Suryalaya juga sukses mengolah tanah pertaniannya. Di sini ada pusat pembibitan cengkih dan teh. Lebih dari itu, lembaga ini melahirkan lembaga baru berupa Pondok Remaja Inabah (Putra dan Putri) -- masing-masing berjarak belasan kilometer dari Suryalaya -- yaitu tempat penyembuhan para remaja yang mentalnya tercabik-cabik, terutama akibat narkotik. Di Bandung ada pula cabang tempat pembinaan ini. Juga di Ciputat, Jakarta.Pondok Inabah secara resmi didirikan 1980, meskipun Suryalaya telah menerima korban narkotik sejak 1972. Sudah seribu lebih pasien yang berhasil sembuh, dan kembali ke masyarakat. "Memang, bakti saya itu belum maksimal, tapi saya cukup senang," kata Abah Anom, pemimpin Suryalaya sejak pertengahan 1950-an. "Karena saya bisa membantu pemerintah menanggulangi korban narkotik."

Abah Anom nama aslinya H.A. Shohibulwafa Tadjul Arifin. Pria yang tidak makan daging, dan selalu minum air putih, ini adalah anak kelima (dari delapan bersaudara) Abah Sepuh (meninggal 25 Januari 1956). Ia memang disiapkan ayahnya untuk meneruskan kepemimpinan di Suryalaya. Setelah dua tahun bersekolah di SD, ia meneruskan pendidikan di pesantren orangtuanya. Kemudian belajar pada beberapa guru tarekat, antara lain Kiai Gentur di Cianjur, Kiai Djunaidi di Panjalu, Ciamis, dan Syekh Ramli di Mekkah.

Pada awal masa kepemimpinannya, gerakan DI masih mengganas di Pasundan. Sebuah lembah di kaki Gunung Cakrabuana menjadi basis terakhir gerombolan tersebut. "Pernah suatu ketika," tutur Abah Anom, "jemaah yang tengah bersembahyang di surau mendapat serangan tembakan dari mereka." Lantaran peristiwa itu, ia bersama para kiai dan warga desa mengadakan operasi pagar betis. Dan usaha ini membantu tentara menyergap Kartosuwiryo.

Pada masa perjuangan Kemerdekaan, Pesantren Suryalaya pernah menjadi tempat persembunyian para pejuang. Antara lain, A.H. Nasution, Solihin G.P., dan Umar Wirahadikusumah.

Abah Anom, dengan tinggi badan 169 cm, menikah dua kali. Pertama dengan H. Siti Ru'yanah (sudah wafat), kemudian dengan Nia. Kini, tokoh yang murah senyum ini ayah 14 anak.

Copyright PDAT 2004

comments powered by Disqus

 


TRY SUTRISNO | TINO SIDIN | TADJUL ARIFIN | TAHI BONAR SIMATUPANG | TAHIR DJIDE | TANRI ABENG | TAPI OMAS IHROMI | TAUFIK ABDULLAH | TAUFIQ ISMAIL | TAUFIQ RUSJDI TJOKROAMINOTO | TEGUH | TEGUH KARYA | TEUKU JACOB | TEUKU MOHAMMAD RADHIE | THE NING KING | THEE KIAN WIE | Tamrin Amal Tomagola | Tantowi Yahya | Taufiq Ismail | Teten Masduki | Teuku Jacob | Theo F. Toemion | Todung Mulya Lubis | Toeti Heraty Noerhadi Roosseno | Tomy Winata | Tracy Trinita | Trimedya Panjaitan


Arsip Apa dan Siapa Tempo ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq